Bandung Arry Sanjoyo dkk MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang MATEMATIKA BISNIS DAN MANAJEMEN Untuk SMK JILID 1 Penulis : Bandung Arry Sanjoyo Sri Suprapti Nur Asyiah Dian Winda S Editor : Erna Apriliani Ukuran Buku : SAN m 17,6 x 25 cm SANJOYO, Bandung Arry Matematika Bisnis dan Manajemen untuk SMK Jilid 1 /oleh Bandung Arry Sanjoyo, Sri Suprapti, Nur Asyiah, Dian Winda S ---Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xii, 218 hlm ISBN : 978-602-8320-73-3 ISBN : 978-602-8320-74-0 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK iv KATA PENGANTAR Matematika merupakan suatu alat untuk berkomunikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan matematika kita dapat mengungkapkan gejala – gejala alam, sosial, dan teknik dengan suatu ungkapan rumusan matematika yang tidak memuat makna ganda. Bahkan dengan berbantuan matematika kita dapat menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, manajemen, dan teknik dengan penyelesaian yang akurat dan optimal. Fakta menunjukkan bahwa beberapa pemenang nobel untuk bidang ekonomi atau teknik berasal dari matematikawan. Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai matematika dari usia sekolah dasar maupun lanjut merupakan suatu kebutuhan. Buku ini disusun dengan memperhatikan konsep berfikir matematis dan selalu mengaitkannya dalam kehidupan seharihari, khususnya pada permasalahan ekonomi, bisnis, dan manajemen. Pada setiap konsep kecil yang dituangkan dalam suatu sub bab selalu dikaitkan dengan permasalahan sehari – hari. Juga pada setiap bab diawali dengan kalimat motivasi, pembuka dan perangsang bagi pembaca untuk mengerti dari awal, kira-kira akan dipakai seperti apa dan dimana. Belajar matematika tidak cukup hanya dengan mengerti konsep saja. Harus disertai dengan banyak latihan olah pikir serupa dengan contoh – contoh yang diberikan. Untuk itu, pada setiap akhir sub bab diberikan banyak soal – soal sebagai latihan dalam v menguasai konsep dan miningkatkan ketrampilan olah pikir dan penyelesaian permasalahan. Susunan materi di buku ini berpedoman pada silabus dan GBPP yang telah disusun oleh Depdiknas untuk matematika tingkat SMK bidang Bisnis dan Perkantoran. Sehingga rujukan yang dipakai banyak menggunakan buku matematika untuk SMK dan SMA/MA. Namun demikian juga memperhatikan beberapa buku matematika untuk perguruan tinggi maupun buku aplikasi matematika. Dengan harapan bahwa konsep dan aplikasi matematika tidak terabaikan, juga tingkatan penyampaian materi sangat memperhatikan usia sekolah SMK. Banyak kata motivasi dan kalimat definitif diambil dari buku rujukan yang dipakai. Untuk suatu topik gagasan, sering diambil dari gabungan beberapa buku yang kemudian diungkapkan kedalam suatu kalimat yang sekiranya akan mudah dimengerti oleh siswa SMK. Penulis sangat menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan oleh penulis. Penulis. vi DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN iii KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii JILID 1 1. SISTEM BILANGAN REAL 1 1.1. BILANGAN REAL DAN OPERATOR PADA REAL 2 1.1.1. Bilangan Real 2 1.1.2. Operasi Pada Bilangan Real 14 1.2. Perbandingan, Skala dan Persen 22 1.2.1. Perbandingan 22 1.2.2. Skala 26 1.2.3. Persen 27 1.3. Operasi Pada Bilangan Berpangkat Bulat 31 1.3.1. Pangkat Bilangan Positif 31 1.3.2. Pangkat Bilangan Negatif 34 1.3.3. Penerapan Operasional Bilangan Berpangkat 39 1.4. Bilangan Dalam Bentuk Akar (Irrasional) 47 1.4.0. Operasi Aljabar Pada Bilangan Berbentuk Akar 49 1.4.0. Merasionalkan Penyebut 51 1.4. Bilangan Berpangkat Rasional 56 1.4. Logaritma 63 1.6.0. Pengertian Logaritma 63 1.6.0. Menghitung Logaritma 65 1.6.0. Sifat-Sifat Logaritma 73 1.6.0. vii 2. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 83 2.1. Persamaan Linear 84 2.2. Persamaan Kuadrat 96 2.2.1. Menyelesaikan Persamaan Kuadrat 99 2.2.2. Mencari Hubungan Akar-akar Persamaan Kuadrat 114 2.2.3. Hubungan Antara Akar-akar Persamaan Kuadrat Lainnya 121 2.2.4. Menerapkan Persamaan Kuadrat 128 2.3. Sistem Persamaan Linear 139 2.3.1. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Peubah 141 2.3.2. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Peubah 149 2.1. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat Dua Peubah 154 2.2. Pertidaksamaan 158 2.5.9. Pertidaksamaan Linear Satu Peubah 161 2.5.10. Pertidaksamaan Kuadrat 164 2.5.11. Pertidaksamaan Pecah Rasional 167 2.5.12. Menerapkan Pertidaksamaan Kuadrat 170 3. FUNGSI 177 2.1. Fungsi dan Relasi 178 2.6.3. Jenis-jenis Fungsi 183 2.2. Fungsi Linear 187 2.7.1. Menggambar Grafik Fungsi Linear 188 2.7.2. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik Dengan Gradien Diketahui 191 2.7.3. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua Titik 192 2.7.4. Kedudukan Dua Buah Garis Lurus 193 2.7.5. Invers Fungsi Linear 194 2.1. Fungsi Kuadrat 198 2.8.1. Bentuk Umum Parabola 201 viii 2.8.2. Menentukan Puncak Persamaan Sumbu Simetri Dan Koordinat Fokus Suatu Parabola 203 2.3. Aplikasi Untuk Ekonomi 212 JILID 2 4. PROGRAM LINEAR 218 3.1. Keramik 219 3.1.1. Pertidaksamaan Linear Dan Daerah Penyelesaiannya 219 3.1.2. Sistem Pertidaksamaan Linear dan Daerah Penyelesaiannya 228 3.1. Nilai Optimum Dari Daerah Penyelesaian Sistem Pertidaksamaan Linear 248 3.2. Penyelesaian Program Linear Dengan Menggunakan Garis Selidik 263 5. LOGIKA MATEMATIKA 272 4.1. Pernyataan dan Kalimat Terbuka 274 4.1.1. Proposisi 274 4.1.2. Kalimat Terbuka 276 4.2. Penghubung Atau Konektif (Connective) 279 4.2.1. Negasi 279 4.2.2. Konjungsi 280 4.2.3. Disjungsi 282 4.2.4. Implikasi (Proposisi Bersyarat) 284 4.2.5. Bimplikasi 287 4.2.6. Tabel Kebenaran 292 4.3. Kuantor Universal Dan Kuantor Eksistensial 296 4.3.1. Negasi Dari Pesyaratan Berkuantor 296 4.3.2. Hubungan Invers, Konvers, dan Kontraposisi 299 4.3.3. Dua Buah Pernyataan Majemuk Yang Ekuivalen 301 4.4. Silogisme, Modus, Ponens, dan Modus Tollens 306 4.4.1. Silogisme 307 ix 4.4.2. Modus Ponens 309 4.4.3. Modus Tollens 311 6. FUNGSI 316 6.1. Fungsi dan Relasi 317 6.1.1. Jenis-Jenis Fungsi 322 6.2. Fungsi Liner 327 6.2.6. Menggambar Grafik Fungsi Liner 328 6.2.7. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik Dengan Gradien Diketahui 331 6.2.8. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua Titik 332 6.3. Fungsi Kuadrat 339 6.3.1. Bentuk Umum Parabola 341 6.3.2. Menentukan Puncak, Persamaan Sumbu Simetri dan Koordinat Fokus Suatu Parabola 343 6.4. Aplikasi Untuk Ekonomi 354 7. BARISAN DAN DERET 361 7.1. Barisan dan Deret Bilangan 361 7.1.1. Notasi Sigma 362 7.2. Barisan dan Deret Aritmatika 377 7.3. Barisan dan Deret Geometri 386 JILID 3 8. GEOMETRI BIDANG x 397 8.1. Sudut 397 8.2. Keliling Bidang Datar 402 8.3. Luas 407 8.4. Luas Bidang Datar Dibawah Garis Lengkung 414 8.5. Transformasi Geometri 420 8.6. Komposisi Transformasi 436 9. Peluang 447 9.1. Pengertian Dasar 447 9.2. Kaidah Pencacahan 450 10. STATISTIKA 477 10.1. Pengertian Dasar 477 10.2. Penyajian Data 481 10.3. Ukuran Statistik Bagi Data 498 11. MATEMATIKA KEUANGAN 11.1. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk 519 11.2. Diskonto 527 11.3. Bunga Majemuk 528 11.4. Nilai Tunai, Nilai Akhir, dan Hari Valuta 530 11.5. Rente (Rentetan Modal) 534 11.6. Anuitas 543 11.7. Metode Saldo Menurun 552 xi xii Bab 1 SISTEM BILANGAN REAL B pada ilangan real mempunyai banyak pemakaian, misal setengah keuntungan usaha Anton tahun 2007 digunakan untuk menambah modal usaha. Jika keuntungan usaha Anton pada tahun 2007 adalah Rp 100.000.000, maka modal usaha Anton tahun 2007 bertambah sebesar . Penambahan modal usaha Anton tersebut, juga dapat dinyatakan dalam bentuk persen (%), yaitu 50% dari keuntungan pada tahun 2007. Besarnya kerugian suatu usaha juga dapat dinyatakan dengan menggunakan bilangan real negatif. Pada bab ini akan dipelajari tentang bilangan real dan operasi yang dapat dilakukan pada bilangan real. Operasi-operasi yang berlaku pada bilangan real tersebut meliputi: operasi pada bilangan bulat dan pecahan, operasi pada bilangan berpangkat, menerapkan operasi pada bilangan irrasional (bentuk akar), operasi pada logaritma. Selain itu, juga dibahas konversi bilanganbilangan bulat dan bilangan pecahan ke atau dari bentuk persen, pecahan desimal, pecahan campuran. Pada bab ini juga dibahas masalah perbandingan, skala, dan persen. 1 2 1.1 BILANGAN REAL DAN OPERASI PADA REAL 1.1.1 BILANGAN REAL Sistem bilangan merupakan dasar matematika. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengenal berbagai jenis bilangan dan perbedaan di antara bilangan-bilangan tersebut. Dalam sub-bab ini akan dikenalkan mengenai dasar dan istilah yang berkaitan dengan bilangan asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, dan real. Bilangan Asli Dalam keseharian, biasanya orang membilang mulai dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. Bilangan – bilangan ini dinamakan bilangan asli. Himpunan bilangan asli (natural) biasa dilambangkan dengan N, adalah suatu himpunan yang anggotanya bilangan asli, seperti dituliskan berikut ini. N = {1, 2, 3, 4, 5, ... } Bilangan Cacah Jika bilangan 0 dimasukkan dalam himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut dinamakan himpunan bilangan cacah, dan dilambangkan dengan H, yaitu: H = {0, 1, 2, 3, 4, 5, ... } Setiap bilangan asli juga merupakan bilangan cacah, akan tetapi bukan sebaliknya. CONTOH 1.1.1 • Bilangan 7 adalah bilangan asli dan 7 juga merupakan bilangan cacah. • Bilangan 4 adalah bilangan asli dan 4 juga merupakan bilangan cacah. 3 • Bilangan 0 merupakan bilangan cacah akan tetapi 0 bukan merupakan bilangan asli. Bilangan Bulat Bilangan asli 7 dapat juga dituliskan dengan memberikan tanda + didepannya menjadi +7. Jadi bilangan 7 dan +7 adalah sama. Namun demikian, tanda + tidak biasa dituliskan. Dalam perhitungan banyaknya suatu objek, sering dijumpai adanya kekurangan objek. Misal jumlah apel dalam suatu kardus seharusnya 100 buah apel, ternyata setelah dilakukan penghitungan banyaknya apel ada 97 buah. Jadi ada kekurangan buah apel sebanyak 3 buah. Untuk menyatakan kekurangan 3 buah apel ini dapat dituliskan dengan symbol -3 buah apel. Selanjutnya didefiniskan suatu bilangan negatif –n dengan n adalah bilangan asli. Himpunan bilangan yang dinotasikan dengan lambang Z dan mempunyai anggota seperti berikut ini dinamakan himpunan bilangan bulat (integer). Z = {... ,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ... } Setiap bilangan cacah juga merupakan bilangan bulat, akan tetapi bukan sebaliknya. Himpunan bilangan asli merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan cacah, begitu juga himpunan bilangan cacah merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan bulat. CONTOH 1.1.2 • Bilangan 7 adalah bilangan cacah dan 7 juga merupakan bilangan bulat. • Bilangan 0 adalah bilangan cacah dan 0 juga merupakan bilangan bulat. • Bilangan -7 merupakan bilangan bulat akan tetapi -7 bukan merupakan bilangan cacah. 4 Jadi bilangan bulat terdiri dari: 9 Bilangan bulat positif, yaitu: 1, 2, 3, ... 9 Bilangan bulat 0 (nol), dan 9 Bilangan bulat negatif, yaitu: -1, -2, -3, ... Bilangan Rasional Himpunan bilangan rasional, dinotasikan dengan lambang Q. Bilangan rasional berbentuk pembagian bilangan bulat dengan p disebut penyebut pembilang (numerator) dan q0 disebut (denominator). Karena itu, himpunan bilangan rasional dapat dituliskan sebagai berikut. CONTOH 1.1.3 Berikut ini merupakan contoh-contoh bilangan rasional: • adalah bilangan rasional yang berbentuk dengan a < b. Bentuk bilangan rasional seperti ini disebut pecahan murni. • adalah bilangan rasional yang berbentuk dengan a > b. Bentuk bilangan rasional seperti ini disebut pecahan tak murni. Perhatikan bahwa setiap bilangan bulat juga merupakan bilangan rasional karena setiap bilangan bulat p dapat ditulis sebagai pembagian . Bilangan rasional mempunyai tak berhingga banyak bentuk representasi bilangan. Seperti bilangan rasional 1 dapat dituliskan 5 dengan , atau , atau , atau yang lainnya. bilangan rasional dituliskan dengan , atau , atau dapat , atau yang lainnya. Sifat bilangan rasional: Nilai dari suatu bilangan rasional tidak berubah, jika pembilang p dan penyebut q keduanya dikalikan atau dibagai dengan bilangan bulat selain 0. Bentuk Desimal Bilangan rasional dapat dituliskan dalam bentuk desimal . Untuk i = 1, 2, 3, …, n+m, di merupakan angka / digit desimal 0, 1, 2, …, atau 9. Nilai dari bilangan bentuk desimal adalah d1(10n)+d2(10n-1)+…+dn(100)+dn+1(10-1)+dn+2(10-2)+…dn+m(10m) dengan : • , , • , • Sedangkan , dan seterusnya. , , dan seterusnya didefinisikan dengan . Sebagai gambaran bilangan 235,47 mempunyai nilai 6 CONTOH 1.1.4 Berikut ini merupakan contoh-contoh bentuk desimal dari bilangan rasional: • , nilai 0,5 didapat dari membagi bilangan 1 dengan bilangan 2. • , nilai 0,25 didapat dari membagi bilangan 1 dengan bilangan 4. • , nilai 7,5 didapat dari membagi bilangan 15 dengan bilangan 2. • , tanda … menyatakan angka perulangan 3 diulang terus sampai dengan tak berhingga banyak. Bentuk 0,33333… ini sering disingkat dengan • . , tanda … menyatakan angka perulangan 25 diulang terus sampai dengan tak berhingga banyak. Bentuk 0,252525… ini sering disingkat dengan . Dengan memperhatikan contoh di atas, dapat dikatakan bahwa: 1. Ada bilangan rasional yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal terbatas, seperti bilangan 0,5 ; 0,25 ; 0,125 dan lainnya. 2. Ada bilangan rasional yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal tak terbatas, seperti: a. Bilangan 0,3333… angka 3 dibelakang tanda koma berulang tak terbatas. b. Bilangan 0,125125125125… angka 125 dibelakang tanda koma berulang tak terbatas. 7 CONTOH 1.1.5 Nyatakan bilangan rasional desimal berikut ini ke dalam bentuk pembagian dua bilangan bulat . a. 2,3 b. 23,45 Penyelesaian: a. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x. Jadi x = 2,3 Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 10. Kita ambil pengali 10 karena angka dibelakang tanda koma terbatas satu angka. Lanjutkan dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini. 10 x = 23, atau x= b. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x. Jadi x = 23,45 Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 100. Kita ambil pengali 100 karena angka dibelakang tanda koma terbatas dua angka. Lanjutkan dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini. 100 x = 2345, atau x= CONTOH 1.1.6 Nyatakan bilangan rasional desimal berikut ini ke dalam bentuk pembagian dua bilangan bulat . a. 1,33333… b. 0,123123123… 8 Penyelesaian: a. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x. Jadi x = 1,33333… Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 10, kita ambil pengali 10 karena angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan hanya satu angka yang berulang, yaitu 3. Lanjutkan dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini. 10 x = 13,33333… 10 x = 12 + 1,33333… 10 x = 12 + x 9 x = 12 x= b. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x. Jadi x = 0,123123123… Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 1000, kita ambil pengali 1000 karena angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan hanya tiga angka yang berulang, yaitu 123. Lanjutkan dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini. 1000 x = 123,123123123… 1000 x = 123 + 0,123123123… 1000 x = 123 + x 999 x = 123 x= Langkah-langkah berikut merubah bilangan rasional berbentuk desimal menjadi bilangan rasional berbentuk 1. Lakukan x= pemisalan bilangan . rasional yang dicari . adalah 9 2. Jika m berhingga / terbatas, maka kalikan kedua ruas persamaan pada langkah 1 dengan bilangan . Jika m tak berhingga / tak terbatas, maka kalikan kedua ruas persamaan pada langkah 1 dengan bilangan , dengan r adalah banyaknya digit yang berulang pada deretan digit dn+1dn+2…dn+m. 3. Lakukan operasi aljabar untuk membawa x kedalam bentuk dengan p dan q0 bilangan bulat. Bilangan desimal yang mempunyai angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan tak berulang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pembagian bilangan bulat . Seperti bilangan desimal x=3,010010001000010000010000001… tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pembagian bilangan bulat. Oleh karena itu bilangan x tersebut bukan bilangan rasional, atau x merupakan bilangan irrasional. Bilangan Irrasional Bilangan irrasional atau bilangan bukan rasional yaitu bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian bilangan bulat. CONTOH 1.1.7 Bilangan adalah bilangan irrasional. Ini dapat dibuktikan secara analitis, namun tidak ditunjukkan disini. Akan tetapi, akan ditampilkan dalam bentuk desimal yang diambil dengan menggunakan perangkat lunak Maple. Amatilah bahwa angka-angka dibelakang tanda koma pada bilangan tidak ada yang berulang. 10 • , nilai desimal yang dipotong sampai dengan 30 angka dibelakang tanda koma. • , desimal nilai yang dipotong sampai dengan 80 angka dibelakang tanda koma. Simbul adalah simbul “hampir sama dengan”. CONTOH 1.1.8 Amatilah bahwa angka-angka dibelakang tanda koma pada bilangan yang diambil dengan menggunakan perangkat lunak Maple, tidak ada sederetan angka yang berulang. • , nilai desimal yang dipotong sampai dengan 20 angka dibelakang tanda koma. • , nilai desimal yang dipotong sampai dengan 80 angka dibelakang tanda koma. Bilangan Real Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional membentuk suatu himpunan bilangan yang disebut himpunan bilangan real dan dinotasikan dengan R. Bilangan real dapat dikaitkan dengan titik pada sebuah garis. Garis ini mempunyai arah ke kanan dan ke kiri. Dipilih sebuah titik acuan 0 pada garis tersebut, yang disebut titik awal. Titik acuan awal ini yang berkaitan dengan bilangan real 0. Dari titik acuan 0, garis arah ke kanan sebagai arah positif dan titik pada garis arah positif ini menyatakan sebuah bilangan real positif. Dari titik acuan 0 ke arah kiri sebagai arah negatif 11 dan titik pada garis arah negatif ini menyatakan sebuah bilangan real negatif. Lihat Gambar 1.1.1 dibawah ini. 2 Gambar 1.1.1. Garis Bilangan Real 1 Dengan sembarang satuan pengukuran, setiap bilangan real positif x Dengan sembarang satuan pengukuran, setiap bilangan real positif x dinyatakan dengan suatu titik yang berjarak x satuan ke arah kanan dari titik awal, dan setiap bilangan real negatif –x dinyatakan dengan titik yang berjarak x satuan ke arah kiri dari titik awal. CONTOH 1.1.9 Perhatikan Gambar 1.1.2, pada garis bilangan real diberi tanda tempat titik-titik dengan koordinat . Tempat dari dan ʌ merupakan hampiran yang diperoleh dari hampiran desimalnya yaitu dan . Gambar 1.1.2 Posisi beberapa bilangan real pada garis bilangan 1 Pada tahun 1637 Ren´e Descartes1 menerbitkan suatu karya filsafat yang berjudul Discourse on the Method of Rightly Conducting the Reason. Dalam lampiran tersebut Ren´e Descartes menghubungkan aljabar dengan geometri, yang merupakan kreasi baru dan disebut geometri analitik; suatu cara untuk menjelaskan rumus aljabar dengan kurva geometrik dan sebaliknya, kurva geometrik dengan rumus aljabar. Dalam geometri analitik, bilangan real dinyatakan dengan titik pada sebuah garis. 12 Berdasarkan cara di atas, bilangan-bilangan real dan titik-titik pada garis koordinat adalah berhubungan. Setiap bilangan real akan dikawankan dengan satu titik tunggal dan setiap titik akan dikawankan dengan satu bilangan real. Oleh karena itu, bilangan real dan titik-titik pada garis koordinat berkorespondensi satu-satu. Bilangan real dapat diurut berdasarkan nilai desimalnya. Bilangan real lebih besar dari bilangan real . Karena lebih kecil dari bilangan real . Karena > 1,4. Bilangan real < . Bilangan Kompleks Kuadrat suatu bilangan real selalu tak negatif. Oleh karena itu persamaan tidak mempunyai penyelesaian dalam bentuk bilangan real. Pada abad XVIII para matematikawan memperbaiki permasalahan tersebut dengan memperkenalkan bilangan baru, yang dinotasikan dengan dan didefinisikan sebagai . Definisi ini selanjutnya mengarah pada perkembangan bilangan kompleks, yaitu bilanganbilangan yang berbentuk a + bi dengan a dan b bilangan real. Bilangan – bilangan kompleks ini, jika dihimpun membentuk sebuah himpunan bilangan kompleks yang biasa dinotasikan dengan C dan dinyatakan sebagai: 13 CONTOH 1.1.10 Beberapa contoh bilangan kompleks, sebagai berikut. a. 1-2i = b. 2+i = c. -5+10i = dengan a = 1 dan b = -2. dengan a = 2 dan b = 1. dengan a = -5 dan b = 10. d. -5 =-5 + 0i dengan a = -5 dan b = 0. e. 10i = 0 + 10i dengan a = 0 dan b = 10. Perhatikan bahwa setiap bilangan real a juga merupakan bilangan kompleks karena dapat ditulis sebagai a = a + 0i. Jadi, himpunan bilangan real adalah himpunan bagian dari bilangan kompleks. Bilangan kompleks yang bukan bilangan real disebut bilangan imajiner. Jadi bilangan imajiner berbentuk bi, dengan Susunan bilangan-bilangan dapat diringkas dalam gambar berikut ini Gambar 1.1.3 Diagram Himpunan Bilangan 14 Pada buku ini, bilangan kompleks hanya ditampilkan sebagai perkenalan, dan tidak akan dibahas lebih mendalam. 1.1.2 OPERASI PADA BILANGAN REAL Sebelum ini, kita telah dikenalkan dengan jenis bilangan, yaitu bilangan asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, real, dan kompleks. Untuk selanjutnya, bilangan yang akan dibahas adalah bilangan real. Pada sub bab ini akan diperkenalkan operator dan sifat-sifat operasi dasar pada bilangan real. Beberapa operator yang dapat dikenakan pada bilangan real adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,dan pembagian. 1. Operasi Penjumlahan (+) Jika a, b merupakan bilangan real atau a,b∈ R maka hasil penjumlahan antara a dan b adalah bilangan real c dan ditulis c = a + b. Cara mendapatkan hasil penjumlahan secara geometris • Letakkan bilangan pertama a pada garis bilangan. • Untuk b > 0, langkahkan ke kanan sejauh (sebanyak) bilangan kedua b. Untuk b < 0, langkahkan ke kiri sejauh bilangan -b. Untuk b=0, a+b=a. Langkah – langkah di atas, untuk b positif dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1.4 Representasi geometris dari c = a + b 15 Sifat operasi penjumlahan Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi penjumlahan sebagai berikut. i. Sifat tertutup Penjumlahan dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real juga. ii. Sifat komutatif a+b=b+a iii. Sifat asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) iv. Adanya elemen identitas/netral a+0=0+a =a Bilangan 0 dinamakan elemen identitas untuk penjumlahan. v. Adanya elemen invers a + (-a) = 0 , bilangan -a dikatakan invers penjumlahan dari a. CONTOH 1.1.11 Tentukan hasil 5 + 3 dan 3 + 5 + 2 dengan menggambarkan secara geometris. Penyelesaian: Berdasarkan gambar di atas: • • Hasil dari 5 + 3 adalah 8. Hasil dari 3 + 5 + 2 = (3+5)+2 = 8 + 2 = 10 16 Lakukan sendiri untuk menjumlahkan 3 + 5 dan 5 + (3 + 2). Perhatikan bahwa sifat-sifat tertutup, komutatif dan assosiatif terlihat pada contoh ini. CONTOH 1.1.12 Tentukan hasil a + a dan a + a + a dengan menggambarkan secara geometris. Dengan a > 0. Penyelesaian: Berdasarkan gambar di atas: • Hasil dari a + a adalah 2a. • Hasil dari a + a + a = (a + a)+a = 2a + a = 3a 2. Operasi Pengurangan (-) Jika a,b∈ R maka hasil pengurangan / selisih antara a dan b adalah bilangan real c dan ditulis c = a – b = a + (-b). Cara mendapatkan hasil pengurangan secara geometris • Letakkan bilangan pertama a pada garis bilangan. • Untuk b > 0, langkahkan ke kiri sejauh (sebanyak) bilangan kedua b. Untuk b < 0, langkahkan ke kanan sejauh bilangan -b. Untuk b=0, a-b=a. 17 Langkah – langkah di atas (untuk nilai b > 0) dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1.5 Representasi geometris dari c = a – b = a + (-b) Sifat operasi pengurangan Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi pengurangan sebagai berikut. i. Sifat tertutup Pengurangan dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real juga. ii. Sifat tidak komutatif Jika a  b, maka a - b  b - a iii. Sifat tidak asosiatif Jika c 0, maka (a - b) - c  a - (b - c) CONTOH 1.1.13 Tentukan hasil 5 - 3 dan 5 - 3 - 2 dengan menggambarkan secara geometris. Penyelesaian: 18 Berdasarkan gambar di atas: • Hasil dari 5 - 3 adalah 2. • Hasil dari 5 - 3 - 2 = (5-3)-2 = 2 + 2 = 0 Lakukan sendiri untuk menghitung 3 - 5 dan 5 - (3 - 2). 3. Operasi Perkalian (× atau ·) Jika a,b∈ R maka hasil perkalian antara a dan b adalah bilangan real c dan ditulis c = a × b = a·b = ab . Cara mendapatkan hasil perkalian a dan b. i. Jika a merupakan bilangan bulat maka Banyaknya suku b ada a suku ii. Jika dan keduanya rasional, maka Sifat operasi perkalian Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi perkalian sebagai berikut. i. Sifat tertutup Perkalian dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real juga. ii. Sifat komutatif ab=ba iii. Sifat asosiatif (a b)c = a (b c) 19 iv. Adanya elemen identitas/netral a×1=1×a =a bilangan 1 dinamakan elemen identitas untuk perkalian. v. Adanya elemen invers = , bilangan dikatakan invers perkalian dari a. CONTOH 1.1.14 Tentukan hasil 5 × 3,1 dengan menggunakan definisi di atas. Penyelesaian: 5 × 3,1 = 3,1 + 3,1 + 3,1 + 3,1 + 3,1 = 15,5 CONTOH 1.1.15 Tentukan hasil 1,5 × 2,3 dengan menggunakan definisi di atas. Penyelesaian: 1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu, dapat kita gunakan rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional. 1,5 × 2,3 = 4. Operasi Pembagian (/ atau ) Jika a,b∈ R dan b0 maka hasil pembagian antara a dan b adalah bilangan real c dan ditulis c = a/ b = Cara mendapatkan hasil pembagian a dan b. 20 Jika keduanya rasional maka a×b = p r p s / = × q s q r dengan Sifat operasi pembagian Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi pembagian sebagai berikut. i. Sifat tertutup Pembagian dua buah bilangan real dengan penyebut tidak nol menghasilkan bilangan real. ii. Sifat tidak komutatif Jika a0,b0, dan ab maka a/b  b/a iii. Sifat tidak asosiatif Jika a, b, c tidak nol, ab, dan c1 maka (a/b)/c  a/(b/c) CONTOH 1.1.16 Tentukan hasil dengan menggunakan definisi di atas. Penyelesaian: 1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu dapat kita gunakan rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional. 1,5 × 2,3 = 21 • RANGKUMAN • Bilangan real terdiri dari bilangan rasional dan irrasional. • Bilangan bulat merupakan bagian dari bilangan rasional. • Bilangan rasional dapat dinyatakan bentuk , dengan p, dan q0 adalah bilangan bulat. Bentuk pecahan desimal dari bilangan rasional adalah berulang. • Operasi yang bekerja pada bilangan real adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--11 1. Hitung dan sketsakan pada garis bilangan : a. 3 + 6 b. 0 - 7 c. -5 + 9 2. Hitung dan sketsakan pada garis bilangan : a. 3 × 4 b. -2 × 3 c. 4 × 3.25 3. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.: a. b. c. 4. Dengan menggunakan definisi operator pengurangan pada bilangan real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.: a. b. c. 5. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.: a. b. c. 6. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.: 22 a. b. c. 7. Nyatakan bilangan rasional berikut ini dalam bentuk pecahan desimal. a. b. c. 8. Nyatakan bilangan rasional bentuk pecahan desimal berikut ini dalam bentuk pembagian bilangan bulat. a. b. c. -15,263 1.2 PERBANDINGAN, SKALA DAN PERSEN Kita sering melihat kondisi suatu wilayah atau daerah melalui peta daerah tersebut. Satu Negara dapat kita gambarkan keadaan geografinya dalam sebuah peta kecil dalam selembar kertas. Ukuran panjang jalan 1 cm dalam sebuah peta, mewakili beberapa km pada panjang jalan aslinya. Pada peta tersebut, biasanya dituliskan perbandingan ukuran panjang dipeta dan panjang aslinya. Perbandingan ini dituliskan dalam skala peta. Pada sub bab ini, kita akan belajar tentang perbandingan, skala, dan persen yang sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari. 1.2.1 PERBANDINGAN Jika kita mengamati dua buah objek, maka kita bisa membandingkan ukuran kedua objek tersebut, misalnya membandingkan tingginya, panjangnya, beratnya dan sebagainya. Untuk membandingkan dua ukuran dapat dinyatakan dengan hasil bagi dari kedua ukuran tersebut. Dengan demikian perbandingan dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan sederhana. Agar lebih mudah dipahami, perhatikan beberapa ilustrasi berikut: 23 1. Dede mempunyai 10 buah buku, sedangkan Zaza mempunyai 5 buah. Perbandingan banyaknya buku Dede dan banyaknya buku Zaza adalah 10 : 5 atau 2 : 1. 2. Berat badan Kiki 45 kg dan berat badan Boy 72 kg. Perbandingan berat badan Kiki dan Boy adalah 45 : 72 atau 5 : 8. 3. Jarak rumah Chacha ke Sekolah 400 m sedangkan jarak ke Kantor Pos 2 km. Perbandingan jarak ke Sekolah dan jarak ke Kantor Pos dari rumah Chacha adalah 400 : 2000 atau 1 : 5. Jika perbandingan dua besaran / ukuran sejenis A dan B adalah A : B = x : y atau maka pernyataan perbandingan tersebut dapat diartikan sebagai berikut: • • B • • Perbandingan Senilai Untuk memahami maksud perbandingan senilai, perhatikan ilustrasi dibawah ini: 1. Jika membeli sebuah buku, seseorang harus membayar x rupiah, maka untuk membeli n buah buku, orang tersebut harus membayar sebanyak n x rupiah. 24 2. Untuk menempuh jarak 50 km diperlukan bahan bakar sebanyak 1 liter premium, jika jarak yang harus ditempuh adalah 300 km, maka bahan premium yang diperlukan adalah 6 liter. Dari gambaran diatas, makin banyak buku yang akan dibeli, makin banyak pula uang yang harus dikeluarkan. Begitu juga, makin jauh yang harus ditempuh makin banyak premium yang dibutuhkan. Perbandingan Berbalik Nilai Untuk memahami maksud perbandingan berbalik nilai, perhatikan ilustrasi dibawah ini: 1. Suatu pabrik memproduksi sepatu dengan target sebanyak 100 pasang. Jika dikerjakan oleh seorang saja, maka waktu yang dibutuhkan 100 hari. Jika dikerjakan oleh dua orang, maka waktu yang diperlukan sebanyak 50 hari. Jika dikerjakan oleh empat orang, maka waktu yang diperlukan sebanyak 25 hari. Jika dikerjakan oleh lima orang, maka waktu yang diperlukan sebanyak 20 hari. 2. Untuk menempuh jarak 45 km diperlukan waktu selama 45 menit dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika kecepatan rata-rata 80 km/jam, maka waktu yang dibutuhkan sebanyak 33,75 menit. Begitu juga, jika kecepatan rata-rata 70 km/jam, maka waktu yang diperlukan adalah 38,57 menit. Dari contoh di atas, bahwa makin banyak pegawai yang ikut mengerjakan makin sedikit hari yang dibutuhkan. Begitu juga, dengan menambah kecepatan rata-rata yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan makin sedikit. 25 CONTOH 1.2.1 Lapangan sepak bola mempunyai ukuran panjang 110 m dan lebar 60 m lebar. Carilah perbandingan antaran panjang dan lebar dari lapangan sepak bola. Penyelesaian: Panjang : Lebar = 110 m : 60 m = 110 : 60 = 11 : 6 CONTOH 1.2.2 Seseorang mengatakan bahwa harga bahan bakar minyak premium pada awal tahun 2007 ini mencapai lima kali lipat dari harga premium tujuh tahun yang lalu. Jika pada awal tahun 2007 harga premium adalah Rp 5000, maka berapakah harga premium pada awal 2000?. Penyelesaian: Misal harga premium awal tahun 2007 adalah x dan harga premium awal tahun 2000 adalah y. Perbandingan antara x dan y adalah 5 : 1. Atau yang berarti Jadi harga premium di awal 2000 adalah Rp 1.000. 26 1.2.2 SKALA Dalam pelajaran Geografi sering diminta untuk menentukan letak suatu pulau, sungai, kota, dan gunung pada suatu wilayah tertentu. Untuk melukiskan keseluruhan area dalam tempat tertentu pasti tidak memungkinkan. Karena itu perlu penskalaan atau perbandingan yang dapat mewakili tempat-tempat tersebut. Gambaran yang dibuat sebanding dengan aslinya tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dinamakan penskalaan. Misalnya gedung, skala antara gedung sebenarnya dengan miniaturnya adalah 1:100. Jika pada miniatur berjarak 1 cm, maka jarak pada gedung aslinya adalah 1cm × 100 = 100cm = 1m. Skala biasanya digunakan untuk perbandingan ukuran pada peta (miniature, blue print) dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Atau CONTOH 1.2.3 Suatu peta pulau Jawa mempunyai skala 1 : 2.000.000. Pada peta tersebut jarak antara Jakarta Pusat ke Bandung terukur 10 cm, tentukan jarak sebenarnya? Penyelesaian: Diketahui skala = 1 : 2.000.000 Jarak sebenarnya = . 27 1.2.3 PERSEN Istilah persen sering kita jumpai dalam keseharian. Potongan harga barang – barang yang dijual oleh suatu toko, biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kenaikan harga juga dapat dinyatakan dalam persen. Apa itu maksud dari persen? Akan dibahas dalam subbab ini. Perbandingan suatu bilangan dengan bilangan 100 disebut dengan persen (%). Dengan kata lain pecahan dengan penyebut 100, ditulis dengan %. Perbandingan antara 15 dengan 100 atau ditulis dalam bentuk . pecahan adalah Setiap bilangan real dalam bentuk desimal dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan 100 dan diikuti dengan tanda %. Sebagai contoh, bilangan 0,025 dapat ditulis dalam bentuk persen 0,025=0,025 × 100% = 2,5%. Sebaliknya, setiap bilangan persen dapat dinyatakan dalam bentuk real desimal, yaitu dengan cara membagi bilangan persen dengan 100. Sebagai contoh, bilangan 800% dapat ditulis dalam bentuk desimal . menjadi CONTOH 1.2.4 Nyatakan pecahan berikut ini menjadi bentuk persen. a. b. c. Penyelesaian: a. × atau 28 b. c. atau × × CONTOH 1.2.5 Nyatakan bilangan persen berikut ini menjadi bentuk desimal atau pecahan. a. 50% b. 75,5% c. Penyelesaian: a. b. c. CONTOH 1.2.6 Misal harga premium saat ini adalah Rp 5.000 per liter. Pemerintah mengumumkan kenaikan harga premium sebesar 30% yang diberlakukan bulan depan. Berapakah harga premium bulan depan? Penyelesaian: Harga premium bulan depan = harga premium saat ini + 30% dari harga premium saat ini. = Rp 5.000 /liter + 29 • RANGKUMAN • Perbandingan antara dua objek dapat dinyatakan dalam bentuk pembagian bilangan. • Skala biasanya digunakan untuk perbandingan ukuran pada peta (miniature, blue print) dengan ukuran sebenarnya. • Perbandingan suatu bilangan dengan bilangan 100 disebut dengan persen (%). SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--22 1. Wawan mempunyai buku sebanyak 9 buah, sedangkan Wati mempunyai 6 buah. Berapakah perbandingan banyaknya buku Wawan dan banyaknya buku Wati? 2. Berat badan Eko 65 kg dan berat badan Seno 73 kg. Berapakah perbandingan berat badan Eko dan Seno ? 3. Jarak rumah Dede ke Sekolah adalah 400 m dan jarak rumah Dede ke Warnet adalah 2 km. Berapakah perbandingan jarak ke Sekolah dan jarak ke Warnet dari rumah Dede ? 4. Kiki membeli 2 buah apel dan Dede membeli 8 buah apel. Jika harga seluruhnya Rp 12.000, maka berapakah banyaknya uang yang harus dikeluarkan oleh Kiki dan Dede? 30 5. Seorang pemborong dapat menyelesaikan pembangunan jembatan selama 64 hari dengan pekerja 48 orang. Berapa pekerjakah yang diperlukan bila pembangunan jembatan ingin dipercepat selesai menjadi 12 hari? 6. Jarak kota A ke kota B adalah 100 km. Jika Zaza naik sepeda motor Z dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam, maka berapa waktu yang diperlukan oleh Zaza sampai tujuan? Jika Zaza naik sepeda motor Y dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam, maka berapa waktu yang diperlukan oleh Zaza sampai tujuan? 7. Tika membeli apel 10 kg seharga Rp 50.000. Setelah dijual, Tika mendapatkan laba 25%. Tentukan harga jual apel per kg? 8. Sebuah lahan berbentuk persegi panjang dengan keliling 100 m. Jika lebar lahan tersebut 8 m kurang dari panjangnya, maka tentukan luas lahan tersebut?. 9. Sebuah perusahaan mempunyai dua lokasi pabrik. Pabrik A seluas 1.500 m2, sedangkan pabrik B seluas 2.000 m2. Untuk keperluan diversifikasi usaha, perusahaan tersebut menambah pabrik C seluas jumlahan dari luas pabrik A dan B. Tentukan luas tanah yang dimiliki oleh perusahaan tersbut. 10. Pada gambar blue print dari sebuah gedung, tinggi gedung tersebut adalah 2 cm dan tinggi pintunya adalah 1cm. Jika tinggi pintu yang sebenarnya adalah 2 m, maka tentukan tinggi gedung yang sebenarnya? 31 1.3 OPERASI PADA BILANGAN BERPANGKAT BULAT Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya. Bilangan berpangkat yaitu suatu bilangan yang dipangkatkan dengan bilangan lain. Pangkat dari suatu bilangan dapat berupa bilangan bulat atau pecahan. Diuraikan pula, semua sifat-sifat operasi aljabar dari bilangan berpangkat dan penerapannya. 1.3.1 PANGKAT BILANGAN POSITIF Biasanya penulisan bilangan yang cukup besar akan menjadi sederhana apabila ditulis dalam bentuk perpangkatan, misalnya 2.000.000 dapat ditulis sebagai 2 × 106. DEFINISI 1.3.1 : Untuk bilangan bulat positif n dan sembarang bilangan real a, bilangan an (dibaca: a pangkat n) mempunyai arti: a × a × a … × a (sebanyak n faktor yang sama) Bilangan a disebut basis dan bilangan n disebut pangkat atau eksponen. CONTOH 1.3.1 : Berikut ini adalah beberapa contoh bilangan berpangkat. 1. 23 = 2 × 2 × 2 = 8 Bilangan 2 dipangkatkan 3, artinya adalah bilangan 2 dikalikan dengan dirinya sendiri sebanyak 3 kali. 2. (-3)2 = (-3) × (-3) = 9 Bilangan -3 dipangkatkan 2, artinya adalah bilangan -3 dikalikan dengan dirinya sendiri sebanyak 2 kali. 3. -32 = - (3 × 3) = - 9 32 4. Ŷ Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Positif i. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang, . maka ii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang dengan a0, maka iii. . Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang, maka iv. Jika n bilangan bulat positif dan a, b bilangan real sembarang, maka berlaku: a. b. = , untuk b0. CONTOH 1.3.2 : Berikut ini adalah beberapa contoh bilangan berpangkat. a. 24+3 = 24 × 23 = 16 × 8 = 128 b. (-3)5+2 = (-3)5 × (-3)2 = (-243) × 9 = -2087 c. ( )3+2 = ( )3 × ( )2 = ( ) × = d. 24-3 = = =2 e. (-3)5-2 = (-3)5 : (-3)2 = (-243) : 9 = -27 f. (24)3 = 24×3 = 212 = 2048 g. (-3×4)5 = (-3)5 × 45 = (-243) × 1024 = -248.832 h. ( )4 = = 33 CONTOH 1.3.3 : Hitunglah ekspresi berikut ini dan tuliskan hasilnya tanpa menggunakan tanda kurung. a. (a2-b2) × (a2+b2) b. (a2+b2) × (a2+b2) c. (a2-3b3) × (a2-b3) d. (a2-b3)2 Penyelesaian: a. (a2-b2) × (a2+b2) = a2(a2+b2) – b2(a2+b2) = a4+a2b2 – {b2a2+b4} (Sifat distributif) = a4+a2b2 – a2b2–b4} (Sifat komutatif) 4 = a -b 2 2 2 4 b. (a +b ) × (a +b ) = a2(a2+b2) + b2(a2+b2) 2 (Sifat distributif) = a4+a2b2 + a2b2+b4 (Sifat komutatif) 2 2 = a + 2a b + b 3 2 (Sifat distributif) = a4+a2b2 + {b2a2+b4} 4 2 (Sifat distributif) 4 3 c. (a -3b )×(a -b ) = a2(a2-b3) - 3b3(a2-b3) = a4-a2b3 - {3b3a2-3b6} = a4-a2b3 - 3a2b3+3b6 4 2 3 = a - 4a b + 3b (Sifat distributif) (Sifat distributif) (Sifat komutatif) 6 d. (a2-b3)2 = (a2-b3) × (a2-b3) = a2(a2-b3) - b3(a2-b3) 4 2 3 3 2 6 2 3 4 = a -a b - {b a -b } 4 2 3 = a -a b - a b +b = a4 - 2a2b3 + b6 (Sifat distributif) (Sifat distributif) (Sifat komutatif) 34 1.3.2 PANGKAT BILANGAN NEGATIF DAN NOL Pada subbab sebelumnya, telah dibahas mengenai perpangkatan dengan bilangan bulat positif, yang artinya perkalian atas basis bilangan (sebagai faktor) sebanyak pangkat yang diketahui. Bagaimana suatu bilangan berpangkat bilangan negatif atau berpangkat nol, seperti 10-2 atau 70 ?. Gagasan-gagasan yang muncul dari sifat-sifat perpangkatan dengan pangkat bilangan bulat positif dapat digunakan untuk mengungkapkan arti pangkat bilangan negatif ataupun pangkat nol. Ŷ Bilangan Berpangkat Nol Untuk memahami arti bilangan a0, perhatikan sifat perpangkatan a0 × am = a0+m = am Jika am  0 maka haruslah a0 = 1, agar kesamaan a0 × am = am dipenuhi. Selanjutnya dengan tambahan syarat untuk bilangan a, yaitu agar am  0 cukup dipilih a  0. Perhatikan definisi berikut ini. DEFINISI 1.3.2 : Untuk bilangan real a0, a0 (dibaca: a pangkat 0) didefinisikan sebagai: a0 = 1 CONTOH 1.3.4 : a. 20 = 1 b. (-3)0 = 1 c. ( +7)0 = 1 d. (a + b)0 = 1, apabila a + b  0 Ŷ Bilangan Berpangkat Negatif Bagaimana kita mendefinisikan bilangan pangkat negatif ?. Mari kita lihat kembali sifat perpangkatan 35 Jika a  0 dan m = 0 maka didapat Oleh karena itu dibuat definisi bilangan berpangkat negatif berikut ini. DEFINISI 1.3.3 : Untuk bilangan bulat n dan bilangan real a0, a-n didefinisikan sebagai: a-n = CONTOH 1.3.5 : a. b. c. = Sekarang kita telah mengenal bilangan berpangkat bilangan bulat, baik itu berpangkat bulat positif, bulat negatif, maupun berpangkat 0. ƒ i. Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Positif Jika m dan n bilangan bulat dan a bilangan real sembarang dengan a0, maka . 36 ii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang dengan a0, maka iii. . Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang dengan a0, maka iv. Jika n bilangan bulat positif dan a, b bilangan real sembarang dengan a0 dan dengan b0, maka berlaku: a. b. = CONTOH 1.3.6 : Sederhanakanlah: a. b. Penyelesaian: a. b. 37 CONTOH 1.3.7 : Tuliskan bentuk ke dalam bentuk pangkat bilangan bulat positif. Penyelesaian: Ŷ Notasi Ilmiah dari Bilangan Notasi ilmiah dari bilangan digunakan untuk menuliskan bilangan yang sangat besar ataupun bilangan yang sangat kecil. Sebagai contoh, bilangan 375.000.000.000 ditulis sebagai 0,00000016 ditulis sebagai . , bilangan - 38 Bentuk baku notasi ilmiah suatu bilangan adalah penulisan dalam bentuk dengan -10 < a < 10 dan n bilangan bulat Perlu diperhatikan pengertian perpindahan letak tanda koma (desimal), yaitu: i. Pergeseran (melompat) n angka/digit ke kiri berarti memunculkan perkalian dengan ii. Pergeseran (melompat) n angka ke kanan berarti memunculkan perkalian dengan CONTOH 1.3.8 : Tuliskanlah bilangan – bilangan berikut ini dalam notasi ilmiah. Šǯ Jarak bumi ke matahari sekitar 150.000.000 km. ‹ǯ -0,00002345 Penyelesaian: a. Jarak bumi ke matahari kira-kira km. Didapat dengan cara menggeser tanda koma ke kiri sampai setelah angka pertama. Dalam hal ini diperlukan 8 kali lompatan. b. Bilangan -0,00002345 apabila ditulis dalam notasi ilmiah diperlukan menggeser tanda koma hingga setelah angka tak nol pertama. Jadi diperlukan pergeseran ke kanan sebanyak 5 lompatan, diperoleh . sehingga 39 1.3.3 PENERAPAN OPERASI BILANGAN BERPANGKAT Sebelum ini, kita telah mengenal bilangan berpangkat, operasi bilangan berpangkat, dan sifat-sifatnya. Pada subbab ini, kita akan memakai operasi bilangan berpangkat ini pada beberapa permasalahan matematika, permasalahan yang terkait dengan bisnis, dan kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan disajikan dalam bentuk contoh. Pertama kita awali dengan contoh yang sederhana, memuat pangkat 2 atau kuadrat. CONTOH 1.3.9 Seorang pemborong pelayanan kebersihan gedung akan melakukan pekerjaan pembersihan gedung yang bentuknya hampir menyerupai setengah bola. Biaya pembersihan Rp. 50.000 per m2. Jika diameter gedung adalah 200 m, maka berapa perkiraan biaya pembersihan permukaan gedung tersebut ? Penyelesaian: Luas permukaan gedung didekati dengan setengah luas kulit bola. Karena itu, luas permukaan gedung mendekati dengan L adalah luas permukaan gedung, r adalah jari-jari gedung = setengah dari diameter, dan ʌ didekati dengan 3,14. Biaya pembersihan per m2 adalah Rp 50.000, sehingga perkiraan biaya pembersihan keseluruhan gedung adalah 40 Untuk contoh penerapan yang lainnya, coba kita perhatikan segitiga Pascal berikut ini. ƒ Segitiga Pascal Salah satu pemakaian bilangan berpangkat menghitung / menguraikan bentuk bentuk adalah untuk . Hasil dari penguraian mempunyai suatu keteraturan koefisien dari setiap suku yang dinamakan Segitiga Pascal. Sekarang kita coba uraikan bentuk 5 seperti berikut ini. i. ii. iii. iv. v. untuk k = 0, 1, 2, 3, 4, 41 vi. Perhatikan pada uraian di atas, bahwa: • Pada setiap suku dari , ada bentuk dengan i = 0, 1, 2, ..., k. Sebagai ilustrasi, perhatikan untuk k=5 berikut ini. o Pada suku ke-1, (i=0), mempunyai bentuk o Pada suku ke-2, (i=1), mempunyai bentuk o Pada suku ke-3, (i=2), mempunyai bentuk o Pada suku ke-4, (i=3), mempunyai bentuk o Pada suku ke-5, (i=4), mempunyai bentuk o Pada suku ke-6, (i=5), mempunyai bentuk • Konstanta (koefisien) dari tiap-tiap suku pada dengan mempunyai suatu bentuk sampai keteraturan dinamakan segitiga Pascal seperti berikut ini. Gambar 1.3.1 Segitiga Pascal Enam Baris yang 42 Kalau diperhatikan nilai-nilai pada suatu baris ke-k pada segitiga Pascal merupakan ‘jumlahan silang’ dari baris ke k-1 (baris sebelumnya). Sehingga koefisien segitiga Pascal tersebut dapat kita lanjutkan lagi untuk k=6 dan k=7 seperti Gambar 1.3.2. Gambar 1.3.2 Segitiga Pascal Delapan Baris ONTOH 1.3.10 Dengan menggunakan segitiga Pascal, uraikan bentuk – bentuk perpangkatan dibawah ini. a. b. Penyelesaian: a. Nilai-nilai pada baris k=6 merupakan koefisien-koefisien dari , diperoleh 43 b. Nilai-nilai pada baris k=7 merupakan koefisien-koefisien dari , diperoleh CONTOH 1.3.11 Persamaan untuk menghitung investasi dengan modal dengan laju bunga i=10% per tahun selama n tahun adalah Mo adalah modal awal, sedangkan Mn adalah jumlah uang setelah n tahun. Berapakah total nilai uang setelah 2 tahun ?. Jadi besarnya investasi setelah dua tahun adalah Rp 1.210.000. 44 CONTOH 1.3.12 Pada tanggal 1 Januari 2004, bapaknya si A meminjam uang bank sebesar untuk pengembangan usaha. Pinjaman tersebut ditagihkan kepada si A pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar $ . Jika bunga pinjaman sebesar 4% per tahun ditambahkan pada tiap akhir tahun sebagai pinjaman, maka berapa besar yang dipinjam oleh bapaknya si A? Penyelesaian: Karena bunga ditambahkan sebagai pinjaman di setiap akhir tahun, bank menerapkan bunga berbunga. Oleh karena itu, kita pakai rumus Mo adalah pinjaman awal, sedangkan Mn adalah jumlah pinjaman setelah n tahun. Pinjaman dilakukan selama 4 tahun, dari 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2007. Sedangkan i adalah besarnya bunga tiap tahun. Kita hitung terlebih dahulu sebagai berikut. . 45 . . Hasil ini dimasukkan ke Jadi besarnya pinjaman oleh bapaknya si A adalah $ 5000. • RANGKUMAN • Bilangan real dapat di pangkatkan dengan bilangan bulat. • Untuk bilangan real a0, a0 = 1. • Untuk n bulat positif dan a real, bilangan an = a×a×a×…×a. • Sifat operasi pangkat bulat pada bilangan real: 1. 2. 3. 4. 5. = 46 SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--33 1. Jika a dan b merupakan bilangan real, maka nyatakan ekspresi berikut ini dalam bentuk notasi pangkat (eksponen). a. 5 × 5 × 5 × 5 b. (-3) × (-3) × (-3) × (-3) c. -2 × 4 × 2 × (-16) d. 2a × 2a × 2a e. ab × ab × ab f. (-b) × (-b) × (-b) 2. Jika a dan b merupakan bilangan real, maka nyatakan ekspresi berikut ini menjadi bentuk bilangan yang lebih sederhana. a. b. (-16)2 c. (-2ab2)4 d. (2a)5 e. f. 3. Jika x dan y adalah bilangan real, maka sederhanakanlah ekspresi berikut ini menjadi bentuk yang tidak memuat tanda kurung. a. (25-16)3 b. (-2+16)(2+8)2 c. (-2x-y)2 d. (2x+y)3 e. f. 4. Jika a, b, x dan y adalah bilangan real, maka sederhanakanlah ekspresi rasional berikut ini. a. b. × c. d. + e. - f. 5. Tentukan hasil perkalian berikut ini dan tuliskan dalam bentuk pangkat bilangan positif. a. 55. 53 b. 3-5. 93 c. 5-5. 5-3 d. (2x)3(3y-2) 47 e. f. g. h. (4x2y-3)(2x-2y3)-2 6. Tuliskanlah bilangan – bilangan berikut ini dalam notasi ilmiah. a. 10.000.000 b. 3-5. 903 c. 0,00000314 d. -0,012 e. Diameter atom Helium adalah 0,000000022 cm f. Pada tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 300 juta. 1.4 BILANGAN DALAM BENTUK AKAR (IRRASIONAL) Pada bagian ini dibahas mengenai bentuk akar, misalnya . Bentuk akar ditulis menggunakan tanda radikal dengan simbul . Sedangkan kata akar merupakan terjemahan dari kata root dalam bahasa Inggris. DEFINISI 1.4.1 : Akar kuadrat suatu bilangan real a non negatif adalah bilangan non negatif b yang kalau dipangkatkan dua, menjadi bilangan semula a. Secara notasi matematika: jika b2 = a; dan b bilangan positif Tulisan Jadi dibaca “akar kuadrat dari a” atau “akar dari a”. mencari pemangkatan. akar suatu bilangan merupakan kebalikan dari 48 CONTOH 1.4.1 : , karena 32 = 9 , karena 52 = 25 a. b. CONTOH 1.4.2 : Tentukan hasil akar kuadrat berikut ini. a. b. Penyelesaian: a. Pertama, difaktorkan 1296. Karena akhir bilangan tersebut adalah 2, maka 2 merupakan faktor. (648 difaktorkan) (324 difaktorkan) (162 difaktorkan) (81 difaktorkan) = = = = = = karena 362 = 1296 Jadi b. Faktorkan bilangan 194481 menjadi 194481 = . Jadi karena 4412 = 194481 Kalau kita lihat definisi akar di atas, berlaku bahwa: i. ii. 49 CONTOH 1.4.3 : a. b. CONTOH 1.4.4 : Untuk x bilangan real, tentukan hasil dari . Penyelesaian: = x + 1, jika (x+1) • 0 atau x • -1 = -(x+1), jika (x+1) < 0 atau x < -1 1.4.1 OPERASI ALJABAR PADA BILANGAN BERBENTUK AKAR Bilangan dalam bentuk akar juga dapat dikenakan operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Karena pada dasarnya bilangan dalam bentuk akar adalah suatu bilangan real yang dapat dioperasikan. Ŷ Perkalian dan Pembagian Bilangan Bentuk Akar Jika a dan b merupakan bilangan real positif, maka berlaku: i. ii. = 50 CONTOH 1.4.5 : a. b. c. jika a > 0. d. Ŷ Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bentuk Akar Jika a, b merupakan bilangan real dan c merupakan bilangan real positif, maka berlaku: i. = ii. = Jika kita lihat sifat di atas, maka penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam bentuk akar hanya dapat dilakukan pada dua bilangan yang sejenis (pada ekspresi i & ii di atas dikatakan bilangan sejenis). Lihat kembali sifat distributif pada bilangan real, sebenarnya operasi jumlah dan kurang di atas sama dengan yang telah lalu. CONTOH 1.4.6 : Tentukan hasil dari pengoperasian bilangan bentuk akar di bawah ini. a. b. c. 51 Penyelesaian: Jika bilangan dalam tanda akar belum sejenis, maka kita rubah sebisa mungkin untuk dapat sejenis. a. = = b. = =2 = -3 = c. = = = = CONTOH 1.4.7 : Sederhanakanlah bentuk Penyelesaian: Sifat distributif pada bilangan real dapat dipakai, karena bilangan dalam bentuk akar juga merupakan bilangan real. = 15(3) – 3 = 45 – 18 = 27 1.4.2 MERASIONALKAN PENYEBUT Pada pembagian yang memuat bentuk akar, hasilnya dapat berupa pecahan dengan penyebut bentuk akar. Bentuk akar pada penyebut itu 52 dapat diubah sehingga penyebutnya tidak lagi memuat bentuk akar. Proses demikian dinamakan merasionalkan penyebut. Proses merasionalkan penyebut dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bentuk perkalian: i. ii. CONTOH 1.4.8 : Rasionalkan penyebut pada bilangan: a. b. c. Penyelesaian: a. Pada kasus ini, kalikan penyebutnya dengan bilangan yang sama . Agar tidak merubah nilai dengan penyebut tersebut, yaitu . bilangan, pembilang juga dikalikan = × = = = b. Pada kasus ini, kalikan penyebutnya dengan bilangan yang sama dengan penyebut tersebut, yaitu . Agar tidak merubah nilai . bilangan, pembilang juga dikalikan × = = c. Pada kasus ini, gunakan bentuk . Oleh karena itu, kalikan penyebutnya dengan bilangan kalikan pembilang dengan = × . dan 53 = = = CONTOH 1.4.9 : Rasionalkan penyebut pada bilangan . Penyelesaian: Pada kasus ini, penyebut memuat dua bilangan yang berbentuk akar. Bentuk akar ini akan kita hilangkan satu per satu. = Penyebut , sehingga kita buat seperti berikut ini. × = = = ; penyebut hanya memuat 54 satu bentuk akar = × = = = SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--44 1. Dengan memfaktorkan bilangan dalam tanda akar, carilah nilai akarnya. a. b. c. d. e. f. 2. Dengan memfaktorkan bilangan dalam tanda akar, carilah nilai akarnya. a. b. c. d. e. f. 3. Carilah nilai akar dari . 55 4. Jika x merupakan bilangan real positif, maka tentukan nilai akar berikut ini. a. b. c. d. 5. Carilah tiga contoh bilangan, apabila bilangan tersebut dikuadratkan berakhir dengan angka 1 atau 9 ?. 6. Carilah contoh bilangan, apabila bilangan tersebut dikuadratkan berakhir dengan angka 2, 3, 7, atau 8 ?. 7. Jelaskan bahwa bilangan bulat yang berakhir dengan angka nol sebanyak ganjil bukan merupakan bilangan kuadrat. 8. Tentukan hasil dari operasi aljabar pada bilangan bentuk akar di bawah ini. a. c. e. g. b. d. f. h. × 9. Rasionalkan bilangan bentuk akar dibawah ini. a. b. c. d. e. f. g. h. 56 1.5 BILANGAN BERPANGKAT RASIONAL Sebelum ini telah dikenalkan perpangkatan bilangan real dengan bilangan bulat. Pertanyaan selanjutnya adalah “apakah diperbolehkan bilangan real berpangkat dengan rasional ?”. Pada subbab ini akan dibahas bilangan real dipangkatkan dengan bilangan rasional. DEFINISI 1.5.1 : Akar pangkat tiga dari suatu bilangan a adalah bilangan b yang apabila dipangkatkan 3 menjadi bilangan a, ditulis dengan , jika Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh numerik berikut ini. CONTOH 1.5.1 : a. karena 23 = 8. b. karena 53 = 125. c. karena (-3)3 = -27. d. karena 103 = 1000. e. karena (-10)3 = -1000. DEFINISI 1.5.2 : Akar pangkat n dari suatu bilangan a adalah bilangan b yang apabila dipangkatkan n menjadi bilangan a, ditulis dengan , jika Jika n genap, maka nilai a harus non negatif. 57 Dalam keadaan khusus: • Jika n genap maka • Jika n ganjil maka , untuk sembarang nilai a. Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh numerik berikut ini. CONTOH 1.5.2 : a. karena 24 = 16. b. karena 54 = 625. c. karena (-3)5 = -243. d. karena 105 = 100000. e. karena (-10)5 = -100000. CONTOH 1.5.3 : Tentukan hasilnya (jika ada). a. b. c. Penyelesaian: a. Bilangan dalam tanda akar, 32 difaktorkan. 32 = 2 × 16 = 2 × 2 × 8 = 2 × 2 × 2 × 4 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 25. . b. Bilangan dalam tanda akar, 81 difaktorkan. 81 = 3 × 27 = 3 × 3 × 9 = 3 × 3 × 3 × 3 = 34. . c. Bilangan dalam tanda akar, -1024 difaktorkan. -1024 = -2 × 512 = … = = = 58 . Selanjutnya, kita akan menelaah arti dari sebelumnya bahwa . Berdasarkan rumusan , sehingga Dikaitkan dengan rumusan bahwa yang mempunyai arti , maka dapat diperoleh DEFINISI 1.5.3 : Untuk n bilangan asli, arti dari adalah atau akan mempunyai nilai apabila: • Untuk n genap, nilai a harus positif. • Untuk n ganjil. Pangkat bilangan rasional secara umum didefinisikan berikut ini. DEFINISI 1.5.4 : Untuk bilangan bulat non negatif m dan bilangan asli n, arti dari adalah atau 59 Untuk memperjelas maksud dari definisi ini, kita lihat contoh berikut ini. CONTOH 1.5.4 : Tentukan hasil dari operasi perpangkatan berikut ini. a. b. c. Penyelesaian: a. b. c. Sifat – sifat perpangkatan bilangan rasional sama dengan sifat perpangkatan bilangan bulat. Ŷ Menyelesaikan Persamaan Pangkat Sederhana Persamaan pangkat mempunyai bentuk seperti 3x = 9 atau x2 = 9. Untuk mendapatkan jawab persamaan pertama, ubahlah 9 menjadi bilangan berpangkat dengan basis (bilangan yang dipangkatkan) 3, yaitu 3x = 32 Dengan demikian, jawab dari persamaan tersebut adalah x = 2. Untuk persamaan ke-dua, ubahlah 9 menjadi bilangan berpangkat 2, yaitu x 2 = 32 60 Sehingga didapat jawab untuk persamaan itu. Dalam hal ini, karena pangkatnya genap maka terdapat dua jawab yang mungkin yaitu x = 3 atau . Langkah-langkah serupa gambaran di atas, selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan pangkat yang lain. CONTOH 1.5.5 : Dapatkan penyelesaian dari persamaan berikut ini. a. b. Penyelesaian: a. Ruas kanan dari persamaan ini dijadikan bentuk 2 pangkat sesuatu. kita dapatkan bahwa atau b. Ruas kiri dan kanan dari persamaan ini dijadikan bentuk 2 pangkat sesuatu. kita dapatkan bahwa atau 61 • RANGKUMAN • Akar pangkat, • Akar pangkat n, , jika . , jika • SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--55 1. Tentukan nilai akar berikut ini. a. b. c. d. e. f. 2. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini. a. b. c. d. e. f. 3. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini. a. b. c. d. e. f. 4. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini. a. b. c. d. e. f. 62 5. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini. a. b. c. d. e. 6. Nyatakan dalam bentuk perpangkatan rasional. a. b. c. d. 7. Nyatakan dalam bentuk perpangkatan rasional yang sederhana. a. c. b. d. 8. Dapatkan penyelesaian dari persamaan berikut ini. a. b. c. d. e. f. 9. Dapatkan semua nilai dari persamaan berikut ini. a. b. c. d. e. f. 63 1.6 LOGARITMA Pada modul ini dibahas mengenai kebalikan dari pemangkatan yang disebut logaritma. Dengan logaritma, perhitungan dengan bilangan yang sangat besar dapat disederhanakan. Perkalian dapat dihitung dengan penjumlahan dan pembagian dapat dihitung menggunakan pengurangan. Diuraikan pula, semua sifat-sifat operasi aljabar dari logaritma tersebut. 1.6.1 PENGERTIAN LOGARITMA Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai arti bilangan berangkat, misalnya ap = b, dan permasalahannya adalah mencari bilangan b jika a dan p diketahui. Sekarang akan dibahas mengenai permasalahan menentukan bilangan p jika a dan b diketahui. Permasalahan demikian yang merupakan permasalahan logaritma. Perhatikan definisi berikut ini. DEFINISI 1.6.1 : Untuk b bilangan positif dan b  1, arti dari blog a = x adalah bx = a Berkaitan dengan pengertian logaritma pada definisi di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. (a) Bilangan b disebut basis atau bilangan pokok logaritma, dan x disebut hasil logaritma. (b) Bilangan b dipilih positif. Jika b negatif dan dipangkatkan dengan bilangan rasional, maka tidak selalu menghasilkan bilangan real. (c) Karena b positif dan x real, nilai bx > 0. Karena a = bx, berarti a juga harus positif. (d) Nilai b harus tidak sama dengan 1, sebab untuk sembarang x maka nilai 1x = 1. (e) Gantilah x pada ekspresi bx = a dengan blog a = x akan diperoleh b. 64 Penulisan sering ditulis dalam bentuk logb a. (f) Karena b0 = 1 untuk b > 0, maka blog 1 = 0. CONTOH 1.6.1 , karena 102 = 100 a. b. , karena 24 = 16 c. , karena 161/4 = 2 , karena 10-1 = 0,1 d. , karena 2-3 = 1/8 e. CONTOH 1.6.2: Tentukan nilai logaritma berikut ini. a. b. c. Penyelesaian: a. Untuk mencari nilai , sama halnya kita mencari jawaban atas pertanyaan “10 dipangkatkan berapakah agar sama dengan 10.000?”. Jawabannya adalah 4, atau 104 = 10.000. Oleh karena itu, = 4. , sama halnya kita mencari jawaban b. Untuk mencari nilai atas pertanyaan “3 dipangkatkan berapakah agar sama dengan 243?”. Jawabannya adalah 5, atau 35 = 243. Oleh karena itu, = 5. 65 Kita juga dapat mencari nilai log dari suatu bilangan dengan cara memfaktorkan bilangan tersebut menjadi perkalian basis dari logaritmanya. Karena 243 = 3 × 3 × 3 × 3 × 3 = 35, maka . c. Karena 0,25 = ¼ = 4-1 = 2-2, maka Tidak semua logaritma dapat dicari hasilnya dengan mudah seperti contoh di atas. Misalnya tidak dapat dicari menggunakan cara seperti di atas. Nilai tersebut dapat dicari menggunakan tabel atau kalkulator. Selain itu, perhatikan bahwa karena b > 0, berapapun nilai x akan menghasilkan bx yang selalu positif. Dengan demikian logaritma terdefinisi hanya untuk bilangan positif. 1.6.2 MENGHITUNG LOGARITMA Logaritma adalah kebalikan dari proses pemangkatan, untuk itu diawali bagian ini dengan mengulang singkat sifat-sifat perpangkatan. Misalkan akan digambarkan grafik pangkat dengan menghitung nilai-nilai pangkat sebanyak mungkin. Untuk menggambarkan sketsa grafik y = 2x, dapat dihitung beberapa nilai y untuk nilai-nilai x seperti dalam tabel berikut ini: Tentu saja dapat dihitung lebih banyak nilai y untuk mendapatkan sketsa grafik yang lebih tepat (halus). Dari tabel di atas dapat diamati beberapa sifat berikut: (a) Untuk x makin besar, nilai 2x juga makin besar dan 2x > x. (b) Untuk x makin kecil (negatif), nilai 2x makin kecil menuju nol. 66 (c) Untuk sembarang x, nilai 2x > 0. (d) Untuk x = 0, nilai 2x = 1. (e) Jika x1 < x2, nilai . Berdasarkan nilai-nilai pada tabel dan sifat di atas, dapat disketsakan seperti Gambar 1.6.1. Gambar tersebut merupakan pola dari grafik y = ax dengan a > 1. Gambar 1.6.1 Grafik Gambar 1.6.2 Grafik Dengan cara yang sama, sketsa grafik y = seperti Gambar 1.6.2. Sketsa grafik y = dapat digambarkan merupakan pola dari grafik y = ax dengan 0 < a < 1. Untuk memberikan gambaran mengenai grafik y = ax untuk a yang lain, perhatikan sifat berikut ini. Misal a > b, berlaku. (a) untuk x > 0, maka ax > bx. (b) untuk x < 0, maka ax < bx. 67 Gambar 1.6.3 Grafik dan Berdasarkan informasi ini dapat digambarkan sketsa grafik y = ax. Misalnya perbedaan grafik y = 2x dan y = 3x dapat dilihat pada Gambar 1.6.3. Perhatikan bahwa untuk x > 0 maka 2x < 3x dan untuk x < 0 maka 2x > 3x. Sedangkan Gambar 1.6. menunjukkan perbedaan antara grafik y = ( dan y = . 68 Gambar 1.6.4 Grafik dan Grafik logaritma dapat dicari dari gafik pangkat. Misalnya, untuk mendapatkan gafik y = dapat diperoleh dari pencerminan grafik y = 2x terhadap garis y = x (lihat Gambar 1.6.). Secara terpisah ditunjukkan grafik y = pada Gambar 1.6.. Gambar 1.6.5 Grafik Logaritma 69 Gambar 1.6.6 Sketsa Grafik Logaritma Dari grafik-grafik tersebut dapat dicari nilai logaritma dengan ketepatan terbatas. Sebagai contoh, dari grafik pada Gambar 1.6.6, jika ditarik garis y = 3 yang memotong grafik kira-kira di titik dengan x = 1,6. Hal ini berarti § 1,6 (§ dibaca ‘hampir sama dengan’) Secara umum, untuk mendapatkan nilai dapat diikuti gambaran yang diberikan pada Gambar 1.6.6. Sifat yang lain dari logaritma diberikan berikut ini. • Untuk sembarang bilangan b > 1, dan 0 < p < q, berlaku < • Untuk 0 < b < 1 dan 0 < p < q, berlaku > 70 Uraian berikut ini memberikan gambaran menghitung berdasarkan sifat di atas. Diketahui bahwa 2 < 3 < 22 karena Jadi Untuk = 1 dan (1.6.3) = 2, maka 1 < < 2. = 1,… mendapatkan angka ke-dua dari diperlukan nilai perpangkatan dari 2 oleh 0,1 ; 0,2 ; dan seterusnya. Tabel 1.6.1 Selanjutnya, dengan membagi 2 pertidaksamaan(1.6.3) diperoleh 1 < 1,5 < 2 dan berdasarkan tabel perpangkatan dari 2 di atas diketahui bahwa 1,5 terletak di antara 20,5 = 1,41 < 1,5 < 1,51 = 20,6 (1.6.4) Untuk mendapatkan kembali angka 3, kalikan pertidaksamaan (1.6.4) dengan 2 dan diperoleh 21,5 < 3 < 21,6 71 dan ini berarti bahwa 1,5 < < 1,6 Untuk mendapatkan ketepatan yang lebih tinggi, harus dihitung 20,01, 20,02, dan seterusnya. Karena 2x > 1 untuk setiap x > 0, maka pertidaksamaan (1.6.4) dapat dibagi dengan 1,41 dan diperoleh 1 < 1,064 < 1,134351773 Seperti sebelumnya, dihitung nilai-nilai seperti dalam Tabel 1.6.2. Tabel 1.6.2 Perhatikan bahwa 1,064 terletak di 20,08 = 1,0570 < 1,064 < 1,0644 = 20,09 dan untuk mendapatkan kembali angka 3, dikalikan ketaksamaan tersebut dengan 1,41 = 20,05 dan kemudian dengan 2 = 21 (angka yang digunakan untuk membagi) sehingga diperoleh 21+0,5+0,08 < 3 < 21+0,5+0,09 Hal ini berarti bahwa 1,58 < Dengan demikian < 1,59 72 = 1,58… Tahapan ini dapat dilanjutkan untuk mendapatkan nilai hampiran dengan ketepatan sesuai yang diinginkan. Karena diketahui bahwa 1,585 lebih baik dibandingkan dengan berati < 1,59, 1,58. CONTOH 1.6.3 Dengan menggunakan tabel pangkat yang telah dibuat di atas, hitunglah . Penyelesaian: • Karena 22 = 4 < 5 < 23, berarti • Ketaksamaan tersebut dibagi dengan 22 = 4, dan diperoleh = 2,… 1 < 1,25 < 2 Selanjutnya menggunakan Tabel 1.6.1, diketahui bahwa 1,25 terletak 20,3 = 1,23 < 1,25 < 1,32 = 20,4 Dengan mengalikan ketaksamaan terakhir dengan 22 diperoleh 22+0,3 < 5 < 22+0,4 Ini berarti • = 2,3… . Untuk memperoleh ketepatan yang lebih baik, ketaksamaan 1,23 < 1,25 dibagi dengan 1,23 dan diperoleh 1 < 1,0163 dan selanjutnya berdasarkan Tabel 1.6.2, diketahui bahwa 1,0163 terletak 20,02 = 1,0140 < 1,0163 < 1,0210 = 20,03 73 Dengan mengalikan dengan 22+0,3 diperoleh 22+0,3+0,02 < 5 < 22+0,3+0,03 dan ini berarti belakang koma, berarti = 2,32…. Untuk ketepatan tiga angka di 2,325. 1.6.3 SIFAT – SIFAT LOGARITMA Sebagaimana telah diuraikan pada subbab sebelumnya, bahwa logaritma dapat diturunkan dari perpangkatan. Dengan pemahaman tersebut, sifatsifat perpangkatan dapat digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat logaritma seperti berikut ini. i. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q > 0, maka ii. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q > 0, maka iii. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q > 0, maka iv. Jika b > 0, b1, p real, dan q rasional, maka 74 CONTOH 1.6.4 Misal diketahui dan , tentukan Penyelesaian: = 0,3010 + 0,4771 = 0,7781 CONTOH 1.6.5 dan Misal diketahui . dan Penyelesaian: • = 0,4771 – 0,3010 = 0,1761 • = 0,3010 - 0,4771 = - 0,1761 , tentukan . 75 CONTOH 1.6.6 Misal diketahui dan dan , dapatkan . Penyelesaian: • • CONTOH 1.6.7 Misal diketahui , dapatkan . Penyelesaian: 1.6.4 CONTOH PEMAKAIAN LOGARITMA Pada subbab ini, akan disajikan contoh-contoh pemakaian logaritma, diantaranya: untuk mengalikan bilangan, mebagi bilangan, menghitung pangkat suatu bilangan. CONTOH 1.6.8 Dengan menggunakan logaritma, hitunglah pendekatan 76 Penyelesaian: Misal CONTOH 1.6.9 Dapatkan nilai x yang memenuhi Penyelesaian: Sebelah kiri dan kanan tanda sama dengan dikenakan operasi = 1,58505 77 (berdasarkan contoh 1.6.6, = 1,58505) CONTOH 1.6.10 Dana Rp 100.000.000 dideposito dengan bunga 10 % per tahun. Perhitungan 9 tahun kemudian menggunakan rumusan. Tentukan besarnya dana pada akhir tahun ke 9. Penyelesaian: 0,041393 = 8,372534 (disini dihitung berbantuan kakulator, karena sebelumnya tidak ada contoh penghitungan untuk atau dapat berbantuan tabel logaritma) ; 78 CONTOH 1.6.11 Persamaan untuk menghitung nilai tunai (present value/PV) dari anuitas biasa adalah Dengan : R adalah pembayaran periodik dari anuitas. i adalah laju bunga per periode bunga. n adalah jumlah interval pembayaran Jika diinginkan mencapai nilai tertentu di masa mendatang (Future value/ FV), maka tentukan rumusan berapa lama untuk mencapainya. Penyelesaian: Persamaan pada contoh ini, PV digantikan dengan FV menjadi Kita akan mencari nilai n, berapa lama untuk mendapatkan nilai yang akan datang yang diinginkan. Kenakan operasi log pada kedua sisi persamaan, diperoleh 79 • RANGKUMAN • Untuk b bilangan positif dan b  1, arti dari blog a = x adalah bx = a. • Jika b > 0, b1, p > 0 dan q > 0, maka berlaku : 6. 7. 8. 9. 80 SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--66 1. Tentukan nilai dari logaritma berikut ini. a. b. c. d. e. f. 2. Tentukan nilai dari logaritma berikut ini. a. b. c. d. e. f. 3. Dengan mengikuti cara pada Contoh 1.6.4, hitunglah logaritma di bawah ini sampai ketepatan dua angka di belakang koma. a. b. c. d. e. f. 4. Jika dipunyai tabel seperti berikut ini Maka hitunglah logaritma di bawah ini sampai ketepatan satu angka di belakang koma. a. b. c. d. e. f. 5. Jika dan , maka hitunglah a. b. c. d. 81 e. f. 6. Jika , maka hitunglah a. b. c. d. e. f. 7. Jika dan , maka hitunglah a. b. c. d. e. f. 8. Jika , maka hitunglah a. b. c. d. 9. Dengan menyamakan basis logaritma, hitunglah a. b. 10. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut ini. a. b. 82 Bab 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 2. Persamaan Dan Pertidaksamaan Persamaan atau pertidaksamaan merupakan suatu bentuk model matematik yang dibangun dari dunia nyata sebagai bentuk hubungan perwujudan dari alam pikir terhadap suatu masalah. Setiap persamaan atau pertidaksamaan harus memuat unsur-unsur model yang merupakan abstraksi dari kenyataan masalah tersebut. Model yang berbentuk persamaan atau pertidaksamaan merupakan struktur dari suatu masalah yang mengandung peubah-peubah atau parameter yang dianalisis atau diselesaikan dengan menggunakan operasi matematika. Pada kenyataannya persamaan atau pertidaksamaan yang muncul dari fenomena nyata dapat berbentuk linear atau tak linear. Akan tetapi, pada buku ajar ini akan dibahas bentuk linear dan kuadrat. Berikut ini beberapa ilustrasi permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. 83 84 a. Satu rombongan bus wisata mengunjungi obyek wisata, biaya yang harus dikeluarkan untuk memasuki obyek wisata tersebut sebesar Rp 150.000 per bus. Jika dalam satu bus ada 30 orang, maka berapa biaya masuk objek wisata per orang ?. b. Perusahaan roti memproduksi 500 bungkus roti setiap hari. Roti terdiri dari tiga jenis, yaitu: roti keju, roti cokelat, dan roti daging. Setiap roti keju diproduksi paling sedikit 50 bungkus, roti cokelat paling sedikit 100 bungkus, dan roti daging paling sedikit 70 bungkus. Permasalahan ini dapat dimodelkan dalam bentuk pertidaksamaan. Jika keuntungan dari tiap-tiap jenis roti diketahui, maka berapakah banyaknya tiap-tiap jenis harus diproduksi agar memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya. 2.1 PERSAMAAN LINEAR Persamaan dikatakan linear jika pangkat dari peubah adalah 1, seperti: 1. 2x + 5 = 8 2. 5y = 20 3. 7x + 6y = 10 Selain banyaknya peubah pada persamaan linear juga dapat ditinjau dari banyaknya persamaan linear yang muncul secara serentak disebut sistem persamaan linear, misalnya: 1. 2x + 3y = -2 x + 2x = 3 2. x + 2y + z = -1 -x + y + 2z = 2 x+z = 1 3. 2x - y + 2z – u = 0 x + 2y – u =0 y -z+u =0 z -u =0 Dari bentuk–bentuk persamaan linear tersebut, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Mendapatkan penyelesaian persamaan, yaitu mendapatkan nilainilai peubah yang memenuhi persamaan tersebut. 85 2. Menggambar grafik dari persamaan, khususnya untuk sistem persamaan dengan 2 peubah . 2.1.1 PERSAMAAN LINEAR SATU PEUBAH Persamaan linear satu peubah secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : (2.1.1) ax + b =c dengan a0, b, dan c ∈ R. Penyelesaian dari persamaan (2.1.1) adalah nilai x yang memenuhi persamaan tersebut, misalnya. a. 2x + 3 = 7, untuk x = 2 didapat 2(2) +3 = 7. Berarti x = 2 merupakan penyelesaian dari persamaan tersebut. b. 2x + 3 = 5 , jika diberikan x = 1, maka diperoleh 2(1) + 3 = 5. yang berarti x = 1 merupakan penyelesaian dari persamaan tersebut. Ŷ Mencari Penyelesaian Persamaan Linear Satu Peubah Perhatikan persamaan ax + b = c. Kedua ruas dikurangi dengan b, diperoleh ax + b – b = c – b ax + 0 = c – b atau ax = c – b. Kemudian kedua ruas dikalikan dengan , atau diperoleh 86 (2.1.2) Himpunan penyelesaiannya adalah : Dari uraian tersebut diatas, terdapat langkah- langkah dalam mencari penyelesaian persamaan linear 1 peubah sebagai berikut. Langkah 1 : Kedua ruas dikurangi dengan b. Langkah 2 : Kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari koefisien peubah x yang pada persamaan tersebut adalah a. CONTOH 2.1.1 Selesaikan persamaan 3x – 7 = 9 ?. Penyelesaian: 3x – 7 = 9 3x + (–7) = 9 kedua ruas dikurangi –7 3x +(– 7) – (–7) = 9 – (–7) diperoleh 3x = 16, Kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan 3 yaitu diperoleh 87 atau Himpunan penyelesaiannya adalah }. CONTOH 2.1.2 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 7 = 5 + 2x ? Penyelesaian: 7 = 5 + 2x -5 + 7 = -5 + 5 + 2x kedua ruas dikurangi 5 diperoleh 2 = 2x, kedua ruas dikalikan dengan kebalikan 2 yaitu diperoleh atau . Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 1 }. CONTOH 2.1.3 Dapatkan nilai peubah t yang memenuhi Penyelesaian : ?. 88 kedua ruas ditambah 7 diperoleh , kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari yaitu atau Himpunan penyelesaiannya adalah CONTOH 2.1.4 Selesaikan persamaan 3y – 8 = 9 + 5y ? Penyelesaian: 3y – 8 = 9 + 5y kelompokkan y pada ruas kiri dan yang tidak mengandung y pada ruas kanan. Kurangi kedua ruas dengan –5y dan menambah kedua ruas dengan 8: -5y + 3y – 8 + 8 = 9 + 5y – 5y + 8 , diperoleh -2y = 9 + 8 atau 89 -2y = 17 kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari –2 yaitu , diperoleh y Himpunan penyelesaiannya adalah CONTOH 2.1.5 Dapatkan nilai u yang memenuhi persamaan ?. Penyelesaian: , kelompokkan u pada ruas kiri dan yang tidak mengandung u pada ruas kanan yaitu dengan mengurangi kedua ruas dengan -3u dan menambah kedua ruas dengan . diperoleh 90 kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari yaitu . atau , Himpunan penyelesaiannya adalah . 2.1.2 PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH Persamaan linear dua peubah secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : (2.1.3) dengan a0, b0, c ∈ R. Pandang persamaan linear dua peubah (2.1.4) Mari kita amati seperti berikut ini. 1. Misal diambil suatu nilai x = 0 diperoleh y = 2. Ini berarti bahwa pasangan nilai x = 0 dan y = 2 memenuhi persamaan (2.1.4) atau dengan kata lain pasangan (0,2) merupakan penyelesaian dari persamaan (2.1.4). 91 2. Misal diambil lagi, suatu nilai x = 1 diperoleh y = 4/3. Ini berarti bahwa pasangan nilai x = 1 dan y = 4/3 memenuhi persamaan (2.1.4). Jadi pasangan (0,2) merupakan penyelesaian dari persamaan (2.1.4). Dari pengamatan di atas, nilai x bisa diambil berapa saja, akan didapat nilai untuk y. Oleh karena itu, persamaan (2.1.4) mempunyai banyak penyelesaian. Penyelesaian dari persamaan (2.1.4) berupa pasangan (x,y) yang memenuhi persamaannya. Secara umum, persamaan (2.1.3) mempunyai tak berhingga banyak penyelesaian yang berbentuk (x,y). Jadi, himpunan penyelesaian dari (2.1.3) adalah CONTOH 2.1.6 Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 3x + 4y = 2 ? Penyelesaian: Oleh karena x, y R maka nilai x dan y yang memenuhi persamaan tersebut ada tak berhingga banyak. Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (x , y) | 3x + 4y = 2 , x, y R} CONTOH 2.1.7 Dapatkan nilai u yang memenuhi persamaan 4u – 2v = - 5 jika diberikan v=2 92 Penyelesaian: 4u – 2v = - 5 , untuk v = 2 diperoleh 4u – 2(2) = -5. 4u – 4 = -5 kedua ruas ditambah 4. 4u – 4 + 4 = -5 + 4 diperoleh 4u = -1 kedua ruas dibagi 4 . u = -1/4. Himpunan penyelesaiannya adalah : { -1/4 } CONTOH 2.1.8 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + 3y = 4x – 8 jika y = -3. Penyelesaian: 2x + 3y = 4x – 8 , untuk y = -3 diperoleh 2x + 3(-3) = 4x -8 2x – 9 = 4x – 8 pengelommpokkan pada kedua ruas. 2x – 4x = -8 + 9 atau -2x = 1 , kedua ruas dibagi – 2 Diperoleh x = -1/2 CONTOH 2.1.9 Selesaikan persamaan berbentuk 5t – 3s + 10 = 3s – 4t – 5 jika s = -1 ? Penyelesaian: 93 5t – 3s + 10 = 3s – 4t – 5, untuk s = -1 diperoleh 5t – 3 (-1) + 10 = 3(-1 ) – 4t – 5 atau 5t + 3 + 10 = -3 – 4t – 5 atau 5t + 13 = -8 – 4t , pengelompokkan pada kedua ruas. 5t + 4t = -8 – 13 , atau 9t = -21 , kedua ruas dibagi 9 t = -21/9 Himpunan penyelesaiannya adalah : {-21/9} CONTOH 2.1.10 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan linear 2x + y = 6 jika x, y bilangan bulat positif ? Penyelesaian: Dari persamaan 2x + y = 6, dapat diperoleh nilai – nilai x dan y : Untuk x = 0 Untuk x = 1 Untuk x = 2 Untuk x = 3 maka y = 6 maka y = 4 maka y = 2 maka y = 0 94 • RANGKUMAN • Persamaan linear satu peubah dengan a  0, b, dan c ∈ R mempunyai: • • penyelesaian • himpunan penyelesaian Persamaan linear dua peubah dinyatakan sebagai dengan a0, b0, c ∈ R. Dan mempunyai himpunan penyelesaian SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--11 1. Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini. a. b. c. d. 7x – 6 = 8 + 8x e. f. 7 ( 4 – 5/p) = 8 g. 7(4+5/p) = 8 2. h. Selesaikan persamaan berikut ini. a. 3 – 2/x = 4 +3/x b. 6k – 4 = 4 – 6k c. 7 + 8h = -7-8h d. 95 f. 3y+2/3 =9y-2/3 e. 3. 4. Dapatkan himpunan semua penyelesaian dari persamaan berikut ini. a. 4x + 5 = 5y -4 b. 5y +3x = 7 c. 7x - 7 = 7-7x d. 5(3x - 2) = 10 15y e. f. Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut untuk s = 1. a. 2s + 4 = 4 – 5t. b. d. c. 5. e. f. 4 ( 2t + 3s ) = 8 t + 8 g. h. Selesaikan persamaan berbentuk. a. 2x + 4y – 6 = 5 untuk x=2. b. untuk t = -2 c. d. e. untuk v=-2 untuk untuk n=x 96 f. 6. untuk h = y Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini dengan grafik. a. 4x – 3y + 4 = 5 untuk semua bilangan x, y riil b. untuk v = 1 dan u bilangan bulat c. untuk m bilangan ganjil dan n bilangan bulat positif. d. untuk t real negatip dan s bilangan sembarang. e. untuk x = 1 dan y bilangan cacah f. untuk y bilangan ganjil dan z bilangan genap. 2.2 PERSAMAAN KUADRAT Persamaan kuadrat seringkali dijumpai dari permasalahan yang muncul dari suatu fenomena nyata. Sebagai ilustrasi: si Pegy mempunyai usaha penjualan paket kue. Dalam penjualan, Pegy mempunyai banyak pekerja keliling. Salah satu pekerjanya bernama si A. Dalam setiap harinya, si A diberikan honorarium sebesar Rp (10+2x), dengan x adalah banyaknya paket yang dijual oleh si A. Jika si A berhasil menjual x paket, maka si Pegy juga memperoleh pendapatan akibat dari penjualan oleh si A, dan 97 besarnya adalah . Pegy menginginkan pendapatan setiap hari yang berasal dari si A adalah Rp 10. Berapa paket kue yang harus di jual si A agar target pendapatan si Pegy terpenuhi. Pada permasalahan ini, dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan kuadrat. Bentuk umum persamaan kuadrat (2.2.1) dengan a0, b, c ∈ R. Untuk lebih jelasnya, kita lihat beberapa contoh persamaan kuadrat berikut ini. CONTOH 2.2.1 1. , persamaan kuadrat dengan a=1, b=-2, c=1. 2. 3y2+4y+5=1, persamaan kuadrat dengan a=3, b=4, c= 5–1= 4. 3. , persamaan kuadrat dengan a=2, b=2, c= 1-1 = 0. 4. 4n2-16=0, persamaan kuadrat dengan a=4, b=0, c= -16. 5. u2 + 2u1/2- 5 = 0 , bukan persamaan kuadrat karena terdapat pangkat ½ dari peubah u. Bentuk persamaan kuadrat bergantung pada koefisian dari peubah x yaitu a , b , c sehingga terdapat beberapa bentuk persamaan kuadrat : 1. Jika nilai a, b, c merupakan bilangan real maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Real. 98 2. Jika nilai a, b, c merupakan bilangan rasional maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Rasional. 3. Jika c = 0 maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Tak Lengkap. 4. Jika b = 0 maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Sejati. CONTOH 2.2.2 Nyatakan persamaan berikut menjadi bentuk umum. a. (x – 2)(x + 5) = 0 b. (2x – 4)2 – 6 = 2x. c. 3x2 – 6x + 3 = x(x + 3 ) d. =7 Penyelesaian: Bentuk umum persamaan kuadrat yang diminta adalah . a. (x – 2)(x + 5) = 0, dijabarkan menjadi x2 + 5x – 2x – 10 = 0 atau x2 + 3x – 10 = 0. b. (2x – 4)2 – 6 = 2x, dijabarkan menjadi (2x)2 –2(2x)(4) + (4)2 -6 = 2x 4x2 – 16x + 16 -6 = 2x atau 4x2 – 16x – 2x + 10 = 0 atau 4x2 – 18x +10 = 0. c. 3x2 – 6x + 3 = x(x + 3) , dijabarkan menjadi 3x2 – 6x + 3 = x2 + 3x 3x2 – x2 – 6x –3x+3= 0 atau 99 2x2 – 9x+3 = 0. d. =7 disamakan penyebutnya menjadi atau , dijabarkan menjadi 3x+9+2x -4 = 7(x2 + 3x – 2x -6 ) atau 7x2 +2x – 47=0 2.2.1 MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT Seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa persamaan kuadrat bergantung pada nilai-nilai a, b, c. Oleh karena itu penyelesaian dari persamaan kuadrat tersebut juga bergantung pada nilai a, b, c dan hasil penyelesaian tersebut berupa nilai peubah x yang disebut sebagai akar-akar persamaan kuadrat. Terdapat 3 cara untuk menyelesaikan persamaan kuadrat : 1. Dengan cara memfaktorkan Cara ini dilakukan berdasarkan pada definisi yang berlaku pada bentuk kesamaan kuadrat bahwa x2 + (a + b)x + ab = (x + a)(x + b). 100 Perhatikan bentuk persamaan kuadrat : ax2 + bx + c = 0, dengan a0 kedua ruas dibagi a atau jadikan koefisien x2 menjadi 1 seperti persamaan (2.2.2). (2.2.2) dan Jika maka persamaan (2.2.2) dapat difaktorkan menjadi . Sehingga diperoleh: atau . Jadi akar–akar persamaan kuadrat tersebut adalah x1= -p dan x2=-q. Himpunan penyelesaian persamaan tersebut adalah { -p,-q }. Cara lain dalam memfaktorkan persamaan kuadrat untuk dapat dilakukan sebagai berikut. Perhatikan bentuk persamaan kuadrat persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk : atau , 101 (2.2.3) Jika dan , maka persamaan (2.2.3) dapat . Sehingga diperoleh difaktorkan menjadi atau . Jadi akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah dan . CONTOH 2.2.3 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 2x2 – 6x – 20 = 0 ?. Penyelesaian: 2x2 – 6x – 20 = 0 , kedua ruas dibagi 2 diperoleh x2 – 3x – 10 = 0 dapat dirubah menjadi x2 + (2 – 5)x + (-5)(2) = 0 , terlihat bahwa p = 2 dan q = -5 maka persamaan kuadrat tersebut dapat ditulis (x + 2)(x – 5) = 0 dengan x +2 = 0 dan x – 5 = 0 diperoleh akar – akar x1 = - 2 dan x2 = 5. Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah : {-2, 5}. 102 CONTOH 2.2.4 Selesaikan persamaan kuadrat berbentuk 3x2 + 4x - 10 = 2x2 + 3x + 2 Penyelesaian: 3x2 + 4x - 10 = 2x2 + 3x + 2 Jadikan persamaan berbentuk umum dengan membuat ruas kanan sama dengan 0 3x2-2x2 + 4x – 3x – 10 - 2 = 0 diperoleh persamaan berbentuk x2 + x – 12 = 0 atau dapat ditulis x2 + (4 – 3)x + 4(-3) = 0 dan terlihat bahwa p = 4 dan q = -3 x2 + x – 12 = (x + 4)(x – 3) = 0 sehingga diperoleh x + 4 =0 dan x – 3 = 0. Akar-akar persamaan adalah x1 = 3 dan x2 = -4 sehingga himpunan penyelesaian adalah {-4,3}. CONTOH 2.2.5 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan kuadrat . Penyelesaian: Dari persamaan koefisien dari dijadikan 1. 103 Untuk itu, kedua ruas dari persamaan dikalikan dengan 3. Didapat hasil x2 + 5x + 6 = 0 atau dapat ditulis x2 + (2 + 3)x + 2(3) = 0 dan terlihat bahwa p = 2 dan q = 3 x2 + 5x + 6 = (x + 2)(x + 3 ) = 0. Sehingga diperoleh x+2= 0 dan x+ 3 = 0. Jadi akar-akar persamaannya adalah x1= -2 dan x2= -3. Oleh karena itu, himpunan penyelesaiannya adalah : {-2,-3} CONTOH 2.2.6 Selesaikan persamaan berbentuk . Penyelesaian: Pada persamaan , ruas kiri penyebutnya disamakan. Sehingga diperoleh: atau Selanjutnya kedua ruas dikalikan dengan x(x-1), didapat: 104 2 = x(x -1) atau x2 – x – 2 = 0. Lakukan pemfaktoran sehingga didapat hasil: x2 + (1 – 2)x + (–2)(1) = 0 atau (x + 1)(x – 2) = 0 Dari sini diperoleh x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 Sehingga akar–akar persamaan tersebut adalah x1 = -1 atau x2 = 2. Jadi himpunan penyelesaian adalah {-1, 2}. 2. Dengan Cara Melengkapkan Kuadrat Sempurna Cara lain untuk menyelesaikan persamaan kuadrat adalah dengan melengkapkan kuadrat sempurna. Perhatikan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0. Jadikan koefisien x2 menjadi 1 dengan membagi kedua ruas dengan a, diperoleh: Atau (2.2.4) (2.2.5) 105 Persamaan (2.2.4) dan (2.2.5) merupakan bentuk kuadrat sempurna. Jika pada persamaan (2.2.4) nilai , maka persamaan di atas menjadi . Atau (2.2.6) CONTOH 2.2.7 Dapatkan himpunan penyelesaian dari x2 + 4x + 4 = 0 ?. Penyelesaian: x2 + 4x + 4 = 0 dapat ditulis x2 + 2(2)x + 22 = (x + 2)2 = (x + 2)(x + 2 )= 0. Akar – akar persamaan tersebut adalah x1 = -2 dan x2 = -2. Himpunan penyelesaiannya adalah : {-2}. CONTOH 2.2.8 Nyatakan persamaan kuadrat 3x2 + 6x + 9 = 0 dalam bentuk kuadrat sempurna ?. Penyelesaian: 3x2 + 6x + 9 = 0, kedua ruas dibagi 3 diperoleh x2 + 2x + 3 = 0, melengkapkan dalam bentuk kuadrat sempurna. 106 x2 + 2x + 12 + 2 = 0 atau x2 + 2x + 12 = - 2 . Jadi 3x2 + 6x + 9 = x2 + 2x + 12 + 2 = 0 . x2 + 2x + 12 = -2 atau (x + 1)2 = - 2. . Didapat akar CONTOH 2.2.9 Nyatakan persamaan kuadrat 4x2 + 6x + 9 = 0 dalam bentuk kuadrat sempurna ?. Penyelesaian: 4x2 + 6x + 9 = 0, kedua ruas dibagi 4 diperoleh . Melengkapkan dalam bentuk kuadrat sempurna dengan cara menyatakan persamaan kedalam bentuk Diperoleh hasil berikut ini. , atau , atau , atau 107 Ini merupakan bentuk kuadrat sempurna. 3. Dengan Cara Menggunakan Rumus abc Akan ditunjukkan berikut ini bahwa persamaan kuadrat dengan a  0, mempunyai akar-akar dan Pada ax2 + bx + c = 0, kedua ruas dibagi dengan a diperoleh , lanjutkan dengan melengkapkan dalam bentuk persamaan kuadrat sempurna. , atau , atau 108 , atau , dari persamaan ini diperoleh dua persamaan berikut ini. • Pertama: Dari sini diperoleh • Kedua: Dari sini diperoleh Kedua akar x1 dan x2 di atas, biasa dituliskan dalam bentuk: (2.2.7) Persamaan (2.2.7) dinamakan rumus abc. CONTOH 2.2.10 Dengan menggunakan rumus abc, dapatkan akar-akar persamaan kuadrat 2x2 – 2x + 6 = 0 ?. Penyelesaian: Pada persamaan 2x2 – 2x + 6 = 0, mempunyai a = 2, b = - 2, dan c = 6. 109 Oleh karena itu, akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah: Oleh karena terdapat tanda negatif pada akar, persamaan kuadrat tersebut tidak mempunyai akar real. CONTOH 2.2.11 Selesaikan persamaan kuadrat 3x2 + 2x – 4 = 0 ?. Penyelesaian: x2 + 5x + 4 = 0 yang mempunyai a = 1, b = 5 dan c = 4 Oleh karena itu, akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah: 110 Dari sini diperoleh akar-akar dan . CONTOH 2.2.12 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan ?. Penyelesaian: , kalikan kedua ruas dengan x diperoleh -x2 + 4x = -4 -2x2, ruas sebelah kanan dibuat sama dengan 0 -x2 + 2x2 + 4x +4 = 0 atau dapat ditulis x2 + 4x + 4 = 0, merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = 4 dan c = 4. Dengan menggunakan rumus abc, diperoleh: 111 Dari sini diperoleh penyelesaiannya adalah akar-akar . Jadi himpunan }. CONTOH 2.2.13 Selesaikan persamaan berbentuk ?. Penyelesaian: , kedua ruas dikalikan dengan x + 2, diperoleh: , atau 112 , ruas kanan difaktorkan, diperoleh: , kedua ruas dibagi , atau , atau Ini merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = 3 dan c = -4. Dengan menggunaakan rumus abc, diperoleh: 113 Dari sini diperoleh akar-akar dan . CONTOH 2.2.14 Selesaikan persamaan (x2 – x)(x + 2 ) = -4(x + 2) + (x2 +5x + 6) ? Penyelesaian: (x2 – x)(x + 2) = -4(x + 2) + (x2 +5x + 6 ) , dengan memfaktorkan persamaan kuadrat pada ruas kanan, diperoleh (x2 – x)(x + 2) = -4(x + 2) + (x2 +(2+3)x + 2(3), diperoleh (x2–x)(x+2) = -4(x+2)+(x + 2)(x + 3) kedua ruas dengan (x + 2) didapat (x2 – x) = -4 + (x + 3), kedua ruas ditambah 4, -x dan -3 diperoleh x2 – 2x +1 = 0 Ini merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = -2 dan c = 1. Dengan menggunaakan rumus abc, diperoleh: 114 Dari sini diperoleh akar-akar Dari beberapa contoh . penyelesaian persamaan kuadrat yang menggunakan rumus abc, terlihat bahwa nilai akar ada mempunyai dua akar real berbeda, ada yang dua akarnya kembar (sama nilainya), ada juga yang akarnya berupa bilangan imaginer. Ketiga kondisi ini tergantung dari nilai disimbulkan dengan • Jika . Nilai ini dinamakan diskriminan dan sering . Ada tiga nilai diskriminan yaitu: , maka persamaan kuadrat mempunyai akar sama atau akar kembar x1 = x2. • Jika , maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real berbeda, x1  x2. • Jika , maka persamaan kuadrat mempunyai akar imaginer. 2.2.2 MENCARI HUBUNGAN AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT Pada subbab ini akan dibahas beberapa pernyataan yang berkaitan dengan akar-akar persamaan kuadrat x1 dan x2. Akar dari persamaan kuadrat, menurut rumus abc dinyatakan sebagai: 115 Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan akar-akar ini adalah: 1. Jika ditambahkan dengan , maka dapat diperoleh: (2.2.8) 2. Jika dikalikan dengan , maka dapat diperoleh: (2.2.9) Dengan persamaan (2.2.8) dan (2.2.9), dapat dinyatakan dalam bentuk: atau persamaan kuadrat 116 (2.2.10) CONTOH 2.2.15 Carilah persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah dan . Penyelesaian: dan a. b. Kita masukkan ke dalam persamaan (2.2.10), didapatkan persamaan kuadrat: x2 – (x1 + x2 )x + x1x2 = 0 atau x2 – 2x – 1 = 0. CONTOH 2.2.16 Jika adalah salah satu akar persamaan kuadrat akar lainnya adalah maka dapatkan nilai dari p ?. Penyelesaian: atau . dan 117 Salah satu bentuk persamaan kuadrat adalah . Dari sini terlihat bahwa CONTOH 2.2.17 . Jika salah satu Perhatikan persamaan kuadrat akarnya merupakan 4 kali akar yang lain, maka dapatkan nilai p dan akarakar tersebut ? Penyelesaian: Perhatikan kembali bentuk persamaan kuadrat: Kalau kita padankan dengan persamaan kuadrat didapat: • Karena diketahui bahwa • Dari ini, nilai , maka: atau . , 118 Jadi akar-akarnya adalah dan . Selanjutnya nilai p dicari dari atau atau nilai CONTOH 2.2.18 Salah satu akar dari persamaan kuadrat -4x2 + px – 16 = 0 adalah -2 kali terhadap akar yang lain, dapatkan nilai p dan bentuk persamaan kuadratnya. Penyelesaian: dan , diketahui x1 = -2x2 maka (-2x2)x2 = -4 diperoleh (x2)2 – 2 = 0 atau diperoleh dan dan . 119 Untuk , persamaan kuadratnya adalah dengan akar-akar Untuk dan , persamaan kuadratnya adalah dan dengan akar-akar CONTOH 2.2.19 Dapatkan akar-akar dan nilai p jika persamaan kuadrat berbentuk x2– 2px+12=0 dan selisih dari akar-akarnya adalah 4. Penyelesaian: dan diketahui bahwa x1 – x2 = 4 atau x1 = 4 + x2 maka (4 + x2)x2 = 12 atau x2 + 4x – 12 = 0, dengan cara faktorisasi dapat diperoleh (x + 6)(x – 2) = 0 120 yang mempunyai akar-akar x2 = -6 dan x2 = 2. Oleh karena x1 = 4 + x2 maka untuk x2 = -6 diperoleh x1 = -2 dan untuk x2 = 2 diperoleh x1 = 6. jika untuk nilai x2 = -6 dan x1 = -2 maka diperoleh p = -8 dan persamaan kuadrat yang terbentuk adalah x2 +16x + 12 = 0 . Jika untuk x2 = 2, x1 = 6 maka diperoleh p = 8 dan persamaan kuadrat yang terbentuk adalah x2 +16x + 12 = 0. CONTOH 2.2.20 Hasil kali akar-akar suatu persamaan kuadrat adalah dan salah satu akar dari akar yang lain, dapatkan persamaan kuadrat tersebut. Penyelesaian: Misalkan akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah x1 dan x2, telah diketahui bahwa ditulis Untuk akar dan dengan akar-akar diperoleh , diperoleh atau dapat 121 demikian pula untuk akar Jadi diperoleh . jumlah kedua akar-akarnya persamaan kuadrat mempunyai 2 atau kemungkinan yaitu Dengan demikian persamaan kuadratnya adalah atau 2.2.3 HUBUNGAN ANTARA AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT LAINNYA Misalkan persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0, a  0 dengan akar x1 dan x2. Hubungan diantara akar-akar x1 dan x2 dan seperti dapat dipakai untuk mempermudah pencarian bentuk-bentuk hubungan antar akar-akar yang lainnya seperti: 1. (x1 - x2)2 2. x12 + x22 122 3. x12x2+ x22x1+ x1x2 4. CONTOH 2.2.21 Jika akar-akar persamaan kuadrat 4x2 + 2x – 1 = 0 adalah x1 dan x2, maka dapatkan nilai – nilai dari hubungan akar-akar dibawah ini : a. b. c. d. e. f. Penyelesaian: Dari persamaan kuadrat dapat diperoleh hubungan akar-akar dan a. Bentuk dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dan perkalian dari akar-akar persamaan kuadrat, telah diketahui sebelumnya bahwa bentuk sempurna kesamaan kuadrat: dengan demikian: 123 b. Seperti sebelumnya, dapat dicari x12 x2 + x22 x1 = x1 x2 ( x1 + x2 ) Sehingga diperoleh x12 x2 + x22 x1 = c. x13 + x23 = ( x1 + x2 )( x12 – x1 x2 + x22 ) = ( x1 + x2 )( x12 + x22– x1 x2 ), dari contoh diatas telah diperoleh x12 + x22 sehingga diperoleh x13 + x23 = d. Telah dicari sebelumnya bahwa Dengan demikian e. f. . 124 Ŷ Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Akar-akarnya Mempunyai Hubungan Dengan Akar-akar Persamaan Kuadrat Lainnya. Untuk menyusun persamaan kuadrat hubungan dengan akar-akar yang akar-akarnya mempunyai persamaan kuadrat yang diketahui mempunyai 2 cara yaitu: 1. Dengan menggunakan rumus penjumlahan dan perkalian akarakar. 2. Dengan menggunakan penggantian. • Menggunakan Rumus Penjumlahan dan Perkalian Akar-akar Jika diketahui persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0, maka didapat penjumlahan akar dan perkalian akar . Untuk menentukan persamaan kuadrat baru perlu untuk dicari akar-akar dari persamaan kuadrat tersebut dan hubungannya dengan akar – akar persamaan kuadrat yang diketahui. CONTOH 2.2.22 Dapatkan persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah x1 + 3 dan x2 + 3 dimana x1 dan x2 akar-akar persamaan x2 + 4x + 4 = 0. Penyelesaian: Persamaan kuadrat x2 + 4x + 4 = 0 mempunyai jumlahan akar-akar x1 + x2 = -4 dan perkalian akar-akar x1x2 = 4 . 125 Jika dimisalkan persamaan kuadrat baru berbentuk au2 + bu + c = 0 dengan akar-akar u1 = x1 + 2 atau u1 - 3 = x1 dan u2 - 3 = x2 maka dapat dicari akar-akar tersebut dari: • x1 + x2 = -4 atau u1 – 2 + u2 – 3 = -4 sehingga u1 – 3 + u2 – 3 = -4 atau u1 + u2 = 2 • x1x2 = 4 atau (u1 – 3)(u2 – 3) = 4 atau diperoleh persamaan u1u2 – 3 (u1+ u2) = -5 atau u1u2 = -5 + 3(2) = 1. Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah u2 – (u1 + u2)u + u1u2 = 0 atau u2 – 2u + 1 = 0 CONTOH 2.2.23 Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya dan jika x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat x2 + 2 x + 1 = 0 ? Penyelesaian: Penjumlahan akar-akar x1 + x2 = -2 dan Perkalian akar-akar x1 x2 = 1. Misalkan persamaan kuadrat baru berbentuk a y2 + b y + c = 0 dengan akar-akar • atau x1 + x2 = -2 atau dan atau , dapat dicari: 126 atau 3(y1 + y2) = -2y1y2. • x1 x2 = 1 atau atau y1 y2 = 9 sehingga dapat diperoleh 3(y1 + y2) = - 2 y1 y2 atau y1 + y2 = - 6 . Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah y2 – (y1 + y2) y + y1 y2 = 0 atau y2 + 6y + 9 = 0 • Menggunakan penggantian Untuk mendapatkan persamaan kuadrat yang baru dengan cara penggantian dapat dilakukan jika akar-akar persamaan kuadrat yang baru simetri dengan akar-akar persamaan kuadrat yang diketahui. CONTOH 2.2.24 Jika x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat dari x2 – 4 x + 4 = 0 maka dapatkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah : a. b. dan dengan d adalah konstanta yang tidak nol. dan Penyelesaian: Dari persamaan yang diketahui x2 – 4 x + 4 = 0 dapat diperoleh x1 + x2 = 4 dan x1 x2 = 4 127 a. Misalkan akar-akar persamaan baru adalah dimana dan penjumlahan dan perkalian dari akar-akar tersebut berbentuk simetri walaupun nilai dari x1 dan x2 dirubah. Oleh karena itu, dapat dilakukan penggantian dari akar-akar tersebut yaitu pada persamaan kuadrat x2– 4x +4 = 0 yaitu atau atau , kedua ruas dikalikan d2y2 diperoleh 1 – dy + 4d2y2 = 0 atau 4d2y2 – dy + 1 = 0 b. Misalkan akar-akar persamaan baru adalah y1 = x12 + x22 atau 2 2 2 = ( x1 + x2 ) – 2 x1 x2 = 16 – 32 = -16 dan y2 = x1 x2 + x2 x1 y1 atau y2 = x1 x2 ( x1 + x2 ) = 16. Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah y2 – ( y1 + y2 ) + y1 y2 = 0 atau y2 – 256 = 0 CONTOH 2.2.25 Dapatkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan dimana x1 dan x2 merupakan akar persamaan kuadrat x2 + 6x + 9 = 0. Penyelesaian: 128 Dari persamaan kuadrat yang diketahui diperoleh dan . Misalkan akar-akar persamaan kuadrat yang baru adalah dan , diperoleh persamaan kuadrat yang baru adalah v2 – (v1 + v2) + v1v2 = 0 atau . 2.2.4 MENERAPKAN PERSAMAAN KUADRAT Sebelum ini, kita telah belajar banyak tentang persamaan kuadrat dan berbagai cara menyelesaikan persamaan kuadrat. Banyak permasalahan yang berhubungan dengan persamaan kuadrat. Pada subbab ini, kita akan menggunakan persamaan kuadrat untuk menyelesaikan beberapa permasalahan. CONTOH 2.2.26 Sekelompok orang melakukan usaha bersama membentuk suatu badan usaha. Pada tahun pertama usaha tersebut mendapatkan keuntungan sebesar Rp 10.000.000. Keuntungan tersebut dibagai rata pada setiap anggotanya. Jika ada 2 orang anggota tidak mau menerima keuntungan usaha tahun pertama, maka setiap anggota akan menerima Rp 250.000 lebih banyak penerimaan yang dibagai pada semua anggotanya. Tentukan anggota kelompok tersebut. banyaknya kelompok dari 129 Penyelesaian: Misal x merupakan banyaknya anggota kelompok. • Jika keuntungan dibagi pada semua anggota kelompok, maka setiap anggotanya menerima A rupiah. Besarnya nilai A adalah • Jika keuntungan tersebut dibagi (x-2) orang, maka setiap anggotanya menerima B rupiah. Besarnya nilai B adalah • Jika ada 2 orang tidak mau menerima keuntungan, maka selisih yang diterima setiap anggota adalah Rp 250.000. Dari sini diperoleh 130 Dari persamaan ini, diperoleh dan . Akan tetapi, nilai x harus lebih besar nol. Karena itu, diperoleh hasil banyaknya anggota ada sebanyak 10 orang. CONTOH 2.2.27 Panitia wisata menyewa sebuah bus seharga Rp 2.000.000. Biaya sewa bus ditanggung secara merata oleh peserta wisata. Jika pada saat mau berangkat ada 8 orang yang mengundurkan diri, maka setiap peserta harus menambah biaya sebesar Rp 12.500. Tentukan banyaknya peserta wisata tersebut. Penyelesaian: Misal x merupakan banyaknya peserta wisata. • Jika biaya sewa bus dibagi pada semua peserta, maka setiap peserta membayar A rupiah. Besarnya nilai A adalah • Jika biaya sewa tersebut dibagi (x-8) orang, maka setiap peserta membayar B rupiah. Besarnya nilai B adalah 131 • Jika ada 8 peserta mengundurkan diri, maka setiap peserta menambah Rp 12.500. Dari sini diperoleh Dari persamaan ini, diperoleh dan . Akan tetapi, nilai x harus lebih besar nol. Karena itu, diperoleh hasil banyaknya anggota ada sebanyak 10 orang. 132 CONTOH 2.2.28 Si Pegy mempunyai usaha penjualan paket kue. Dalam penjualan, Pegy mempunyai banyak pekerja keliling. Salah satu pekerjanya bernama si A. Dalam setiap harinya, si A diberikan honorarium sebesar Rp (10+2x), dengan x adalah banyaknya paket yang dijual oleh si A. Jika si A berhasil menjual x paket, maka si Pegy juga memperoleh pendapatan akibat dari penjualan oleh si A, dan besarnya adalah . Pegy menginginkan pendapatan setiap hari yang berasal dari si A adalah Rp 10. Berapa paket kue yang harus di jual si A agar target pendapatan si Pegy terpenuhi. Penyelesaian: Pada permasalahan ini, dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan kuadrat atau Diperoleh x=-10 dan x=5. Karena x adalah banyaknya paket barang yang dijual, x tidak boleh negatif. Jadi diperoleh hasil x=5, si A harus menjual sebanyak 5 paket agar si Pegy memperoleh pendapatan Rp 10 dari penjualan si A. 133 CONTOH 2.2.29 Pada luar lapangan sepak bola yang berukuran 100 m × 50 m, akan dibuat jalur lari dengan lebar jalur tetap. Jalur tersebut mengelilingi lapangan sepak bola. Jika luas jalur tersebut adalah 2.500 m2, maka tentukan lebar jalur tersebut. Penyelesaian: Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.2.1. Gambar 2.2.1 Jalur lari dengan lebar tetap. Luas jalur dalam m2 adalah L = 2(100x) + 2(50x) + 4x2 Karena luas jalur adalah 2.500 m2, maka : 2.500 = 4x2 + 300x x2 + 75x - 2.500 = 0 (x+100) (x -25)=0 Karena nilai x > 0, maka diperoleh x = 25 m. Jadi lebar jalur di sisi lapangan sepak bola tersebut adalah 25 m. 134 • RANGKUMAN • Bentuk umum persamaan kuadrat adalah dengan a0, b, c ∈ R. • Jika dapat difaktorkan ke bentuk maka penyelesaiannya adalah • Mempunyai bentuk kuadrat sempurna • Mempunyai akar-akar , dan . dan • Jika x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat, maka • • SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--22 1. 2. Dapatkan akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan. a. x2 + x – 12 = 0 b. x2 – 2x – 8 = 0. c. x2 – 4x – 5 = 0 d. x2 + 5x = -6 e. x2 + 2x = 3 f. x2 – 14x – 32 = 0 Carilah akar persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan bentuk sempurna. 135 3. a. (x – 1)2 = 100 b. x2 – 12x – 45 = 0 c. (y – 2)(y – 2) = 9 d. 3t2 + t – 2 = 0 e. (2x + 3)2 = 25 f. u2 + 8u – 9 = 0. Carilah akar persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus abc. a. 2x2 -4x – 2 = 0 b. x2 – 5x + 3 = 0 c. 6x2 – 7x + 2 = 0. d. 2x2 – 6x + 11 = 0. e. 3x2 – 6x = 9 4. f. x2 + 4x – 8 = 0 Setiap sabtu, Amir pelari peserta PON berlatih lari 18 km, tujuannya adalah mengurangi waktu tempuh sebesar setengah jam, dengan bantuan murid SMU kelas 1 dianjurkan agar ia berlari 1,2 km perjam lebih cepat. Tentukan kecepatan ia berlari ? 5. Peluru ditembakkan vertikal ke udara dengan kecepatan awal v0 dan pada saat tertentu akan mencapai ketinggian sebesar v0t – 10t2 . jika ketinggian maksimum 30 maka tentukan waktu sampai peluru mencapai tanah ? 6. Suatu kotak berbentuk balok yang mempunyai volume = luas alas × tinggi, jika alas dan tutup kotak berbentuk bujur sangkar , sisi balok berbentu empat persegi panjang maka dapatkan luas sisi balok untuk volume = 100 , alas dan tutup diabaikan, tinggi =2? 7. Jumlah pangkat dua dari tiga bilangan ganjil yang berurutan adalah 515 . tentukan bilangan –bilangan tersebut ? 8. Suatu tangga dengan panjang 10 bersandar pada tembok , jarak ujung tangga dengan lantai adalah 6, tentukan jarak geseran kaki tangga agar ujung atas tangga bergeser sama panjang dengan geseran bawah ? 136 9. Dapatkan persamaan kuadrat yang akar-akarnya. a. 4 dan -4 b. u dan 2 – u c. 2 dan 7 d. 1/t dan t 10. Jika a dan b akar-akar persamaan kuadrat maka bentuk faktor dari persamaan kuadrat dapat ditulis (x + a)(x + b) = 0 , dapatkan persamaan kuadrat tersebut jika: a. a = -3 dan b = 4. b. a = ( 2 + c. a =( d. a = )( 2 - ) dan b = ( , b= 11. Susunlah suatu persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah . Dapatkan persamaan kuadrat yang hubungan diantara akar-akarnya adalah a. jumlah akar-akarnya = 3 , hasil kali akar-akarnya = 4. b. jumlah akar-akarnya = -4 , hasil kali akar-akarnya = c. jumlah akar-akarnya = 2 , hasil kali akar-akarnya = 2 d. jumlah akar-akarnya = 1 , hasil kali akar-akarnya = -1. 12. Diketahui salah satu akar persamaan kuadrat x2 – 2qx + 4q = 0 tiga kali akar yang lain , dapatkan nilai p dan akar-akarnya 13. Akar-akar persamaan (2p – 1)x2 – 15/2x – 3 = 0 saling berkebalikan , dapatkan nilai p dan akar-akarnya. 14. Persamaan kuadrat berbentuk 2x2 + (p + 3) x – 4p = 0 yang selisih akar-akarnya sama dengan 7 , dapatkan nilai p dan akar-akarnya 137 15. Salah satu akar persamaan –2x2 + px – p + 2 = 0 sama dengan 0, dapatkan nilai p. 16. Salah satu akar persamaan kuadrat 3x2 – (p – 3)x + p + 2 = 0 berlawanan 2 kali, dapatkan nilai p ? 17. x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 – 3x = , dapatkan p dan akar- akarnya jika 2x1 + x2 = 2 ? 18. Akar-akar persamaan kuadrat x2 – 2x – 4 = 0 adalah x1 dan x2 , dapatkan bentuk simetri dengan tanpa mencari akar persamaannya . b. a. c. d. 19. Akar persamaan kuadrat x2 – (p + 1)x – 2p+4 = 0, hitunglah bentuk berikut yang merupakan bentuk simetri dari x1 dan x2 a. x12 + x22 b. x14 + x24 c. x13 + x12 x2 + x1 x22 + x23 d. 20. Akar-akar persamaan 9x2 – 15x + p = 0 adalah x1 dan x2, hitunglah p jika a. x12 + x12 x2 + x1 x22 + x22 = 2 b . x12 + x22 = x1 + x2 21. Hitunglah p jika x12 + x22 = 10 untuk persamaan kuadrat berbentuk x2 – px – 4 = 0 ? 138 22. Bilangan x1 dan x2 adalah akar persamaan x2 – 2bx + b2 = 0 , dapatkan b jika x12 + x22= 2 ? 23. Susunlah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 2 kali lebih kecil dari akar persamaan kuadrat x2 + 6x + 9 = 0 ? 24. Akar persamaan kuadrat x2 - 3x + a - 1= 0 adalah x1 dan x2, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya a. c. dan dan b. x12 dan x22 d. dan 25. Susunlah suatu persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya kebalikan dari akar-akar persamaan x2 – 6ax -6a = 0 ? 26. Persamaan yang akar-akarnya 2 lebih kecil dari persamaan kuadrat x2 – 6ax -6a = 0 adalah 2x2 – 6x + 6 = 0 , tentukan a dan akarakarnya ? 27. Persamaan kuadrat 6x2 – x - 12 = 0 mempunyai akar-akar x1 dan x2, tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya x12 + x22 dan x12 - x 22. 28. Sekelompok orang menerima borongan pekerjaan penggalian selokan dengan imbalan sebesar Rp 2 juta yang dibagi rata pada setiap anggotanya. Jika 2 orang onggotanya mengundurkan diri, maka setiap anggota kelompok akan menerima Rp 50.000 lebih banyak dari penerimaan semula, sebelum ada yang mengundurkan diri. Tentukan banyaknya anggota kelompok tersebut. 139 29. Seseorang berjalan menyusuri sepetak pekarangan berbentuk persegi panjang yang luasnya 216 m2 tanpa berhenti. Andaikan langkah orang tersebut selalu tetap sebesar 60 cm, maka tentukan ukuran pekarangan tersebut jika orang tersebut selesai mengelilingi pekarangannya dalam 100 langkah. 30. Jika jumlah dari kebalikan dua bilangan genap yang berurutan adalah , maka tentukan jumlah dari dua bilangan genap tersebut. 2.3 SISTEM PERSAMAAN LINEAR Sistem persamaan linear atau juga disebut sebagai sistem persamaan linear serentak merupakan kumpulan atau himpunan dari persamaan linear. Dalam buku ini dibahas system persamaan linear: 1. Sistem persamaan linear 2 peubah dengan 2 persamaan. 2. Sistem persamaan linear 3 peubah dengan 2 persamaan. 3. Sistem persamaan linear 3 peubah dengan 3 persamaan. Sistem persamaan linear banyak sekali dijumpai dalam banyak aplikasi misalnya: • Seorang pengusaha busana seragam untuk pria dan wanita dengan bentuk yang berbeda dan terbagi dalam 2 ukuran sedang dan besar. Ukuran sedang memerlukan 1,2 meter untuk seragam pria dan 2 meter untuk seragam wanita. Ukuran besar memerlukan 1,5 meter per seragam pria dan 2,5 meter perseragam wanita. Jika bahan yang tersedia untuk pria sebanyak 100 meter dan wanita 200 140 meter, maka banyaknya seragam yang dapat dibuat untuk ukuran sedang dan besar adalah. Misalkan peubah x menyatakan seragam dengan ukuran sedang. Peubah y menyatakan seragam dengan ukuran besar. Banyaknya seragam pria yang dapat dibuat adalah banyaknya seragam wanita yang , dan dapat dibuat adalah . Dan ini membentuk dua persamaan linear berikut ini. 1,2x + 1,5y = 100 • dan 2x + 2,5y = 200 Suatu obyek wisata yang mempunyai 3 lokasi dengan bentuk yang berbeda pada suatu tempat yang sama, setiap lokasi pendapatan yang diperoleh rata-rata adalah 1. Lokasi A sebesar Rp 10.000.000,- dengan harga karcis Rp 2.500,- per dewasa, Rp 1.500,- peranak dan Rp 1000,- permobil. 2. Lokasi B sebesar Rp 12.000.000,- dengan harga karcis Rp3.500,per dewasa, Rp 2.500,- peranak dan Rp 1.000,- permobil. 3. Lokasi C sebesar Rp 14.000.000,- dengan harga karcis Rp 3.000,- perdewasa, Rp 2.000,- peranak dan Rp 1000,- permobil. Banyaknya pengunjung dari ketiga lokasi wisata tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut. Misal x menyatakan banyaknya pengunjung dewasa, y menyatakan banyaknya pengunjung anak-anak dan z menyatakan banyaknya pengunjung mobil. Permasalahan ini membentuk suatu sistem persamaan linear: 141 2500 x + 1500 y + 1000 z = 10.000.000 3500 x + 2500 y + 1000 z = 12.000.000 3000 x + 2000 y + 1000 z = 14.000.000 • Pada ilustrasi nomor 2, jika hanya terdapat 2 lokasi pada obyek wisata tersebut, maka banyaknya pengunjung kedua lokasi wisata tersebut adalah : 2500x + 1500 y + 1000 z = 10.000.000 3000 x + 2500 y + 1000 z = 12.000.000 2.3.1 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH Sistem persamaan linear dua peubah secara umum dapat ditulis : a1x + b1y = c1 dengan a1 , b1 , c1 ∈ R a2x + b2y = c2 dengan a2 , b2 , c2 ∈ R a1 , b1 , a2 , b2 tidak boleh bersama – sama bernilai nol. Mencari penyelesaian pasangan (x, y) dari sistem persamaan linear merupakan yang memenuhi kedua persamaan linear tersebut sehingga memberikan pernyataan yang benar. Ada beberapa cara dalam mencari penyelesaian sistem persamaan linear yaitu : 1 . Metode Grafik. 2. Metode Eliminasi 3. Metode Substitusi. 4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi. 5. Metode Matriks, dibahas pada Bab 3. 142 i. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dengan Metode Grafik. Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode grafik maka persamaan a1x + b1y = c1 dan a2x + b2y = c2 dapat dipandang sebagai garis lurus maka perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linear . Misalkan garis u1 : a1x + b1y = c1 dan garis u2 : a2x + b2y = c2 maka akan terdapat beberapa kemungkinan diantara kedua garis tersebut yaitu: 1. Terdapat satu titik potong jika . Pada kondosi ini, sistem persamaan linear mempunyai satu penyelesaian/ jawab. 2. Garis u1 berimpit dengan garis u2 jika . Pada kondisi ini, terdapat banyak titik yang memberikan jawaban yang benar dan dikatakan bahwa sistem persamaan linear mempunyai banyak penyelesaian. 3. Garis u1 sejajar dengan u2 namun tidak berhimpit, jika . Pada kondisi ini, tidak terdapat perpotongan atau singgunggan antara kedua garis tersebut, sehingga sistem persamaan linear tidak mempunyai penyelesaian. CONTOH 2.3.1 Dapatkan himpunan penyelesaian berbentuk x + 2y = 3 dan 2x + y = 3. Penyelesaian: Dari persamaan x + 2y = 3, didapat: dari sistem persamaan linear 143 untuk x = 0 , y = dan untuk y =0 , x = 3 Jadi grafik melalui titik (0, ) dan (3, 0). Dari persamaan 2x + y = 3, didapat: untuk x=0, y = 3 dan untuk y=0, x = Jadi grafik melalui titik (0,3) dan ( ,0). Dari grafik terlihat bahwa perpotongan garis terjadi disekitar (1, 1). Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear ini adalah x=1, dan y=1. ii. Menyelesaikan Dengan Metode Substitusi. Misalkan sistem persamaan linear berbentuk a1x + b1y = c1 , a2x + b2y = c2. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan substitusi dimaksud adalah melakukan substitusi terhadap salah satu peubah x atau y dari 1 persamaan ke persamaan yang lain. a1x + b1y = c1, b1y = c1- a1x atau persamaan a2x + b2y = c2 diperoleh a2x + b2( disubstitusi pada ) = c2 atau 144 Jadi CONTOH 2.3.2 Dapatkan penyelesaian dari sistem persamaan linear 3x – 2y = 5 2x + 4y = -2 Penyelesaian: Ambil salah satu persamaan 3x – 2y = 5 atau x = ke persamaan lainnya 2x + 4y = -2 atau 2 ( , disubstitusikan ) + 4 y = -2 , kedua ruas dikalikan 3 didapat 10 + 4y + 12y = - 6 atau y = = -1. Nilai y=-1 dimasukkan ke persamaan 3x – 2y = 5, didapat: 3x – 2(-1) = 5 atau x = 1 Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah x=1, dan y=-1. 145 CONTOH 2.3.3 Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk 2x = 6y + 4 3x + 4y = 3 Penyelesaian: Ambil persamaan 2x = 6y + 4 atau x = 3y + 2 disubstitusikan pada persamaan 3x + 4y = 3, didapat 3(3y + 2) + 4y = 3 atau 13y = -3 Diperoleh y = didapat x = dan nilai y ini dimasukkan ke salah satu persamaan, +2= . Jadi penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah dan . iii. Menyelesaikan Dengan Metode Eliminasi. Misalkan sistem persamaan linear berbentuk a 1x + b 1y = c 1 a 2x + b 2y = c 2 untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan eliminasi dimaksudkan adalah menghilangkan salah satu peubah dari sistem persamaan dengan menyamakan koefisien dari peubah tersebut. a1x + b1y = c1 | x a2 Æ diperoleh a2a1x + a2b1y = c1a2 146 a2x + b2y = c2 | x a1 Æ diperoleh a2a1x + a1b2y = c2 a1 (a2b1 – a1b2)y = c1a2 - c2a1 Jadi dan CONTOH 2.3.4 Selesaikan sistem persamaan linear dengan eliminasi berbentuk 2u + 8v = -2 -u + 3v = 4 Penyelesaian: 2u + 8v = -2 dikalikan 1 diperoleh 2u + 8v = -2 -u + 3v = 4 dikalikan 2 diperoleh -2u + 6v = 8 14v = 6 atau v = 3/7 2u + 8v = -2 dikalikan 3 diperoleh 6u + 24 v = - 6 -u + 3v = 4 dikalikan 8 diperoleh -8u + 24 v = 32 14u = - 38 147 atau u = . CONTOH 2.3.5 Dapatkan himpunan penyelesaian dengan eliminasi jika terdapat persamaan berbentuk 3s – 4t = 6 dan 2s + 5t = - 3. Penyelesaian: 3s – 4t = 6 dikalikan 2 diperoleh 2s + 5t = -3 dikalikan 3 diperoleh 6s – 8t = 12 6 s + 15 t = - 9 -23t = 21 atau t = 3s – 4t = 6 . dikalikan 5 diperoleh 15s – 20t = 30 2s + 5t = - 3 dikalikan 4 diperoleh 8s + 20t = -12 + 23s = 18 atau s = Himpunan penyelesaiannya adalah { , iv. Menyelesaikan Substitusi. Dengan Metode }. Gabungan Misalkan sistem persamaan linear berbentuk a 1x + b 1y = c 1 a 2x + b 2y = c 2 Eliminasi dan 148 Penyelesaikan sistem persamaan linear dengan gabungan eliminasi dan subtitusi dimaksudkan adalah melakukan eliminasi terhadap salah satu peubah yang kemudian melakukan subtitusi pada salah satu persamaan atau sebaliknya. CONTOH 2.3.6 Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk 3x – 4y = 5 dan -2x + 2y = 4 Penyelesaian: 3x – 4y = 5 dikalikan 2 diperoleh 6x – 8y = 10 -2x + 2y = 4 dikalikan 3 diperoleh -6x + 6y = 12 + -2y = 22 atau y = -11 , dilakukan subtitusi pada persamaan -2x + 2y = 4 maka didapat -2x + 2(-11) = 4 atau x = - 13. Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah {-13, -11}. CONTOH 2.3.7 Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 4u – 8v = 7 dan 3u + 2v = 2 Penyelesaian: 4u – 8v = 7 dikalikan 3 diperoleh 12u – 24v = 21 3u + 2v = 2 dikalikan 4 diperoleh 12u + 8v = 8 - -32v = 13 atau v = , dilakukan subtitusi pada persamaan 3u + 2v = 2 maka : 149 3u + 2( ) = 2 atau u = Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { , }. 2.3.2 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA PEUBAH Sistem persamaan linear tiga peubah dapat dinyatakan dalam bentuk a1 x + b1 y + c1 z = d1 a2 x + b2 y + c2 z = d2 (2.3.1) a3 x + b3 y + c3 z = d3 dengan a1, b1 ,c1 , d1 , a2, b2 , c2 , d2 , a3 , b3 , c3, d3 merupakan bilangan real. Menyelesaikan sistem persamaan linear 3 peubah dapat dilakukan seperti halnya pada sistem persamaan linear 2 peubah . CONTOH 2.3.8 Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk x – 2y + z = 2 2x + y + 2z = 1 -x + y + z = 2 Penyelesaian: 150 Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tersebut dilakukan dengan menggunakan metode eliminasi . x – 2y + z = 2 dikalikan 2 diperoleh 2x – 4y + 2z = 4 2x + y + 2z = 1 dikalikan 1 diperoleh 2x + y + 2z = 1 - 5y - =3 atau y = -3/5 x – 2y + z = 2 dikalikan 1 diperoleh x – 2y + z = 2 -x + y + z = 2 dikalikan 1 diperoleh -x + y + z = 2 + - y + 2z = 4 dilakukan subtitusi nilai y pada persamaan tersebut diperoleh -(-3/5) + 2z = 4 atau z = , subtitusikan pada persamaan -x+ y + z = 2 didapat -x + ( + = 2 atau x = . CONTOH 2.3.9 Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk 2x – 2y + z = 3 x + y + 2z = -1 -x + y + z = 2 Penyelesaian: Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tersebut dengan menggunakan metode eliminasi . dilakukan 151 x + y + 2z = -1 -x + y + z = 2 + 2y + 3z = 1 2x – 2y + z = 3 | x 1 diperoleh x + y + 2z = -1 | x 2 diperoleh 2x – 2y + z = 3 2x + 2y + 4z = -2 -3z=5 , dilakukan subtitusi pada persamaan 2y + 3z = 1 atau diperoleh 2y + 3 ( ) = 1 atau y = 3, kemudian disubtitusikan pada persamaan x + y + 2z = -1 diperoleh x + 3 + 2 ( ) = - 1 atau x = Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah . • RANGKUMAN • Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua peubah merupakan pasangan (x, y) yang memenuhi kedua persamaan linear tersebut. • Ada beberapa cara dalam mencari penyelesaian sistem persamaan linear dua peubah, yaitu : 1 . Metode Grafik. 2. Metode Eliminasi 3. Metode Substitusi. 152 4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi. SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--33 1. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut dengan menggunakan metode grafik. a. x – 2y = 3 b. 2x + 3y = -2 -x + 2y = 3 2x+y = 1 c. 3x – 4y -4 = 0 x + 2y d. x – y = 0 =1 e. 5x – 2y -4 = 0 3x + y – 4 = 0 f. x + 2y – 1 = 0 2. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan metode eliminasi. a. 2x – 2y = -2 b. x + 2y = 3 -x + 2y = 3 x + 2y = 5 c. 4x – 2y -4 = 0 x+y d. 3x +5y = 7 =3 e. 2x + 3y = 4 x+y =4 3x + 2y – 4 = 0 f. x + 2y – 1 = 0 3. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan metode subtitusi . a. 3x + 2y = 7 2x - y = 1 b. 1/2x + 1/3y = 1 -x + 2y = 3 153 d. x – 4y = 6 c. x + 2y 2x + 3y – 2 = 0 =1 e. x + y -3 = 0 f. 4. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan gabungan eliminasi dan subtitusi a. x – 2y = 3 b. 2x + 3y = -2 -x + 2y = 3 2x+y = 1 c. 3x – 4y -4 = 0 x + 2y d. x – y = 0 =1 e. 5x – 2y -4 = 0 3x + y – 4 = 0 f. x + 2y – 1 = 0 5. Dua titik (2, 3) dan (-1, 1) yang dilalui oleh garis lurus ax + by = 6 , tentukan nilai a dan b ? 6. Sebuah industri pakaian jadi memproduksi 2 jenis pakian yaitu pria dan wanita, jika pada saat tertentu mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp 250.000 dari 120 pakaian wanita dan 100 pakaian pria , demikaian pula dari 90 pakian pria dan 80 pakaian wanita mendapatkan sebesar Rp 200.000, dapatkan harga jual setiap pakaian pria dan wanita ? 7. Jumlah penduduk dari suatu kota A dan B adalah 4.000.000. akan tetapi jumlah penduduk kota A sama dengan 1.500.000 lebihnya dari 3 kali penduduk kota B dapatkan jumlah penduduk kedua kota tersebut ? 154 8. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut. a. 2x – 3y + z = 2 b. x + 4y – z = 15 x + 2y – z = 4 2x - 2y +3z = 12 2x + z = 10 x + 2y – z = 10 y + 5z = 5 x- y +z=1 c . x – 3y = -5 9. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut. b. a. c. 10. Diketahui persamaan kuadrat y = ax2 + bx + c , tentukan nilai a, b, c jika fungsi tersebut melalui titik berikut ini. a. (1,1), (2, 4) dan (-2, 4) b. (-2, 0), (2, 0) dan (0, 1). c. (0,-1), (-4, 0) dan (4, 0). d. (0, 1), (2, 0) dan (2, 1) 2.4 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT DUA PEUBAH Sistem persamaan linear dan kuadrat untuk dua peubah dapat dinyatakan dalam bentuk 155 y = a1 x + b (2.4.1) y = a 2 x 2 + b2 x + c 2 dimana a10, b1, a20, b2, c2 merupakan bilangan real. Untuk menyelesaiakan sistem persamaan tersebut dapat dilakukan dengan cara 1. Metode subtitusi. 2. Metode grafik. CONTOH 2.4.1 Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan . Penyelesaian: Untuk menyelesaikan sistem persamaan tersebut dilakukan dengan subsitusi persamaan pada atau atau Nilai-nilai x disubtitusikan pada 1 dan untuk x2 = -1 diperoleh y2 = 0. diperoleh . diperoleh x1 = 0 dan x2 = -1 , yaitu untuk x1 = 0 diperoleh y1 = 156 Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah {(0, 1), (-1, 0)}. CONTOH 2.4.2 Selesaikan sistem persamaan berbentuk y = x + 2 dan y = x2 Penyelesian: y=x+2 y = x2 Subtitusikan persamaan pada persamaan , akan diperoleh x + 2 = x2 atau x2 – x – 2 = 0 , dilakukan faktorisasi diperoleh (x – 2)(x + 1) = 0 dan diperoleh hasil x1 = 2 dan x2 = -1 Nilai-nilai x disubtitusikan pada persamaan y = x + 2, didapat: 1. Untuk x1 = 2 diperoleh y1 = 4 2. Untuk x2 = -1 diperoleh y2 = 1 Sehingga himpunan penyelesaian adalah {(2, 4) , (-1, 1 )}. Secara geometrik himpunan penyelesaian tersebut merupakan titik potong dari kedua persamaan, seperti yang diperlihatkan pada gambar disamping ini. 157 • RANGKUMAN • Sistem persamaan linear dan kuadrat untuk dua peubah dapat dinyatakan dalam bentuk y = a1 x + b y = a 2 x 2 + b2 x + c2 dimana a10, b1, a20, b2, c2 merupakan bilangan real • Ada beberapa cara penyelesaian yang dapat dipakai untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dan kuadrat dua peubah, yaitu : 1 . Metode Grafik. 2. Metode Substitusi. SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 22--44 1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut. a. y =2x 2 y = x + 2x - 1 2. c. y = x + 2 2 y = x + 2x - 2 y = x2 + 2x - 2 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut. a. y = x + 1 2 y = x + 2x - 1 3. b. y = x b. y = x -2 2 y = x + 2x - 2 c. y = 3x + 2 y = x2 + 2x - 2 Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini. a. y + x – 1=0 2 y = x - 3x + 2 b. y – 2x -9 = 0 2 y –x + 5x -5=0 c. y - 2x + 5 = 0 y = x2 - 3x + 3 158 4. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini. a. y - x = 10 b. y – 2x = 5 y = x2 - 3x + 2 5. y –x2 + 5x -5=0 y = x2 - 3x + 3 Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini. a. y = x – 1 b. y – 2x -9 = 0 2 2 y = x - 3x + 2 6. c. y + x = 5 y –x + 5x -5=0 Tentukan konstanta k c. y = - 2x + 5 y = x2 - 3x + 3 agar agar sistem persamaan linear-kuadrat berikut o Mempunyai dua penyelesaian. o Mempunyai satu penyelesaian dan kemudian tentukan penyelesaiannya. o Tidak mempunyai penyelesaian. 2.5 PERTIDAKSAMAAN Suatu persamaan dinyatakan dengan tanda “=“. Untuk hubungan dari peubah – peubah yang menyatakan pertidaksamaan digunakan tanda < (lebih kecil), ” (lebih keci sama dengan), > (lebih besar), atau • (lebih besar sama dengan. Ekspresi y < x + 1 merupakan suatu pertidaksamaan. Pada persamaan yang memuat hubungan diantara 2 peubah x dan y, jika (x, y) merupakan pasangan dari titik yang memenuhi y = x + 1, maka (x, y) merupakan titik pada bidang koordinat yang terletak pada persamaan y = x + 1. Pada pertidaksamaan, jika 159 pasangan (x, y) memenuhi pertidaksamaan , maka pasangan (x, y) berada dibawah grafik y = x + 1. Daerah penyelesaian pada pertidaksamaan dengan satu peubah dapat dinyatakan pada garis bilangan. CONTOH 2.5.1 Beberapa contoh pertidaksamaan. 1. , pertidaksamaan linear dengan satu peubah. 2. 3. 4. , pertidaksamaan kuadratik. , pertidaksamaan pecah rasional. , pertidaksamaan linear dengan dua peubah. Ŷ Sifat-Sifat pertidaksamaan Jika a, b, c, dan d merupakan bilangan real, maka berlaku: a. Jika dan maka b. Jika dan maka c. Jika dan maka d. Jika maka . . . , untuk sembarang c. 160 e. Jika dan f. maka Jika maka . . Untuk pertidaksamaan dengan tanda selain <, mempunyai sifat yang identik dengan pertidaksamaan dengan tanda <. Penyelesaian pertidaksamaan sering terkait dengan selang atau interval. Karena itu, kita bahas terlebih dahulu tentang selang / interval. 9 Interval Himpunan tertentu yang menarik dan sering muncul dalam matematika adalah himpunan bilangan real yang dinamakan selang / interval. Secara geometrik interval merupakan sepotong garis pada garis bilangan real. DEFINISI 2.5.1 : Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval tertutup dari a ke b ditulis dengan [a, b] dan didefinisikan dengan: Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval terbuka dari a ke b ditulis dengan (a, b) dan didefinisikan dengan: Kurung siku menunjukkan bahwa titik ujung termasuk dalam interval, sedangkan kurung biasa menunjukkan bahwa titik ujung tidak termasuk 161 dalam interval. Suatu interval dapat diperluas sampai tak hingga arah positif , arah negatif , atau keduanya. Simbul bukan merupakan suatu bilangan, hanya merupakan perluasan ke arah tak berhingga negatif atau tak berhingga positif. Interval yang diperluas sampai tak terhingga dinamakan interval tak hingga. Interval yang titik-titik ujungya berhingga disebut interval berhingga. Interval berhingga yang memuat satu titik ujung, tetapi tidak memuat titik ujung yang lain disebut interval setengah terbuka atau interval setengah tertutup. 2.5.1 PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU PEUBAH Pertidaksamaan linear dengan satu peubah berbentuk (2.5.1) Dengan a, b, c, dan d merupakan bilangan real, dan a dan c tidak keduanya nol. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. Untuk mendapatkan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut, setiap peubah dipindahkan pada ruas kanan dan setiap bilangan dipindahkan keruas kiri, atau sebaliknya. Kemudian dinyatakan dalam garis bilangan, sehingga setiap nilai x yang memenuhi pertidaksamaan merupakan daerah penyelesaian. 162 Jika dipunyai pertidaksamaan dengan a, b, c, dan d bilangan positif dan a-c0, maka penyelesaian dari pertidaksamaan linear tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: • Pindahkan cx ke ruas kiri, dan b dipindahkan ke ruas kanan, didapat atau . • Untuk memperjelas gambaran penyelesaian, nyatakan dalam garis bilangan. Langkah ini hanya untuk memperjelas gambaran penyelesaian. GAMBAR 2.5.1 Daerah penyelesaian dari suatu pertidaksamaan linear CONTOH 2.5.2 Dapatkan daerah penyelesaian yang memenuhi 4x – 2 < 2x + 1. Penyelesaian: Untuk mendapatkan penyelesaian pindahkan 2x pada ruas kiri dan -2 pada ruas kanan. Dengan menggunakan sifat pertidaksamaan nomor 3, kedua ruas dikurangi 2x dan dilanjutkan dengan dikurangi -2, didapat: 4x – 2 < 2x + 1, atau 4x – 2x < 1 + 2 2x < 3 163 Nyatakan dalam garis bilangan. . CONTOH 2.5.3 Dapatkan daerah penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan ? Penyelesaian: , Kedua ruas dikurangi 2x dan dikurangi 2, didapat: Dalam garis bilangan: 164 CONTOH 2.5.4 Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan 2 – 4x > 6 + 3x . Penyelesaian: , dipindahkan 3x keruas kiri dan 2 keruas kanan , atau , kedua ruas dikalikan dengan . . 2.5.2 PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Pertidaksamaan kuadrat berbentuk ax2+bx + c < 0 (2.5.2) dengan a0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. Untuk mendapatkan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat, dilakukan dengan cara: ƒ Rubahlah pertidaksamaan menjadi bentuk (2.5.2), dan lakukan . pemfaktoran bentuk kuadrat ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan dan . Gambarkan dan , yaitu pada garis bilangan, diperoleh titik yang membagi garis bilangan menjadi selang-selang 165 yang merupakan daerah uji untuk setiap nilai x yang memenuhi pertidaksamaan. Jika kita anggap p < q, maka selang-selang pada garis bilangan dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.5.2. GAMBAR 2.5.2 Daerah penyelesaian dari suatu pertidaksamaan kuadrat Interval yang terbentuk adalah: ƒ Ambil titik uji x pada setiap selang/interval. Berikan tanda + di setiap interval pada garis bilangan apabila . Berikan tanda ņ di setiap interval pada garis bilangan apabila . ƒ Penyelesaian dari pertidaksamaannya adalah interval yang memuat nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan tersebut. CONTOH 2.5.5 Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan x2 + 5x + 6 < 0. 166 Penyelesaian: ƒ Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan. ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan Untuk , diperoleh titik . Untuk , diperoleh titik . Terdapat , beberapa selang/interval yang menyatakan daerah penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan, yaitu: (-’,-3), (-3, -2) , dan (-2,’). Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -4, x = -2,5 dan x = 0. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil seperti gambar di bawah ini. Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ņ, yaitu (-3, -2). } Atau, himpunan penyelesaiannya adalah CONTOH 2.5.6 Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan Penyelesaian: ƒ Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan. . 167 ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan , diperoleh titik Untuk . , diperoleh titik Untuk , . Terdapat beberapa selang yang menyatakan daerah penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan, yaitu: ,( , dan . Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -1, x = 0, dan x = 3. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil seperti gambar di bawah ini. Karena yang diminta soal adalah nilai – nilai yang lebih besar atau sama dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ņ, yaitu atau . Atau, himpunan penyelesaiannya adalah 2.5.3 PERTIDAKSAMAAN PECAH RASIONAL Bentuk pecah rasional yang akan dibahas disini adalah yang mempunyai pembilang linear dan penyebut berbentuk linear ataupun kuadratik. Pertidaksamaan pecah rasional berbentuk 168 (2.5.3) atau (2.5.4) dengan a0, b, c0, dan d adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. Untuk mendapatkan penyelesaian pertidaksamaan pecah rasional, dilakukan dengan cara: ƒ Rubahlah pertidaksamaan menjadi bentuk (2.5.3) atau (2.5.4), Apabila ada bentuk kuadrat, lakukan pemfaktoran pada bentuk kuadrat ƒ . Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan penyebut nol. Gambarkan titik-titik pembuat nol ini pada garis bilangan, diperoleh titik yang membagi garis bilangan menjadi selang-selang yang merupakan daerah uji untuk setiap nilai x yang memenuhi pertidaksamaan. ƒ Ambil titik uji x pada setiap interval. Berikan tanda + di setiap interval pada garis bilangan apabila ruas kiri bernilai positif. Berikan tanda ņ di setiap interval pada garis bilangan apabila ruas kiri bernilai negatif. ƒ Daerah penyelesaian dari pertidaksamaan pecah rasional adalah interval yang memuat nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan tersebut. 169 CONTOH 2.5.7 Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan ?. Penyelesaian: ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan penyebut nol. Dari pembilang: 2x – 4 = 0 diperoleh x = 2 dan Dari Penyebut: x + 1 = 0 diperoleh x = -1. Terdapat beberapa interval yang pada garis bilangan, yaitu , dan . Ambil titik uji pada masing-masing interval antara , lain , , . Karena yang diminta adalah yang lebih besar nol, maka terlihat pada gambar di atas bahwa daerah penyelesaian adalah daerah yang bertanda + yaitu dan . CONTOH 2.5.8 Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan ?. Penyelesaian: ƒ Pertidaksamaan dibawa kedalam bentuk (2.5.3) atau (2.5.4) sebgai berikut. 170 ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan penyebut nol. Dari pembilang: –x – 6 = 0 diperoleh x = –6 dan Dari Penyebut: x + 1 = 0 diperoleh x = –1. Terdapat beberapa selang , yaitu , , dan Ambil titik uji pada masing-masing selang, misal . , , dan didapat hasil tanda seperti pada gambar di bawah ini. Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar nol, daerah penyelesaiannya adalah yang bertanda +, yaitu . 2.5.4 MENERAPKAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Berikut ini akan diberikan beberapa contoh pemakaian pertidaksamaan kuadrat untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan ini akan disajikan dalam bentuk contoh-contoh. 171 CONTOH 2.5.9 Pada luar lapangan sepak bola yang berukuran 100 m × 50 m, akan dibuat jalur lari dengan lebar jalur tetap. Jalur tersebut mengelilingi lapangan sepak bola. Jika luas jalur tersebut tidak boleh kurang dari 2.500 m2, maka tentukan minimal lebar jalur tersebut. Penyelesaian: Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.5.3. GAMBAR 2.5.3 Jalur lari mengelilingi lapangan sepak bola Luas jalur dalam m2 adalah L = 2(100x) + 2(50x) + 4x2 = 300x + 4x2 Karena luas jalur adalah 2.500 m2, maka : 2.500 ” 4x2 + 300x x2 + 75x - 2.500 • 0 (x+100) (x -25) • 0 ƒ Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan Untuk Untuk , diperoleh titik , diperoleh titik , . . 172 Terdapat beberapa selang yang menyatakan daerah penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan, yaitu: (-’,-100), (-100, 25), dan (25, ’). Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -200, x = 0 dan x = 100. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil seperti gambar di bawah ini. Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar sama dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ++ yaitu (-’, -100] atau [25, ’). Atau, himpunan penyelesaiannya adalah }. Karena nilai x > 0, maka diperoleh x • 25 m. Jadi lebar jalur di sisi lapangan sepak bola tersebut minimal 25 m. CONTOH 2.5.10 Sebuah perusahaan melakukan penjualan x unit barang per minggu. Harga p (dalam ribuan) rupiah per unit dinyatakan dalam p=188-2x. Biaya produksi x unit barang adalah c = 200+4x rupiah (dalam ribuan). Berapa unit barang yang harus diproduksi dan laku terjual untuk dapat memperoleh laba paling sedikit 4 juta rupiah per minggu ?. Penyelesaian: Banyaknya unit adalah x dan harga per unit adalah (188-2x), diperoleh: 173 9 Pendapatan = 9 Biaya x unit = 200 + 4x 9 Keuntungan = Pendapatan – Biaya Dinyatakan bahwa laba paling sedikit 4 juta rupiah per minggu, atau 4000 dalam ribuan. Oleh karena itu, diperoleh Mirip dengan langkah sebelumnya, carilah titik-titik pembuat nol dan lakukan uji di beberapa titik. Akan didapat interval-interval pada garis real sebagai berikut. Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil sama dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda – yaitu . Jadi banyaknya barang yang diproduksi per minggu paling sedikit 42 dan paling banyak 50. • RANGKUMAN • Pertidaksamaan linear dengan satu peubah berbentuk 174 Dengan a, b, c, dan d merupakan bilangan real, dan a dan c tidak keduanya nol. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. • Pertidaksamaan kuadrat berbentuk ax2+bx + c < 0 dengan a0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. • Pertidaksamaan pecah rasional berbentuk atau dengan a0, b, c0, dan d adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya. . SSO OA ALL LLA ATTIIH HA AN N 66--22 1. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut. a. x – 3 > 0 d. 4x + 2 ”12 g. 3x + 5 < 5x – 7 b. -4x > 4 e. h. 2 – 4x • 6x -2 c. 8 – 4x < 12 f. i. 6x + 6 < 12 – 24x 175 2. 3. 4. 5. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut. a. 3 ” 2x – 7 < 5 b . 2x + 1 < 3x + 5 < 2x + 6 c. d. x-1 < 2x + 1 ” 3 + x Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut. a. b. c. d. e. f. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut. a. b. c. d. e. f. Sebuah perusahaan melakukan penjualan x unit barang per minggu. Harga p (dalam ribuan) rupiah per unit dinyatakan dalam p=250-x. Biaya produksi x unit barang adalah c = 200+x rupiah (dalam ribuan). Berapa unit barang yang harus diproduksi dan laku terjual untuk dapat memperoleh laba paling sedikit Rp 100.000 per minggu ?. 6. Sebuah penerbit menjual 5.000 buku, masing-masing dengan harga Rp 2.500. Jika harga dinaikkan Rp 500, maka penjualan berkurang 300 buku. Berapa harga maksimum yang harus dikenakan agar penerimaan paling sedikit Rp 15.000.000. 176 177 Bab 3 FUNGSI P ernahkah anda memperhatikan gerakan bola yang dilempar ke atas oleh seseorang. Secara tidak langsung ternyata anda telah memperhatikan gerakan bola tersebut membentuk sebuah fungsi yang disebut dengan Fungsi Parabola (Gambar 6.1.1). Gambar a memperlihatkan sebuah lintasan Parabola jika pengamat berada pada sebuah kereta yang bergerak searah gerakan pelempar bola, sedang gambar b juga memperlihatkan sebuah lintasan Parabola jika dilihat pengamat yang diam di tanah. 178 Pada bab ini akan dibahas materi yang berkaitan dengan fenomena yang diilustrasikan diatas yaitu berkaitan dengan relasi dan fungsi, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan yang terkait dengan fungsi yaitu persamaan fungsi linear, fungsi kuadrat, fungsi eksponensial dan fungsi logaritma. Gambar 6.1.1 Sumber : ”Fisika”Tipler 2.6 FUNGSI DAN RELASI Topik penting yang sering dijumpai dalam matematika adalah relasi dan fungsi. Kedua topik ini muncul karena adanya hubungan atau ketergantungan antara satu besaran dengan besaran lainnya. Seringkali, hubungan ini didapatkan dari permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Sebagai contoh, adanya hubungan antara pegawai pada suatu perusahaan dengan bagian/departemen tertentu pada perusahaan tersebut, hubungan antara luas lingkaran dengan panjang jari-jarinya, hubungan antara nama-nama siswa dalam suatu kelas dengan kesukaan (hobby)nya, hubungan antara nama-nama kabupaten di suatu propinsi dengan jumlah penduduknya, hubungan antara biaya produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh sebuah pabrik, dan lain-lain. 179 Dari beberapa contoh diatas, dapat dimengerti bahwa suatu relasi terjadi antara satu kelompok tertentu dengan kelompok lainnya, misalnya antara kelompok siswa dengan kelompok hoby. Dalam matematika, istilah kelompok ini dikenal dengan istilah himpunan. Setiap himpunan mempunyai anggota (himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan kosong). Dalam penulisannya, suatu himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf kapital (huruf besar), misal A, B, C,.... sedangkan anggota himpunan dinyatakan dengan huruf kecil, misal a, b, c, .... Relasi dari himpunan A ke himpunan B didefinisikan sebagai aturan yang memadankan/ memetakan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. Untuk memperjelas konsep ini, perhatikan Contoh 6.1.1 yang menyatakan relasi antara himpunan siswa dengan himpunan kesukaan: CONTOH 2.6.1 A = himpunan siswa dalam suatu kelas = {Agus, Bima, Cakra, Durna} B = himpunan kesukaan = {membaca novel, sepak bola, menonton TV, bermain musik} Relasi antara kedua himpunan misalkan ditentukan berikut: 9 Agus suka membaca novel dan bermain musik 9 Bima menyukai sepakbola 9 Durna suka bermain musik 9 Cakra suka sepakbola dan menonton TV Relasi ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut: 180 Gambar 6.1.1 atau dapat juga dinyatakan dengan himpunan pasangan terurut sebagai berikut: {(Agus, membaca novel), (Agus, bermain musik), (Bima, sepakbola), (Durna, bermain musik), (Cakra, sepakbola), (Cakra, menonton TV)} Fungsi merupakan salah satu bentuk khusus dari relasi. Misalkan A dan B adalah dua himpunan, dimana anggota himpunan B tergantung pada anggota himpunan A. misalkan pula x adalah anggota A dan y adalah anggota B. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang memadankan setiap anggota dalam himpunan A dengan tepat pada satu anggota dalam himpunan B. Kita dapat mendefinisikan secara formal dalam definisi 6.1.1 berikut. DEFINISI 2.6.1: Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap objek x dalam satu himpunan yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai f(x) dari himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh disebut daerah nilai fungsi tersebut. Dengan kata lain, pemetaan dari x terhadap y disebut fungsi jika: 181 - untuk setiap x dalam A dapat dicari nilai y dalam B yang merupakan nilai/ pasangannya. Elemen x di A dihubungkan oleh f dengan elemen y di B, ditulis xfy atau y=f(x). - untuk satu x kita mempunyai satu dan hanya satu nilai y. Gambar 6.1.2 Himpunan A disebut daerah asal atau domain dan himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain. Himpunan bagian dari B, misalkan R, yang berisi nilai-nilai yang merupakan hasil dari pemetaan fungsi atas anggota dari daerah asal disebut daerah hasil atau range. Untuk memperjelas konsep diatas, perhatikan dua contoh berikut ini. CONTOH 2.6.2 Diberikan 3 contoh relasi pada Gambar 6.1.3 (a), (b), dan (c), tentukan mana yang fungsi dan yang bukan fungsi. (a) (b) (c) Gambar 6.1.3 Jawab: Relasi pada Gambar 6.1.3(a) bukan merupakan fungsi, karena elemen c di daerah asal tidak dipetakan pada daerah hasil. Relasi pada Gambar 182 6.1.3(b) bukan merupakan fungsi, karena elemen c mempunyai kawan lebih dari satu di daerah hasil. Relasi pada Gambar 6.1.3(c) merupakan fungsi, karena setiap elemen dari domain mempunyai satu kawan di daerah hasil. Pada Gambar 6.1.3(c), domain fungsi adalah himpunan A dan kodomainnya adalah B. Karena nilai fungsi hanya 2 dan 3 saja maka daerah hasil (range) fungsi adalah R = {2, 3}. CONTOH 2.6.3 Berdasarkan pengalaman penyelam, tekanan cairan p bergantung pada kedalaman d. Berdasarkan data selama penyelaman yang dilakukan, hubungan antara p dan d tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut: kedalaman (d) 10 meter 20 meter 30 meter 40 meter 50 meter 60 meter 70 meter 80 meter 90 meter Tekanan cairan (p) 2,1 atm. 3,2 atm. 4,3 atm. 5,4 atm. 6,5 atm. 7,6 atm. 8,7 atm. 9,8 atm. 10,9 atm. Tentukan apakah hubungan tersebut menyatakan fungsi ?. Jawab: Pada contoh diatas, pemetaan dari A ke B dapat digambarkan sebagai berikut : kawan dari 10 adalah 2,1, kawan dari 20 adalah 3,2 dan kawan dari 30 adalah 4,3 dan seterusnya. Hukum fisika juga mengatakan bahwa tekanan cairan p bergantung pada kedalaman d. Jadi tidak mungkin terjadi pada kedalaman yang sama mempunyai tekanan yang berbeda. Jadi f merupakan fungsi yang dapat dituliskan sebagai berikut: 183 f(10) = 2,1, f(20) = 3,2, dan f(30) = 4,3 dan seterusnya. Karena kedalaman yang diperoleh dari data: 0 ≤ d ≤ 90, maka daerah asal (domain) fungsi tersebut yaitu A adalah bilangan positip yang dapat ditulis A={d / 0 ≤ d ≤ 90), daerah kawan (kodomain) fungsi yaitu B tekanan adalah lebih atau sama dengan 1 (satu) atau dapat ditulis B={p / 2,1 ≤ p ≤ 10,9}. 2.6.1 JENIS-JENIS FUNGSI Ditinjau dari cara mengkawankannya, fungsi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu fungsi injektif, surjektif, dan bijektif. Jenis fungsi tersebut ada kaitannya dengan sifat pemetaan dari daerah asal ke daerah hasil . Ketiga jenis fungsi tersebut adalah : ii) Fungsi Injektif iii) Fungsi Surjektif iv) Fungsi Bijektif DEFINISI 2.6.2: Misalkan f adalah fungsi dari himpunan A ke B maka: i) Fungsi f disebut injektif jika untuk setiap elemen y di daerah nilai, y paling banyak mempunyai satu kawan dari x di A. Dengan kata lain, fungsi injektif adalah fungsi satu-satu. ii) Fungsi f disebut surjektif jika untuk setiap elemen y di B habis dipetakan oleh anggota himpunan di A. Fungsi f disebut bijektif jika fungsi itu injektif dan surjektif CONTOH 2.6.4 Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 8.1.4 Tunjukkan bahwa fungsi tersebut injektif. 184 Gambar 6.1.4 Jawab: Pertama dicari dulu daerah hasil (range) fungsi tersebut yaitu {1,3,4,5} dan kodomain B = {1, 2, 3, 4, 5}. Sekarang kita selesaikan persamaan f(x) = y jika y anggota {1, 3, 4, 5} di daerah hasil. y=1 merupakan pemetaan hanya satu anggota dari daerah asal yaitu x=a. Jika y = 3 merupakan pemetaan hanya satu anggota dari daerah asal yaitu x=b. Demikian juga, jika y = 4, 5 maka merupakan pemetaan hanya satu anggota dari daerah asal yaitu masing-masing c dan d. Dengan demikian, f adalah injektif (fungsi satu-satu). CONTOH 2.6.5 Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 6.1.5. Tunjukkan bahwa fungsi itu surjektif. Gambar 6.1.5 Jawab: Dari gambar tampak bahwa A = (a, b, c, d, e } dan B = {1, 2, 3, 4}. 185 Kemudian kita uji persamaan f(x)=y dengan y semua kemungkinan elemen di B. Jika y=1 maka persamaan tersebut merupakan pemetaan f(a)= 1, f(b)=1. Kemudian untuk y=2 merupakan pemetaan dari f(c)=2. Demikian pula untuk y=3 merupakan pemetaan dari f(d)=3 dan untuk y=4 diperoleh dari pemetaan f(e)=4. Karena untuk semua y, persamaan selalu mempunyai jawaban, maka fungsi yang diketahui bersifat surjektif. CONTOH 2.6.6 Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 6.1.6. Perlihatkan bahwa f adalah bijektif. Gambar 6.1.6 Jawab: Kita harus menguji bahwa persamaan y=f(x) dengan y anggota B harus mempunyai jawab dan banyaknya jawab hanya satu. Dari gambar tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut: 186 Karena untuk setiap y anggota B persamaan y=f(x) selalu merupakan teman pemetaan di x dan paling banyak satu, maka f adalah fungsi yang bersifat bijektif. LLaattiihhaann 66..11 1. Diketahui fungsi dengan daerah asal a. Tentukan nilai fungsi untuk x = 0, x = 1, x = 2, x = 3, x = 4, dan x = 5 b. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi f c. Tentukan apakah fungsi tersebut surjektif, injektif atau bijektif d. Tentukan daerah hasil (kodomain) dari fungsi f 2. Diketahui fungsi dengan daerah . a. Tentukan nilai fungsi untuk x = 2, x =3, x = 4 dan x = 5 b. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi f c. Tentukan apakah fungsi tersebut surjektif, injektif atau bijektif d. Tentukan daerah hasil (kodomain) dari fungsi f. asal 187 3. Tentukan apakah fungsi fungsi surjektif, injektif atau bijektif. Bagaimana Anda menentukan domain fungsi supaya fungsi tersebut bersifat bijektif? 4. Tentukan daerah asal alami fungsi-fungsi berikut : b. a. d. d. 5. Misalkan . a. Jika x = 5 , Carilah nilai y. b. Apakah merupakan fungsi. 2.7 FUNGSI LINEAR Suatu fungsi y=f(x) disebut fungsi linear jika aturan untuk mengawankan antara x dan y yang berbentuk y = mx + b dengan m dan b adalah bilangan real. Daerah definisi dan daerah hasil terbesar dari fungsi ini adalah himpunan bilangan real. Jika fungsi ini dinyatakan dalam bentuk grafik, maka grafik dari fungsi ini akan berbentuk garis lurus, dengan m menyatakan nilai kemiringan garis terhadap sumbu X dan b adalah perpotongan garis dengan sumbu Y. 188 Ciri khas fungsi linear adalah dia tumbuh pada laju tetap. Sebagai contoh, Gambar 6.2.1 menunjukkan grafik fungsi linear y = 2 x − 1 dan tabel nilai fungsi untuk beberapa nilai x. Perhatikan bahwa jika nilai x bertambah 1, maka nilai y bertambah 2. Sehingga nilai y bertambah 2 kali lebih cepat dari x. Jadi, kemiringan grafik y = 2 x − 1 yaitu 2, dapat ditafsirkan sebagai laju perubahan y terhadap x. Nilai x -1 Nilai y = 2 x − 1 -3 0 1 2 3 -1 1 3 5 Gambar 6.2.1 2.7.1 MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI LINEAR Fungsi linear mempunyai keistimewaan yaitu jika diketahui nilai dari dua anggota, maka aturan keseluruhannya dapat diketahui. Sifat ini serupa dengan garis. Melalui dua titik kita dapat menentukan satu garis. Dengan 189 demikian, untuk menggambar grafik fungsi linear dapat dilakukan dengan cara berikut: i. tentukan dua buah nilai x sembarang, kemudian tentukan nilai y untuk masing-masing nilai x berdasarkan aturan fungsi tersebut, sehingga kita dapatkan dua buah titik yang memenuhi fungsi tersebut ii. plot dua titik tersebut pada bidang koordinat, kemudian hubungkan kedua titik tersebut sehingga akan terbentuk garis lurus. Garis lurus inilah grafik fungsi linear y = mx + b Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh berikut. CONTOH 2.7.1 Diketahui fungsi linear y = 3 x + 2 . Gambarlah grafik fungsi tersebut. Jawab: Pertama, pilihlah dua titik x, misalkan x=0 dan x=3. Kemudian hitung nilai y untuk masing-masing nilai x. Untuk x = 0 maka y = 3.0 + 2 = 2, sehingga didapatkan titik yang memenuhi fungsi tersebut yaitu (0, 2) dan untuk x = 2 maka y = 3.2 + 2 = 8 sehingga didapatkan titik (2,8). Grafik fungsi y = 3x + 2 berupa garis lurus, sehingga cukup menghubungkan keduatitik (0,2) dan (2,8), sehingga kita dapatkan grafiknya gambar 6.2.2 190 Gambar 6.2.2: Grafik fungsi y = 3 x + 2 Karena bentuk umum dari fungsi linear y = mx + b merupakan persamaan garis lurus, maka kita bisa menentukan persamaan grafik fungsi linear (garis lurus) dengan beberapa cara, antara lain: - menentukan persamaan garis lurus jika diberikan dua titik yang dilalui garis tersebut - menentukan persamaan garis lurus jika diketahui gradien dan satu titik yang dilalui garis tersebut - menentukan persamaan garis lurus jika diketahui grafiknya Seperti dijelaskan diatas, pada persamaan garis lurus y = mx + b , nilai m merupakan kemiringan garis terhadap sumbu X atau lebih dikenal dengan istilah gradien garis lurus tersebut. Sebagai contoh, persamaan garis y = 3 x + 2 mempunyai gradien 3 dan persamaan y = − x − 3 mempunyai gradien -1. Jadi, untuk menentukan persamaan garis lurus, kita harus bisa menentukan dan mendapatkan gradien garis tersebut (Gambar 6.2.3). Misalkan garis ini melalui dua titik A ( x1 , y 1 ) dan B ( x 2 , y 2 ) . Dari gambar tersebut dapat diperoleh kemiringan garis tersebut. Untuk mendapatkan gradien garis lurus, perhatikan gambar garis lurus berikut: 191 Gambar 6.2.3 Dari gambar garis lurus diatas, dapat dibuat suatu segitiga siku-siku ACB. Dapat ditunjukkan bahwa gradien garis lurus adalah: dengan . CONTOH 2.7.2 Tentukam Gradien garis yang melalui titik-titik A(0, 2) dan B(2, 8) Jawab: Gradien garis yang melalui titik-titik A(0, 2) dan B(2, 8) adalah 2.7.2 PERSAMAAN GARIS LURUS YANG MELALUI SEBUAH TITIK DENGAN GRADIEN DIKETAHUI Melalui sebuah titik sembarang dapat dibuat tak berhingga garis, tetapi melalui satu titik dan satu kemiringan hanya dapat dibuat satu garis. 192 Bagaimana cara mendapatkan Garis L : y = mx + b yang melalui sebuah titik A(x1,y1) dengan gradien m. Misalkan B(x,y) adalah sembarang titik pada garis L maka pastilah persamaan garis itu adalah : Oleh karena persamaan garis lurus tersebut melalui sebuah titik A ( x1 , y 1 ) maka ( x1 , y 1 ) memenuhi persamaan garis L : y = mx + b sehingga . Dari kedua persamaan yang kita peroleh, disubtitusikan : atau (6.2.1) 2.7.3 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS LURUS YANG MELALUI DUA TITIK Seperti dijelaskan diatas, komponen penting dalam persamaan garis adalah gradien garis (m) dan komponen perpotongan dengan sumbu Y yaitu y(0)=b. Untuk mendapatkan persamaan garis lurus yang melalui dua titik A dan B, kita bisa menentukan nilai m terlebih dahulu dengan rumus pencarian gradien yang melalui satu titik dengan cara sebagai berikut: Misalkan persamaan garis (x1,y1) maka persamaan berlaku . Melalui titik untuk pasangan (x1,y1) 193 sehingga diperoleh . Oleh karena itu persamaan garis yang melalui titik (x1,y1) dan mempunyai gradien m adalah : Dengan cara yang sama kita bisa juga mendapatkan persamaan garis lurus yang melalui titik B(x2,y2) adalah: yang akan menghasilkan persamaan dari sebuah garis yang sama. Dengan mensubtitusikan kedua persamaan yang didapat, kita peroleh persamaan garis melalui dua buah titik : (8.2.2) 2.7.4 KEDUDUKAN DUA BUAH GARIS LURUS Misalkan ada dua buah garis lurus L1 : y1 = m1 x + b dan L2 : y 2 = m 2 x + b 194 Kedudukan L1 terhadap L2 tergantung pada tangen arah kedua garis tersebut, yaitu m1 dan m2 yang dapat diuraikan pada sifat kedudukan dua buah garis lurus sebagai berikut : i. Jika m1 = m2 maka kedua garis L1 dan L2 saling sejajar. ii. Jika m1· m2 = -1 maka kedua garis L1 dan L2 saling tegak lurus. iii. Jika dan maka kedua garis berpotongan. 2.7.5 INVERS FUNGSI LINEAR Jika hasil pemetaan fungsi y = f(x) dipetakan lagi oleh pemetaan g hasilnya kembali ke titik semula yaitu x, g(f(x))=x maka g dikatakan invers dari f. Salah satu ide menentukan invers y = f(x) adalah mengubah x sebagai fungsi dari y, yaitu x = g(y). Kadang-kadang proses seperti itu merupakan proses yang mudah atau ada kalanya cukup rumit. Namun untuk fungsi linear, proses mengubah y = f(x) menjadi x = g(y) cukuplah sederhana. Sebagai contoh fungsi linear y = 5x + 1 ( y = f(x) ) Mengubah x sebagai fungsi dari y: ( x = g(y) ) Perhatikan x = g(y), jika x diganti dengan y dan y diganti dengan x diperoleh fungsi y = g(x), proses yang demikian ini merupakan proses menentukan fungsi invers. Jadi y = g(x) invers dari y = f(x) dan y = f(x) invers dari y = g(x). Secara formal fungsi invers diberikan sebagai berikut : 195 DEFINISI 2.7.1: Jika y=f(x) dan y=g(x) adalah fungsi dan jika f(g( x)) = x atau g(f( x)) = x maka f invers dari g atau g invers dari f . CONTOH 2.7.3 Dapatkan persamaan garis lurus yang melalui titik-titik A(0, 2) dan B(2, 8). Jawab: Menentukan persamaan garis lurus melewati titik A(0, 2) dan B(2, 8) adalah sebagai berikut : y − y2 x − x2 = y1 − y 2 x1 − x 2 y−2 x−0 = 8−2 2−0 y = 3x + 2 CONTOH 2.7.4 Tentukan apakah garis-garis berikut sejajar, berpotongan, jika berpotongan tentukan titik potongnya. ; p: r: ; s : Jawab : p : 2 y = 6 x + 2 mempunyai gradien m = 3 1 3 r : y = − x + 1 mempunyai gradien m = - 1 3 s : y = − 2 x − 1 mempunyai gradien m = -2 Jadi garis p berpotongan secara tegak lurus dengan garis r , dan garis p berpotongan dengan garis s, garis r berpotongan dengan garis s. 196 Titik potong garis p dan r adalah (0,1) Titik potong garis p dan s adalah Titik potong garis r dan s: CONTOH 2.7.5 dan jika diketahui Tentukan invers dari fungsi tentukan nilai x. Jika Jawab: maka . Jadi . dan LLaattiihhaann 66..22 1. Tentukan aturan fungsi linear yang mempunyai nilai 2 di x = -3 dan mempunyai nilai -2 di x = -1. 2. Diketahui persamaan garis y=3x-2 (a). Tentukan gradien dan titik potong fungsi pada sumbu y (b) Ujilah apakah titik (-2,-8) terletak pada garis tersebut. (c) Jika koordinat pertama titik pada (a) ditambah satu, bagaimana nilai dari koordinat kedua. 197 3. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi-fungsi linear berikut: (a). (b). (c). (d). 2y = 3x-5 4. Dapatkan kemiringan sisi-sisi segi tiga dengan titik sudut- titik sudut (1,2), (6.5) dan (2,7). 5. Diketahui persamaan garis dan titik (a, b) pada garis tersebut. Jika koordinat pertamakita tambah satu, maka koordinat kedua akan bertambah 4. Tentukan pertambahan/pengurangan koordinat kedua jika koordinat pertama ditambah 2. 6. Berdasarkan pengalaman penyelam, tekanan cairan p bergantung pada kedalaman d yang memenuhi rumus p = kd + 1 dengan k konstan. (a) Hitunglah tekanan pada permukaan cairan. (b) Jika tekanan pada kedalaman 100 meter adalalh 11 atm, hitunglah tekanan pada kedalaman 50 meter. 7. Pengelola sebuah pasar kaget pada akhir minggu mengetahui dari pengalaman bahwa jika ia menarik x dolar untuk sewa tempat di pasar itu, maka banyaknya lokasi y yang dapat disewakan diberikan dalam bentuk persamaan . (a).Sketsalah grafik fungsi linear (Perhatikan bahwa sewa tiap lokasi dan banyaknya lokasi yang disewakan tidak dapat bernilai negatip) (b).Apa yang dinyatakan oleh kemiringan perpotongan sumbu-y dan perpotongan sumbu-x dari grafik? 198 8. Kaitan antara skala suhu Fahrenheit (F) dan Celsius (C) diberikan oleh fungsi linear . (a). Sketsalah grafik fungsi F. (b). Berapa kemiringan grafik dan apa yang dinyatakannya? 9. Suatu titik mula-mula berada pada posisi ((7.5), bergerak sepanjang garis dengan kemiringan m = -2 ke posisi baru (x , y) a). Dapatkan nilai y jika x = 9. b). Dapatkan nilai x jika y = 12. 10. Klasifikasikan garis-garis yang diberikan : sejajar, tegak lurus atau tidak keduanya. dan a) dan b) c) dan d) dan 2.8 FUNGSI KUADRAT Fungsi dari Garis lengkung yang menarik untuk dipelajari adalah fungsi yang mempunyai bentuk persamaan kuadrat. Di 199 alam ini yang secara tidak langsung lengkungan yang mempunyai persamaan adalah kuadrat telah bentuk-bentuk bentuk anda pada kenal jembatan gantung, daun jendela yang lengkung, jarak yang ditempuh oleh lemparan bola secara vertical terhadap waktu (Gambar 6.3.1) dan masih banyak lagi contoh contoh fungsi kuadrat. Grafik fungsi kuadrat ini disebut parabola. Parabola diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau himpunan semua titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah garis l dan sebuah titik (Gambar 6.3.2). Titik tetap tersebut dikatakan focus dan garis tersebut dikatakan Garis arah. Jika fokus F disebelah atas titik asal, misalkan di ( 0 , p ) , garis arah kita ambil di sebelah bawah titik asal dengan persamaan y = − p , dan jika suatu titik ( x , y ) terletak pada lengkungan parabola jika dan hanya jika ( x − 0) 2 + ( y − p ) 2 = ( x − 0) 2 + ( y − (− p )) 2 atau ekivalen dengan (6.3.1) 200 Gambar (6.3.2) Persamaan (6.3.1) disebut bentuk baku sebuah persamaan parabola yang terbuka ke atas. Jika p > 0 maka p merupakan jarak dari fokus ke puncaknya. Fungsi kuadrat mempunyai 2 jenis baku yang berbentuk Parabola, tergantung dari terbukanya parabola mengarah kemana. Misalkan persamaan parabola diberikan oleh x 2 = 4 py , jika p > 0 maka parabola terbuka keatas dan jika p < 0 maka terbuka kebawah. Kedua jenis parabola itu dapat dilihat pada Gambar 6.3.3. Gambar 6.3.3 201 CONTOH 2.8.1 Tentukan fokus dan garis arah parabola serta sketsa parabolanya untuk x 2 = −16 y . persamaan Penyalesaian : Oleh karena persamaan parabola diketahui x 2 = −16 y maka parabola terbuka ke bawah dan puncaknya berada di titik asal. Fokus diperoleh dari nilai p untuk persamaan x 2 = 4 py . Dari x 2 = −16 y diperoleh x 2 = 4( −4) y , maka p = -4. Sehingga fokus berada di ( 0,-4), dan garis arahnya adalah y = 4. 2.8.1 BENTUK UMUM PARABOLA Bentuk umum persamaan fungsi kuadrat (parabola) yang mempunyai puncak di (q,r) adalah : ( x − q) 2 = 4 p( y − r ) (6.3.2) Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk ekivalen : (6.3.3) 202 dengan a= - 1 r r 2 − 4 pq , b= , c= . 4p 2p 4p Persamaan (6.3.3) merupakan persamaan kuadrat dalam x yang grafiknya berupa parabola. dengan a, b dan c bilangan real diketahui dan a ≠ 0 . Daerah asal terbesar dari fungsi kuadrat ini adalah seluruh bilangan real. Jika tidak dibatasi nilainya, fungsi ini mempunyai daerah asal seluruh bilangan real. Grafik parabola memiliki satu diantara dua bentuk yang ditunjukkan gambar (6.3.4) tergantung koefisien variabel yang berpangkat dua. Parabola dengan Persamaan (6.3.3) terbuka keatas jika a > 0, terbuka ke bawah jika a < 0. Dengan demikian untuk persamaan x = ay 2 + by + c merupakan parabola yang terbuka ke kanan jika a > 0, terbuka ke kiri jika a < 0. (Persamaan x = ay 2 + by + c bukan termasuk fungsi, tetapi suatu relasi yang gambarnya berupa parabola). Nilai fungsi pada suatu titik x = t dapat dihitung dengan mengganti x dengan t. Sebagai contoh, dengan a = 2, adalah fungsi kuadrat b = 1 dan c = -3. Nilai f(x) untuk x = 2 adalah . Sekarang kita tinjau kembali fungsi kuadrat yang mempunyai bentuk paling sederhana yaitu fungsi yang mempunyai aturan . Grafik fungsi ini terletak di atas sumbu X sebab untuk semua nilai x, fungsi bernilai positif. Karena nilai fungsi untuk x=t sama dengan x = -t, maka grafik fungsi ini simetri terhadap sumbu Y . Selanjutnya sumbu Y disebut sumbu simetri. Titik (0,0) merupakan titik paling rendah/minimum dan disebut titik balik atau puncak parabola. Sebutan yang biasa dari grafik parabola ini adalah membuka ke atas dengan titik balik minimum (0,0). Grafik dari fungsi kuadrat dengan aturan f(x)=ax2 serupa dengan 203 grafik f(x) = x2, dapat diperoleh dari x2 dengan mengalikan setiap koordinat dengan a. Grafik f(x) = ax2 dengan a>0 akan membuka ke atas. Sedangkan grafik f(x) = ax2 dengan a < 0 akan membuka ke bawah. (perhatikan Gambar 6.3.4) Gambar 6.3.4. Grafik beberapa fungsi y = ax2 2.8.2 MENENTUKAN PUNCAK, PERSAMAAN SUMBU SIMETRI DAN KOORDINAT FOKUS SUATU PARABOLA Grafik parabola memiliki satu diantara dua bentuk yang ditunjukkan dalam Gambar 6.3.5, tergantung apakah a positip atau a negatip. Dalam kedua kasus parabola tersebut simetri terhadap garis vertikal yang sejajar sumbu Y. Garis simetri ini memotong parabola pada suatu titik yang disebut puncak parabola. Puncak tersebut merupakan titik terendah (minimum) pada kurva jika a > 0 dan titik tertinggi (maksimum) jika a < 0. Koordinat-x dari puncak, atau disebut juga titik ekstrim. Parabola mempunyai Persamaan Sumbu Simetri diberikan oleh rumus: 204 x=− b 2a (6.3.4) Puncak Parabola pastilah berada pada sumbu simetri, sehingga koordinat puncak parabola : ( x, y ) = ( − b b 2 − 4ac ,− ) 2a 4a Fokus parabola : (6.3.5) (6.3.6) Dengan bantuan rumus ini, grafik yang cukup akurat dari suatu persamaan kuadratik dalam x dapat diperoleh dengan menggambarkan puncak dan titik potong dengan sumbu-sumbu koordinatnya atau dua titik pada tiap sisinya. Seringkali perpotongan parabola f ( x ) = ax 2 + bx + c dengan sumbu-sumbu Perpotongannya dengan koordinat penting untuk diketahui. sumbu-Y, y = c, didapat langsung dengan memberikan x = 0. Untuk mendapatkan perpotongan-x, jika ada, haruslah diberikan y = 0 dan kemudian menyelesaikan persamaan kuadrat yang dihasilkan dari ax 2 + bx + c = 0 . Gambar 6.3.5 205 CONTOH 2.8.2 Gambarkan grafik parabola dan tandai puncak dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat. a) y = x 2 − 3 x − 4 b) y = − x 2 + x Penyelesaian : a) Grafik fungsi y = x 2 − 3 x − 4 mempunyai : x=− Sumbu Simetri : Puncak di ( x, y ) = ( − (−3) 3 b =− = 2a 2 .1 2 3 25 3 ( −3) 2 − 4.1.( −4) ,− ) = ( ,− ) 2 4.1 2 4 Titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat: Dengan sumbu Y : x = 0 Ÿ y = −4 Dengan sumbu X : y = 0 Ÿ 0 = x 2 − 3x − 4 Atau 0 = ( x − 4 )( x + 1) Jadi titik potong dengan sumbu X di ( 4 ,0 ) dan ( − 1 .0 ) , dengan sumbu Y di ( 0, − 4 ) 206 b) Grafik fungsi y = − x 2 + x mempunyai : x=− Sumbu Simetri : Puncak di ( x, y ) = ( b 1 1 =− = 2a 2(−1) 2 1 (1) 2 − 4.( −1).0 1 1 ,− )=( , ) 2 4.( −1) 2 4 Titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat: Dengan sumbu Y : x=0Ÿ y=0 Dengan sumbu X : y = 0 Ÿ 0 = −x2 + x atau x = 0, x =1 Jadi titik potong dengan sumbu di ( 0,0 ) dan (1 .0 ) CONTOH 2.8.3 Diketahui kurva parabola pada gambar berikut : Tentukanlah persamaan parabola gambar disamping. 207 Penyelesaian : Parabola terbuka kebawah, tentulah koefisien dari x2 bernilai negatip. Dari sumbu simetri : x = 1, maka 1 = − b Ÿ −2 a = b 2a y = ax 2 + bx + c = ax 2 + ( −2a ) x + c Grafik melalui (1,3) maka 3 = a (1) + ( − 2 a )(1) + c Ÿ c = 3 + a Jadi persamaannya menjadi : y = ax 2 + ( −2a ) x + (3 + a ) Grafik melalui (-1,0) , maka atau a = 0 = a + 2 a + (3 + a ) −3 3 9 , selanjutnya diperoleh b = , c = . 4 2 4 Jadi persamaan parabola dari grafik yang diberikan tersebut adalah: y= −3 2 3 9 x + x + atau 4 y = −3 x 2 + 6 x + 9 4 2 4 CONTOH 2.8.4 Tentukan persamaan parabola dan focus jika puncak paraboal di titik asal, yang melalui (-2,4) dan terbuka ke bawah. Gambarkanlah parabola tersebut. 208 Penyelesaian : Bentuk persamaan parabola yang terbuka ke bawah dengan puncak di titik asal adalah : x 2 = −4 py . Oleh karena parabola melalui (2,-4) maka ( 2) 2 = −4 p (−4) , Atau p = 4. Jadi persamaan yang dicari adalah x 2 = −16 y . Grafiknyasebagai berikut : CONTOH 2.8.5 Grafik dari gerakan Bola yang dilempar lurus ke atas dari permukaan bumi pada waktu t = 0 detik jika diberikan kecepatan awal 24,5 m/det jika gesekan udara diabaikan dapat ditunjukkan bahwa jarak s (dalam meter) dari bola itu ke tanah setelah t detik diberikan oleh persamaan parabola : s = −4,9 t 2 + 24,5 t (6.3.7) a) Gambarkan grafik s terhadap t . b) Berapakah tinggi maksimum bola tersebut. Penyelesaian : a) Persamaan (6.3.7) mempunyai bentuk (6.3.3) dengan : a= -4,9 < 0 jadi parabola terbuka ke bawah , b = 24,5 dan c = 0. Sumbu simetri : t = − b 24,5 = − = 2,5 det. 2 .(-4,9) 2a 209 Dan akibatnya koordinat-s dari puncak parabola adalah : (t , s ) = ( − atau b b 2 − 4 ac 24,5 2 − 4( −4,9)( 0) ,− ) = ( 2,5; − ) 2a 4a 4( −4,9) (t , s ) = ( 2,5 ; 30,625) Koordinat titik potong dengan sumbu t jiak s = 0 : 0 = −4,9 t 2 + 24,5 t atau 0 = 4,9 t ( 5 − t ) diperoleh: t = 0 atau t = 5. Dari informasi puncak dan perpotongan dengan sumbu koordinat diperoleh grafik parabola Gambar 6.3.6. b) Oleh karena puncak di (t , s ) = ( 2,5 ; 30,625) , maka tinggi maksimum lemparan bola adalah s ≅ 30,6 (Gambar 6.3.6) Sebuah sifat geometri sederhana dari parabola dijadikan dasar penggunaan dalam ilmu teknik. Menurut prinsip ilmu fisika, cahaya yang datang ke permukaan yang mengkilap, maka sudut datang sama dengan sudut pantul. Sifat parabola dan prinsip fisika ini dipakai untuk membuat 210 lampu sorot dimana sumber cahaya lampu diletakkan pada fokus. Sebaliknya sifat ini digunakan pula dalam teleskop tertentu dimana cahaya masuk yang semua sejajar dan datang dari bintang di fokuskan pada suatu titik yaitu fokus parabola. CONTOH 2.8.6 Buatlah sketsa grafik dari fungsi (a). (b). Penyelesaian : a). Persamaan merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = -2, dan c = -2, sehingga sumbu simetri atau koordinat-x dari puncaknya adalah: . Menggunakan nilai ini dan dua nilai pada tiap sisi (lihat tabel), diperoleh hasil grafik fungsi pada Gambar 6.3.7. -Gambar 6.3.7 211 b) Persamaan merupakan persamaan kuadrat dengan a = -1, b = 2, dan c = -2, sehingga dengan koordinat-x . dari puncaknya adalah Menggunakan nilai ini dan dua nilai pada tiap sisi (lihat tabel), diperoleh hasil grafik fungsi pada Gambar 6.3.8. Gambar 6.3.8 Grafik fungsi LLaattiihhaann 66..33 Gambarkan grafik parabola dan tandai koordinat puncak (ekstrim) dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat. Tentukan jenis titik puncak, apakah titik minimum atau maksimum untuk soal nomor 1 sampai dengan 12. 1. y = x2 + 2 2. y = x2 − 3 3. y = x 2 + 2x − 3 4. y = x 2 − 3x − 4 5. y = −x 2 + 4x + 5 6. y = −x 2 + x 212 7. y = ( x − 2) 2 8. 9. x 2 − 2x + y = 0 10. x 2 + 8 x + 8 y = 0 11. y = 3 x 2 − 2 x + 1 y = (3 + x ) 2 12. y = x 2 + x + 2 13. Tentukan nilai a jika harus memenuhi syarat yang diharuskan: (a). , grafik mempunyai sumbu simetri di x = -1. , grafik mempunyai titik balik di (b). . 14. Bola yang dilempar lurus ke atas dari permukaan bumi pada waktu t = 0 detik jika diberikan kecepatan awal 32 m/det jika gesekan udara diabaikan diberikan oleh persamaan parabola : s = 32 t − 16 t 2 . a) Gambarkan grafik s terhadap t . b) Berapakah tinggi maksimum bola tersebut. 2.9 APLIKASI UNTUK EKONOMI Tiga fungsi yang penting dalam ekonomi adalah : C(x) =Total biaya produksi x unit produk selama periode waktu tertentu R(x) =Total hasil penjualan x unit produk selama periode waktu tertentu. P(x) = Total keuntungan penjualan x unit produk selama periode waktu tertentu. Fungsi-fungsi itu secara berturut-turut disebut fungsi biaya, fungsi pendapatan dan fungsi keuntungan. Jika semua produk terjual, hubungan fungsi-fungsi itu adalah : P(x) = R(x) - C(x) [Keuntungan] = [Pendapatan] – [ biaya] 213 Total biaya C(x) untuk produksi x unit dapat dinyatakan sebagai penjumlahan : C(x) = a + M(x) (6.4.1) Dengan a konstanta, disebut overhead dan M(x) adalah fungsi biaya pembuatan. Overhead, merupakan biaya tetap tetapi tidak tergantung pada x, pelaku ekonomi harus membayar tetap jika tidak ada produksi, misalnya biaya sewa dan asuransi. Disisi lain biaya pembuatan M(x) tergantung pada jumlah item pembuatan, contoh biaya material dan buruh. Ini menunjukkan bahwa dalam ilmu ekonomi penyederhanaan asumsi yang tepat M(x) dapat dinyatakan dalam bentuk M(x) = bx + cx2 Dengan b dan c konstanta. Subtitisi pada (6.4.1) menghasilkan : C(x) = a + bx + cx2 (6.4.2) Jika perusahaan perakitan dapat menjual semua item-item produksi denga p rupiah per biji, maka total pendapatan R(x) menjadi R(x) = px Dan total keuntungan : P(x) = [total pendapatan] – [total biaya] P(x) = R(x) P(x) = px - R(x) C(x) Jadi, jika fungsi biaya diberikan pada (6.4.2), maka P(x) = px - (a + bx + cx2) (6.4.3) Tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah pekerja, jumlah mesin yang tersedia, kondisi ekonomi dan persaingan, batas atas l pada jumlah itemitem yang sanggup diproduksi dan dijual. Jadi selama periode waktu tetap peubah x pada (6.4.3) akan memenuhi : 0≤x≤l Persamaan (6.4.3) merupakan suatu persamaan kuadrat dalam x, yang mana nilai optimum dapat ditentukan , yaitu nilai fungsi pada sumbu 214 simetri. Dengan menentukan nilai-nilai x pada [0,l] yang memaksimumkan (6.4.3) perusahaan dapat menentukan berapa banyak unit produksi harus dibuat dan dijual agar menghasilkan keuntungan terbesar. Masala ini diilustrasikan dalam contoh berikut: CONTOH 2.9.1 Pinicilin berbentuk cair dibuat oleh suatu perusahaan farmasi dan dijual borongan dengan harga Rp 2 000 per unit. Jika total biaya produksi untuk x unit adalah: C(x) = 5 000 000 + 800 x + 0,003 x2 Dan jika kapasitas produksi terbesar dari perusahaan 300 000 unit dalam waktu tertentu. Berapa banyak unit-unit pinicilin harus dibuat dan dijual agar memperoleh keuntungan maksimum ? Penyelesaian: Karena total penghailan untuk penjualan x unit adalah R(x) = 2 000 x , keuntungan P(x) pada x unit menjadi : P(x) = R(x) + C(x) = 2 000 x – (5 000 000 + 800 x + 0,003 x2) P(x) = - 0,003 x2 + 1 200 x– 5 000 000 Dan karena kapasitas produksi terbesar adalah 300 000 unit, berarti x harus terdapat pada selang [0 , 300 000]. Sumbu simetri dari fungsi keuntungan : x=− 1200 = 200.000 2(−0,003) Oleh karena titik x = 200 .000 berada dalam selang [0 , 300 000] maka keuntungan maksimum harus terjadi pada titik balik/puncak kurva parabola yaitu di x = 200 .000 dengan koordinat puncak parabola :: 215 b b 2 − 4 ac ,− ) 2a 4a (1 .200 ) 2 − 4 ( − 0 ,003 )( − 5 .000 .000 ) = ( 200 000 ; − ) 4 ( − 0 ,003 ) ( x , P ( x )) = ( − (144 .10 4 − 6 .10 4 ) ) − 12 .10 − 3 138 .10 4 = ( 200 .000 ; ) 12 .10 − 3 = ( 200 .000 ;115 .10 7 ) = ( 200 000 ; − Jadi keuntungan maksimum P(x) = Rp 1,15.10 9 terjadi x=200.000 unit diproduksi dan dijual dalam waktu tertentu. • RANGKUMAN • Fungsi f disebut injektif jika untuk setiap elemen y di daerah nilai, y paling banyak mempunyai satu kawan dari x di A. Fungsi f disebut surjektif jika untuk setiap elemen y di B habis dipetakan oleh anggota himpunan di A. Fungsi f disebut bijektif jika fungsi itu injektif dan surjektif • Persamaan garis lurus berbentuk: , , dengan m adalah kemiringan garis. pada 216 • Jika y=f(x) dan y=g(x) adalah fungsi dan f(g( x)) = x atau g(f( x)) = x maka f invers dari g atau g invers dari f. • Fungsi kuadrat (parabola) mempunyai bentuk LLaattiihhaann 66..44 1. Perusahaan Kimia menjual asam sulfur secara borongan dengan harga 100 / unit. Jika total biaya produksi harian dalam ribuan rupiah untuk x unit adalah C(x) = 100.000 + 50 x + 0,0025 x2 Dan jika kapasitas produksi terbesar dari perusahaan 7 000 unit dalam waktu tertentu. a) Berapa banyak unit-unit asam sulfur harus dibuat dan dijual agar memperoleh keuntungan maksimum ?. b) Apakah akan menguntungkan perusahaan apabila kapasitas produksi perusahaan ditambah? 2. Perusahaan menentukan bahwa x unit produksi dapat dijual harian pada harga p rupiah per unit, dimana : x = 1000 – p Biaya produksi harian untuk x unit adalah : C(x) = 3.000 + 20 x (a) Tentukan fungsi penghasilan R(x). (b) Tentukan ungsi keuntungan P(x) 217 (c) Asumsikan bahwa kapasitas produksi paling banyak 500 unit/hari, tentukan berapa banyak unit yang harus diproduksi dan dijual setiap hari agar keuntungan maksimum. (d) Tentukan keuntungan maksimum. (e) Berapa garga per unit harus ditentikan untuk memperoleh keuntungan maksimum. 3. Pada proses pembuatan kimia tertentu tiap hari berat y dari kerusakan keluaran kimia yang larut bergantung pada total berat x dari semua keluaran yang didekati dengan rumus : y(x) = 0,01 x + 0,00003 x2 dengan x dan y dalam kg. Jika keuntungan Rp 1 juta per kg dari kimia yang tidak rusak dan rugi Rp 200.000 per kg dari produksi kimia yang rusak, berapa kg seharusnya produk kimia diproduksi tiap hari agar keuntungan maksimum. c. Suatu perusahaan menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh bergantung pada jumlah pemakaian uang untuk pemasangan iklan, Berdasarkan survey jika perusahaan menggunakan x rupiah untuk iklan maka keuntungan yang diperoleh adalah Tentukan jumlah uang yang harus dipakai untuk pemasangan iklan agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. d. Sebidang lahan ingin dipagari dengan syarat kelilingnya adalah 100 meter. Dengan demikian luas persegi panjang dengan keliling tersebut dapat dinyatakan dalam L ( m 2 ) adalah : L = x (50 − x ) a) Tentukan Domain dari fungsi luasan tersebut. b) Tentukan luas terbesar yang dapat dibuat oleh kawat tersebut.