MAKNA KATA "BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIIM" Ketahuilah bahwa basmalah itu mengandung banyak keberkahan, dengan mengucap " Bismillahir rahmaanir rahiim" yang artinya " Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dengan menyebutnya, maka berhasillah apa yang dicita-citakan dan siapa yang biasa membacanya maka terkabul dihormati masyarakat." Kitab- kitab yang diturukan dari langit dan bumi itu ada 104. Lampiran Nabi Syits ada 60, lampiran Nabi Ibrahim ada 30, Lampiran Nabi Musa sebelum Taurat ada 10, dan kitab Taurat, Injil, Zabur, serta Al-Qur'an. Seluruh makna kitab-kitab tersebut terkumpul dalam surat Al - Fatihah dikumpulkan dalam basmalah dan makna-makna basmalah itu dikumpulkan pada "ba" nya Basmalah. Diceritakan, ada seorang wanita bersuamikan seorang munafik. Dia setiap akan berkata dan mengerjakan sesuatu dia mengucapkan kata basmalah. Suaminya seraya berkata: " Demi Allah, pasti aku akan mempermalukan wanita ini." Suami lau menyerahkan sekantong dinar kepada istrinya seraya mengatakan: "Peliharalah uang ini jangan sampai hilang!". Kemudian disimpanlah uang itu ditempat tertentu dan ditutup. Suaminya secara sembunyi mengambil uang itu dan dibuang didalam sumur yang berada dipekarangannya, lalu suami tadi memintanya. Wanita itu langsung menuju ke tempat penyimpanan kantong uang seraya membaca "Bismillahiir rahmaanir rahiim" . Secepatnya Allah memerintahkan jibril untuk segera mengambilkan kantong dinardan mengembalikan ditempat semula. Wanita itu lalu meletakkan tangannya dan mengambil kantong. Ternyata kantong dinar masih tatap berada ditempat semula kemudian dia serahkan kepada suaminya. Alangkah kagumnya suami itu, spontan ia langsung bertoubat kepada Allah atas kemunafikannya. (Syaikh Muhammad Nawawi Bin Umar Al-Jawi,1994: 7-8) Subbkhanallah... semoga bacaan ini dapat dijadikan renungan bagi kita semua untuk selalu mengawali suatu perkataan maupun suatu kegiatan dengan basmalah.... :) 1 PENGANTARNYA,,,, Segala Puji hanya untuk Allah SWT, pencipta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita bersama memanjatkan Puji dan syukur atas limpahan Taufiq, rahmat, hidayah, nikmat dan inayah-Nya. Berkat pertolongan-Nya lah blog ini bisa muncul di hadapan kalian semua.. Alkhamdulillah... Shalawat and Salam bersama-sama kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta Para Sahabat dan Keluarganya sekalian, yang kehadirannya membawa rahmat bagi kita semua.. Allohumma Soluu 'Alaih,,, Kelurga Sakinah di awali dengan pernikahan, dimana nikah dapat diartikan sebagai suatu peristiwa sakral dalam kehidupan manusia yang merupakan sunah Nabi Muhammad SAW,, Keluarga adalah jantung kehidupan bagi sebuah masyarakat yang dinamis dimana setiap keluarga mempunyai andil yang vital dalam perubahan sosial. Pembangunan dalam sebuah masyarakat, apalagi pembangunan moral, tak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dari masing-masing unit keluarga sebab keluarga pada dasarnya adalah elemen terpenting yang menjadi ujung tombak bagi pembangunan tersebut. Demi terciptanya masyarakat yang dinamis, diperlukan pemahaman dan penghayatan terhadap masalah-masalah yang erat kaitannya dengan masalah perkawinan dan berumah tangga. Semoga dengan Blog Panduan Keluarga Sakinah ini kita dapat dikaji bagi yang akan memasuki dunia perkawinan dan berumah tangga maupun yang sudah berumah tangga. Karena Blog ini berisi penjelasan-penjelasan yang dilengkapi dengan landasan ayat-ayat Al-Qur'an, AlHadist, dan asar sahabat serta hikayat-hikayat. Dengan memahami, menghayati, dan mengamalkan kandungannya insya Allah akan terbentuk keluarga yang Sakinah. Amieeen. 2 PESAN IBU KEPADA PUTRINYA 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. " Peliharalah sepuluh perkara ini menjadi tabungan kekayaan yang bermanfaat bagimu...." 1. Hendaklah kamu bersifat qana'ah, yaitu merasa cukup atas pemberian Allah. 2. Hendaklah kamu selalu memperhatikan dengan baik dan menaati suamimu. 3. Meneliti jatuhnya pandangan suami, maksudnya jangan sampai suamimu melihat kamu sedang berbuat jahat. Meneliti jatuhnya hidung suamimu membau, maksudnya jangan sampai hidung suamimu membau yang tidak enak dari tubuhmu. Meneliti waktu makannya suami, karena rasa sangat lapar itu menjadi berkobarnya hati. Meneliti waktu tidurnya suami, karena sulitnya tidur dapat menjadikan marah-marah. Menjaga harta suami. Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan keluarga suami. Jangan mengingkari dan mendurhakai peritah suami, karena jika kamu mengingkari perintah suamimu, niscaya dapat menyempitkan hati suami. Jangan menyiarkan rahasia suami, sebab jika kamu menyiarkan rahasia suami, maka pasti kamu tidak aman dari mengkhianati suami. Kemudian berhati-hatilah...jangan sampai kamu bersenang-senang dihadapan suamiyang sedang duka hatinya, dan jangan kamu menampakkan kesusahan dihadapan suami yang sedang merasa senang. Dalam kehidupan keseharian kita, ada tiga tipe orang yang Doanya biasanya akan dikabulkan-Nya, yaitu: Pertama, orang yang berdoa dalam keadaan didholimi : Allah Subhanahu Wata'ala mengabulkan doa jeleknya kepada orang yang telah mendholiminya. Begitu juga Allah mengabulkan doanya bagi orang yang telah membantunya dalam menghilangkan kedholiman terhadapnya. 3 Kedua, orang yang berdoa dalam keadaan safar ( bepergian ) Allah ta’ala mengabulkan doa kebaikan darinya untuk orang yang telah berbuat baik kepadanya dan juga mengabulkan doa jelek darinya untuk orang yang telah berbuat tidak baik kepadanya demikian juga Allah mengabulkan doanya untuk dirinya sendiri. Tetapi para ulama memberi syarat dalam hal ini bahwa bepergiannya orang yang berdoa tersebut adalah bepergian yang dibolehkan. Kalau bukan yang diperbolehkan maka ia tidak mendapatkan keutamaan itu. Ketiga, orang yang berdoa adalah orangtua dari orang yang didoakan. Allah Ta’ala mengabulkan doa jelek orang tua terhadap anaknya apabila seorang anak meremehkan hak orang tuanya. Allah juga mengabulkan doa kebaikan dari orang tua untuk anaknya. HUKUM ISLAM Hukum Islam terbagi menjadi lima bagian yaitu: 1. Wajib. Wajib disebut juga dengan fardlu yang artinya suatu perkara yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan akan mendapat dosa. Wajib (fardlu) dibagi menjadi dua bagian yaitu wajib 'Ain dan wajib Kifayah. Wajib 'Ain adalah wajib yang harus dikerjakan oleh setiap orang mukallaf sendiri. Mukallaf maksudnya orang muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama, sebab sudah dewasa dan berakal atau akil baligh dan sudah mendengar seruan agama. Contohnya: Shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan dll. Sedangkan Wajib Kifayah adalah suatu kewajiban yang dianggap cukup bila sebagian orangorang mukallaf sudah mengerjakan, tetapi berdosalah seluruhnya bila ta seorangpun dari mereka yang mengerjakan. Contohnya: Menyolatkan jenazah dan menguburkannya. 2. Sunat. Sunat adalah suatu perkara yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa. Sunat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a) Sunat Mu'akkad adalah sunat yang sangat dianjurkan untuk mengerjakannya. Contohnya: Shalat terawih, Shalat Idul Fitri, dan shalat 4 Idul Adlha. b) Sunat Grairu Mu'akkad adalah sunat biasa. Contohnya shalat ducha, shalat tahajud, shalat tasbih dll. 3. Haram. Haram adalah suatu perkara yang bila dikerjakan akan mendapat dosa, dan bila ditinggalkan akan mendapat pahala. Contohnya: Minumminuman keras, mendurhakai orangtua, mencuri, berzina dll. 4. Makruh. Makruh adalah suatu perkara yang bila dikerjakan tidak berdosa, dan bila ditinggalkan akan mendapat pahala. Contohnya: makan petai, makan bawang merah mentah dll. 5. Mubah. Mubah adalah suatu perkara yang boleh ditinggalkan dan boleh dikerjakan. WAKTU DOA YANG DIMUSTAJABAH 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Hendaknya berdo'a pada waktu-waktu yang mustajabah adalah diantara waktu-waktu: 1. Pada sepertiga malam terakhir 2. Waktu antara azan dan itiqomah 3. Hari Arafah 4. Malam hari jum'at 5. Ketika waktu shalat jum'at Ketika didholimi oleh seseorang waktu setelah azan Ketika berbuka puasa Pada malam Lailatul Qadar Pada bulan Ramadhan Setelah shalat fardhu Didalam majlis dzikir kepada Allah Do'a seorang muslim kepada saudaranya Ketika dalam keadaan sendirian WANITA IDEAL MENURUT ISLAM Rosullullah SAW. bersabda: " Setelah taqwa kepada Allah, seorang mukmin tidak bisa mengambil manfaat yang lbih baik, dibanding istri yang sholehah dan cantik, yang jika suaminya memerintahkan sesuatu kepadanya, dia selalu taat, jika suaminya 5 memandangnya, dia menyenangkan, jika suaminya menyumpahinya, dia selalu memperbaiki dirinya, dan apabila suaminya meninggalkannya (bepergian), dia pun selalu menjaga diri dan harta suaminya." Rosulullah bersabda: "Barangsiapa menikah dengan seorang wanita hanya karena memandang kemulian derajatnya, maka Allah SWT. tidak akan menambah baginya, kecuali kehinaan. Barangsiapa menikah dengan seorang wanita hanya karena hartanya, maa Allah SWT. tidak akan menambah baginya, kecuali kekafiran. Barangsiapa menikah dengan seorang wanita karena kecantikannya, maka Allah SWT. tidak akan menambah baginya, kecuali kerendahan.dan barangsiapa menikah dengan seorang wanita karena tujuan lain , kecuali agar dia lebih mampu meredam gejolak pandangannyadan lebih dapat memelihara kesucian seksualnyadari perbuatan zina atau dia hanya ingin menyambung ikatan kekeluargaan, maka Allah SWT. kan selalu memberkahinya bagi istrinya. Sedangkan seorang hamba sahaya yang jelek rupanya dan kulitnya, namn kuat imanya, adalah lebih utama." Rosullullah SAW. bersabda :  " Barangsiapa mempunyai anak dan mampu untuk mengawinkanya, namun dia tidak mu mengawinknya,maka anaknaya berbuat zina maka keduanya berdosa."  "Seorang wanita dinikahi karena 4 hal, yaitu: karna hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaklah kamu menikah dengan wanita yang kuat agamanya, agar kamu memperoleh kebahagiaan."  "Barang siapa ingin menghadap ke haribaan Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka kawinlah dengan wanita yang merdeka."  "Ada 4 resep kebahagiaan dari seseorang yaitu: 1) istrinya adalah wanita solehah, 2) putra-putrinya baik-baik, 3) pergaulannya bersama orangorang saleh, dan 4) rizkinya diperoleh dari negeri sendiri."  " Sebaik-baik wanita dari umatku ialah yang berwajah ceria dan sedikit maharnya."  " Kawinlah kalian dengan wanita yang periang dan banyak anaknya, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian dihadapan para nabi yang terdahulu kelak pada hari kiamat." 6 Seorang laki-laki datang kepada Rosullullah dan berkata, "Ya Rosullulloh, aku menemukan seorang wanita yang baik dan cantik, tetapi dia mandul. pakah aku boleh mengawininya? Nabi SAW. menjawab , 'Jangan'. kemudian dia datang lagi kepada rosul untuk kedua kalinya, Nabi SAW. tetap melarangnya. Dia pun datang lagi untuk ketiga kalinya, Nabi SAW. pun tetap melarangnya untuk menikahi wanita itu, dan beliau bersabda, " Kawinlah kalian dengan wanita yang selalu menyenangkan hati dan banyak anaknya. Karena sesungguhnya aku akan membanggakan bnyaknya jumlah keturunan kalian." HUKUM NIKAH Hukum nikah ada empat macam yaitu: 1. Wajib, bagi orang yang mengharapkan ketununan, takut akan berbuat zina jika tidak menikah dan bagi wanita yang lemah dalam memelihara dirinya dan tidak ada benteng lain kecuali menikah. 2. Makhruh, bagi orang yang tidak ingin menikah dan tidak mengharapkan keturunan. 3. Mubah, bagi orang yang tidak takut melakukan zina , tidak mengharapkan keturunan, dan tidak memutuskan ibadah yang tidak wajib. 4. Haram, bagi orang yang membahayakan wanita, karena tidak mampu melakukan senggama, tidak mampu memberikan nafkah ataupun mempunyai pekerjaan yang haram, meskipun ia ingin menikah dan tidak takut berbuat zina. Pembagian hukum ini juga berlaku untuk seorang wanita. MANFAAT MENIKAH Menikah adalah upacara pengikatan janji nikah yang dilaksanakan oleh calon mempelai pria dan wanita, dengan tujuan melegalkan hubungan dua lawan jenis yang akan hidup dala m satu atap baik legal secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Menikah mempunyai beberapa 7 manfaat dan manfaat yang paling besar adalah mendapat keturunan. Adapun manfaat -manfaat menikah yang lain sebagaimana disebutkan dalam bait-bait syair berikut:  " Manfaat menikah adalah menyelamatkan pandangan (dari kecerobohan), memelihara farji ( kemaluan perempuan) dan menharap keturunan yang lebih baik."  " Juga bisa membersihkan hati, menguatkan tekat untuk beribadah dan beristirahat."  " Dari mengatur rumah tangga sampai berusaha keras untuk melatih diri agar merasa cukup."  " Kaya harta juga termasuk manfaat nikah. erhatikan orang-orang yang merindukan surga." Abdul Abbas Al-Wansyarini dalam karyanya yang berjudul Nawazilil Barzali mengungapkan, bahwa ada seorang syeh yang saleh, yakni Abu Bakar Al-Waraqi , berkata: " Setiap syahwat dapat membekukan hati, kecuali syahwat untuk senggama. Syahwat untuk bersenggama itu dapat membersihkan hati, oleh karena itu para nabi melakukan senggama." Dalam hadis disebutkan:" Aku senang kepada nikmat dunia ini hanya dalam tiga perkara: wanita, wangi-wangian, dan tenangnya hati ketika melakukan salat." MAKANAN YANG DIHINDARI DAN DIANJURKAN SETELAH MENIKAH Syekh pe- nazham menjelaskan bahwa, pengantin puteri selama tujuh hari dilarang makan makanan yang termasuk dalam nahzam yaitu makanan yang menimbulkan hawa panas. Begitu pula makanan yang pahit-pahit, seperti turmus, zaitun, dan kacang-kacangan karena dapat mematikan syahwat dan menyebabkan orang tidak bisa hamil. Sedangkan tujuan utama dari pernikahan adalah melahirkan keturunan. Sedangkan makanan yang dianjurkan untuk dimakan pengantin putri adalah daging ayam, jambu, apel yang sudah manis dan buah-buahan lainya. 8 Anjuran untuk memakan buah jambu berasal dari keterangan yang diriwayatkan oleh Imam Yahya bin Yahya, dari Khalid bin Ma'adan yang berbunyi: "Makanlah oleh kamu semua ( hai wanita-wanita yang sedang hamil) karena jambu safarjal dapat mempercantik anak." Ada pula yang riwayat yang menyatakan, bahwa suatu kaum melapor kepada Nabi mereka tentang kejelekan anaknya. Maka Allah SWT. memberi wahyu kepada Nabi-Nya: "Perintahkanlah mereka agar memberi makan buah jambu safarjal kepada wanita-wanita yang hamil pada bulan ketiga dan keempat kehamilannya." Disamping itu, hendaknya wanita yang sedang hamil selalu menjauhi makanan yang jelek dan banyak campurannya. KEUTAMAAN WANITA SHALAT DI RUMAH Diriwayatkan dari Istri Humaid As Sasa'idi, Bahwasanya ia datang kepada Nabi SAW. seraya berkata: " Wahai rasullalah, sesungguhnya saya senang shalat bersamamu." Rasullallah saw. bersabda: " Aku tahu bahwa Anda senang shalat bersamaku, tapi shalatmu di rumahmu adalah lebih baik daripada shalatmu di kamarmu, dan shalatmu dikamarmu adalah lebih baik daripada shalatmu di rumahmu, dan shalatmu di rumahmu adalah lebih baik daripada shalatmu di masjidku." Rasullallah saw. bersabda: " Sungguh shalat seorang wanita dirumahnya adalah lebih baik baginya daripada shalat dikamarnya, dan sungguh shalat wanita di ruang rumahnya adalah lebih baik daripada shalat di pekarangan rumahnya dan sesungguhnya shalat wanita di pekarangan rumahnya adalah lebih baik daripada shalat di masjid".( HR. Al Baihaqi dari A'isyah) Maksud hadits yang pertama, bahwashalat wanita dirumahnya yang ditempati untuk tidur adalah lebih utama daripada shalanya di ruangan rumah, dan shalat 9 wanita di ruangan rumahnya adalah lebih baik daripada shalatnya di pekarangan rumahnya, dan shalatnya di pekarangan rumahnya lebih baik daripada shalat di masjid Nabi, karena mencari yang lebih terlindung dari hak dirinya. Sedangkan hadits yang kedua shalat di kamarnya adalah diruanagan rumahnya seperti diruang muka untuk tamu. Rasullullah saw. juga bersabda: "Shalat wanita dirumahnya adalah lebih utama daripada shalatnya di ruang rumahnya, dan shalat wanita di kamar dalam adalah lebih utama daripada shalatnya dirumahnya." ( Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu Masud dan Al Hakim dari Ummu salamah) Maksud bahwa shalat wanita ditempat mana saja yang lebih samar adalah lebih utama, karena benar-benar dapat menjamin keamanan dari timbulnya fitnah. Rasullallah saw. bersabda:" Shalat wanita sendirian adalah lebih utama daripada shalatnya berjamaah dengan kaum lelaki lipat dua puluh lima derajat. hadits ini ditangungkan kepada para wanita muda.(Hadits diriwayatkan oleh Ad Dailami dari Ibnu Umar) Rasullullah saw. juga bersabda:" Bahwasanya shalat ang paling diintai Allah adalah shalat di tempat yang paling gelap di dalam rumahnya." PENJELASAN ATSAR TENTANG KEHARAMAN WANITA KELUAR RUMAH Hatim Al Asham berkata: " Wanita Shalihah adalah menjadi tiang agama dan kemakmuran rumah tangga serta dapat membantu keta'atan kepada suaminya. Adapun wanita yang inggkar terhadap aturan hidupnya dapat membuat hancurnya hati suami, sedangkan dia sendiri tertawa." 10 Termasuk dosa besar adalah keluarnya wanita yang bersuami pergi dari rumah tanpa izin suaminya. Sekalipun karena matinya salah seorang dari kedua orangtuanya untuk menghormati jenazahnya. Disebutkan dalam kitab "Ihya" karya Imam Ghazzali, bahwa ada seorag laki-laki bepergian jauh dan bepesan pada istrinya jangan turun dari atas kebawah. sedangkan ayah dari istrinya itu berada di bawah dalam keadaan sakit. Lalu ia mengutus seorang wanita kepada Rasullullah SAW.untuk memintakan izin beliau, kalau ia akan turun menjenguk ayahnya. Maka Rasullullah SAW. bersabda: " Ta'ala kamu pada suamimu dan jangan turun." Akhirnya ayah meninggal, lalu meminta izin lagi kepada Rasullullah SAW. untuk diperkenankan turun menyaksikan jenazah ayahnya. Kemudian Rasullulah SAW. bersabda: " Ta'atlah kamu pada suamimu, dan jangan turun." Lau ayahnya telah dimakamkan. maka Rasullullah mengutus kepada wanita itu untuk menyampaikan sabdanya, bahwa Allah SWT. telah mengampuni ayahnyakarena ketaatan wanita itu kepada suaminya. DO’A UNTUK MENYELESAIKAN HUTANG Berikut riwayat dan doa dari Rasulullah saw dan sangat mujarab untuk menyelesaikan hutang; Rasul saw masuk ke masjid, maka terlihatlah seorang lelaki dari Anshar yg bernama Abu Umamah ra, maka bersabda Rasulullah saw : Wahai Abu Umamah, mengapa kulihat kamu duduk di masjid di selain waktu shalat..?”, ia menjawab : “gundah.. aku dijerat hutang wahai Rasulullah..”, maka bersabda Rasulullah saw : ”maukah kau kuajari kalimat yg jika kau ucapkan maka Allah akan menghilangkan gundahmu dan terselesaikan hutangmu?”, maka Abu Umamah ra : “ajari aku wahai Rasulullah..”, maka Rasul saw bersabda : “Jika di pagi harimu dan sore harimu ucapkanlah : ‫ن َّمُ َ لَّ َال‬ ‫ َِّ ِمَْاا َّ ِمَّ ِّال َنا َكا َّذ ِلو لاع َّيِّ ِا‬، ‫َكا َِّذ ِلو لاع َِّمُِل ِْاا َّ ِم لَ ُِنا َنا َكا َِّذ ِلو لاع َِّ ِمَْاا َّ ِمْ َِْا َنا َكا َِّذ ِلو لاع‬ ‫َّم ِّقَِّرا ِر َِّقا َّم َنيِنا ُُِلا َنِا‬ 11 “Allahumma inniy a ‘u dzubika minal hammi wal hazan,wa a ‘u dzubika minal ‘ajzi wal kasal,wa a ‘u dzubika minal jubni walbukhl,wa a ‘udzubika ming ghalabatiddayni wa qahrirrijaal” “Wahai Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-MU dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan sifat kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari terjebak oleh hutang-hutang dan didholimi oleh penguasa” Maka berkata Abu Umamah ra : kulakukan itu maka Allah menghilangkan gundahku dan terselesaikan hutangku” (Hadits hasan). (Al Adzkar Imam Nawawi) doa ini diamalkan setiap pagi dan sore setidaknya 1x, boleh 3x atau lebih, insya Allah dalam waktu dekat hutang2 kita terselesaikan . MUHAMMAD RASULULLAH SAW NABI AKHIR ZAMAN Diriwayatkan dari Ibn Mas`ud RA, Berkata Jabir kepada Nabi SAW : ”Wahai Baginda Nabi SAW, kabarkan kepada kami sesuatu sebelum terjadinya sesuatu, Berkata Nabi SAW : “Wahai Jabir, Ketahuilah sesuatu sebelum dijadikannya sesuatu, maka Allah SWT menjadikan cahaya aku dari cahaya Allah SWT, Maka dari cahaya itu Allah menjadikannya seluruh alam semesta beserta isinya”. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Maka bersabda Nabi SAW :”Aku yang pertama diciptakan dan aku yang terakhir dibangkitkan di alam dunia”. Turunlah cahaya tersebut melalui terwujudnya Nabi Allah Adam AS sampai kepada para Anbiya dan Rasul yang menyambungkan keturunan dari Nabi Ismail AS, anak dari Nabi Ibrahim AS yang keturunannya menyampaikannya kepada 12 Sayyid Abdillah, maka cahayanya terlihat pada Sayyid Abdillah dan beliaupun menikah dengan Siti Aminah, begitupun turun cahaya tersebut kepada Ibunda Nabi Muhammad SAW, maka beliaupun mengandung Nabi Muhammad SAW dengan kasih sayang Allah SWT. Sebelum detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada kejadian besar sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah dikarenakan Raja Abraha ingin menyerang Ka`bah dengan tentara gajah, tetapi kuasa Allah SWT Yang Maha Agung tidak diizinkannya tentara tersebut memasuki Kota Mekkah yang akhirnya Allah SWT mengirim balik tentara tersebut dengan tentara burung ababil dan telah jelas dikabarkan di dalam surat AL-Fiil yang menewaskan semua tentara bergajah bagaikan daun di makan ulat, begitulah penjagaan Allah SWT sebelum dilahirkan Nabi Muhammad SAW. Tepat matahari pagi bersinar di bulan Rabiul Awwal pada tanggal 12 hari Senin, terwujudlah sosok yang mulia, anak yatim yang akan menggetarkan dunia, yang dikala ingin dilahirkan Allah mengirim dua suster atau bidan yang bernama Sayyidatina Mariyam dan Sayyidatina Assiyah yang untuk melayani kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka terbukalah pintu-pintu surga dan tertutuplah pintu-pintu neraka serta turunlah milyaran bidadari dan malaikat yang bertahlil, bertahmid dan bertasbih kepada Allah SWT karena bersyukur atas lahirnya Nabi Muhammad SAW. Maka bergetarlah kerajaan Allah SWT seraya suaranya Yang Maha Mulia untuk memuliakan Kekasih-Nya, maka lahirlah Beliau SAW yang bukan lahir dari kemaluan Ibunya dan tanpa setetes darahpun dan telah dikhitan, begitu pula matanya bagaikan dipakaikan sifat dan beliau dalam keadaan bersujud. Bergembiralah ahli dunia, padang pasir yang tandus berubah menjadi hijau dan berlipat-lipat buah-buahan , air dan makanan yang sebelumnya belum pernah terjadi di kota itu dan padamlah api majusi yang disembah oleh orang-orang durhaka selama ribuan tahun menandakan telah lahirnya Baginda Al-Musthofa Muhammad SAW. Didalam satu syair yang menjelaskan tentang kepribadian Rasulullah SAW : Allah sempurnakan kanjeng Nabi Tubuh dan ilmu serta perangai. Tak ada tubuh ilmu perangai Terlebih sempurna dari Nabi. Tubuh Nabi terbaik dengarlah Putih dan bersih bercampur merah. Wajahnya cantik tingginya sedang Mulutnya 13 manis di pandang orang. Giginya rata putih bersinar Bagai mutiara sungguhlah benar. Lidahnya pasih terang dan nyata Kata-katanya bagai permata. Matanya terang sungguh umpama Mamakai sifat selama-lama. Alisnya terang jika di sifat Umpama bulan pertama tepat. Jidatnya bercahaya-cahaya luas Sebagai bulan malam empat belas. Jenggotnya tebal hitam rupanya Tubuhnya sangat harum baunya. Jika dilihat pertama kali Terasa seram haibah sekali. Tapi jika terus di ikuti Terasa cinta di dalam hati. Tangannya lemas di kata orang Sebagai bunga jika dipandang. Jika memegang tubuh seorang Tercium bau bukan kepalang. Sehingga dapat diketahui Orang tersebut di sentuh Nabi. Rambutnya ikal bukan keriting Kata-katanya wahyu dan penting. Cahayanya Nabi terang sekali Dan terlebih dari matahari. Maka tak terlihat bayangan Dicahayanya matahari dan bulan. Hati Nabi pun sepanjang umur Tak ngantuk meskipun mata tidur. Dan pula Nabi tak pernah mimpi Dan tak menguap sama sekali. Dan tubuh Nabi tak dihinggapi Nyamuk lalat karena harum suci. Jika berjalan enteng badannya Duduk dimajlis tinggi pundaknya. Dan sangat halus sebagai kapas Jalan di pasir tidak berbekas. Tatapi jika jalan di batu Terlihat bekas sudah lah tentu. Dan sungguh Nabi jika di pandang Umpama matahari yang terang. Maka dari jauh sungguh nyata Tampaknya kecil dipandang orang. Allah jadikan Nabi terlepas Dari apapun yang kurang pantas. Seakan-akan Nabi yang suci Dijadikan sekehendak Nabi. Ilmu Nabi luas sekali Tak seorang yang mengatasi. Karena diberi ilmu awwalin Demikianlah ilmu akhirin. Adalah Nabi sangat pemalu Bagaikan gadis zaman dahulu. Pula sangat merendah diri Pada sesama mahluknya Rabbi. Jika berjumpa Nabi selalu Memberi salam lebih dahulu. Duduk berjalan bersama fakir Miskin dan hamba tidak diusir. Jika bergurau niscaya benar Sedap di hati asik di dengar. Tangannya murah tidak menggenggam Dadanya luas tidak mengancam. Sampai pada suatu hari ketika sedang menggembala domba Halimatu Sa’diyah yang kurus dan hanya dua ekor dalam sebulan berubah menjadi seribu ekor domba yang gemuk dan sehat, dan akhirnya Halimatu Sa’diyah menjadi saudagar besar atas kehendah Allah Jalla Wa ‘Alaa. Pada umur 3 tahun – 7 tahun datang kepadanya beberapa malaikat memberikan penghormatan dan ta’dzim kepada manusia yang paling terhormat dan membaringkannya lalu membelah dadanya dan menambahkan rahasia ilmu dan hikmah dan menambahkan kesucian-kesuciannya atas perintah Allah Jalla 14 Wa ‘Alaa , sehingga Halimatu Sa’diyah pun mendengar hal itu, ia pun gelisah dan khawatir bencana yang menimpa putranya serta mengembalikannya kepada ibundanya walaupun terasa berat dan berlinang air mata namun karena kegelisahan hatinya yang menyampaikan putranya kepada ibunda Aminah, begitulah kabar gembira atas kelahiran sang Nabi untuk orang-orang yang terpilih menjaganya. Dalam syair Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi : Alam bersinar bersuka ria atas hadirnya insan mulia, Keriangan gembira meliputi penghuninya bagaikan suara sambung menyambung tiada henti karena tahu kehadirannya. Bergembiralah wahai pengikut Qur’an bagai burung berkicau tiada henti karena tahu kehadirannya , kegembiraan itu mengungguli semua kegembiraan dan tiada bandingnya. Alam tersenyum bagai kami tersenyum atas kehadirannya ,beruntung terus menerus tiada hentinya. Tak ada satu pun mahkluk yang suram atas kehadirannya, sehingga pecutan malaikat menyambar iblis ingin mengetahuinya. Seorang kafir gembira atas kehadirannya pemuka makkah Abu Lahab namanya. Sehingga Tuhan meringankan siksanya karena gembira atas kelahiran Nabinya. Lihatlah dan lihatlah si kafir tertolong karena gembira atas kelahirannya. Sungguh merugi dan merugi bila si mu’min tidak mau mencintainya. Bagai buah jaqum yang tak lezat dan tidak menyehatkannya Bila si mu’min tak perduli atas kelahirannya. Semoga salam meliputi selalu Rasul Yang Mulia dari Allah Tuhan Yang Maha Esa ,serta salam dari umatnya tiada henti silih berganti untuk penghulunya selagi angin pagi menghembus untuk Nabinya. KEDERMAWANAN RASULULLAH SAW Bulan Ramadhan adalah bulan kedermawanan dan bulan memaafkan, sebagaimana teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia berkata : “sungguh aku akan masuk neraka, dan terbakar”, maka Rasulullah berkata :“apa yang membuatmu berkata demikian?”, orang itu berkata: “wahai Rasulullah, aku berkumpul (berjima’) dengan istriku di bulan Ramadhan, maka pastilah aku masuk neraka bukan?”, maka Rasulullah berkata: “engkau bebaskan seorang 15 budak”, dia berkata: “wahai Rasulullah, aku tidak mampu melakukannya”, Rasulullah berkata: “kalau begitu engkau puasa 2 bulan berturut-turut”, maka orang itu menjawab : “wahai Rasulullah aku tidak mampu, aku ini kuli yang bekerja setiap hari, 1 bulan saja aku merasa kesusahan apalagi 2 bulan!”, maka Rasulullah berkata: “kalau begitu berilah makan 60 orang miskin”, orang itu menjawab: “wahai Rasulullah, aku memberi makan keluargaku saja susah apalagi 60 orang miskin, aku juga termasuk orang miskin”, kita lihat betapa indahnya budi pekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berhadapan dengan orang susah maka beliau semakin merendah dan merendah, kita lihat betapa indahnya syariah Islam ini, maka Rasulullah masuk kedalam rumah dan keluar membawa sebungkah kurma dan berkata: “ini berikan kepada orang yang paling miskin di Madinah”. Rasulullah yang mengeluarkan dari miliknya, untuk menutupi kesalahan orang ini, yang semestinya jika berani berbuat maka berani bertanggung jawab, namun karena orang ini adalah orang susah maka Rasul berlemah lembut dan semakin berlemah lembut, maka lelaki itu berkata: “terimakasih wahai Rasulullah, aku terima kurma ini tetapi harus aku berikan kepada siapa karena akulah orang yang paling miskin di Madinah”, maka Rasulullah berkata: “kalau begitu ya untukmu” . maka ia pergi membawa kurma itu dan ia mendapatkan pelajaran agung, betapa indahnya syariat Islam dan indahnya budi pekerti terluhur sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian riwayat Shahih Al Bukhari. RASULULLAH TELADAN UMAT Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad. Rasulullah SAW adalah utusan termulia yang diturunkan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam. Dalam diri beliau tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. 16 Dalam mengemban risalah dakwah, beliau dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam yang dibawa Rasulullah, hingga meski sang utusanpun dipanggil oleh Sang Khaliq.  Firman Allah : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat: 21).  Dan firman Allah : “(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Surat Al-A’raf ayat: 157). Para sahabat itu telah mencapai titik kesempurnaan keimanan terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikan Rasulullah lebih dicintainya dibandingkan dengan ayah, ibu, anak, istri bahkan diri mereka sekalipun! Tak pernah ditemukan dalam satu sejarah peradaban dunia manapun, seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya melebihi kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikannya sebagai pemimpin, guru dan panglima serta teladan dalam kehidupan mereka. Para sahabat rela mengorbankan jiwa dan raga untuk Rasulullah, mereka rela menjadikan dirinya sebagai tameng untuk membela Rasulullah, mereka menghibahkan seluruh tenaga dan harta bendanya demi perjuangan yang dilakukan oleh Baginda Muhammad. Ada di antara mereka yang rela mati karena patuh dan ia yakin bahwa itu adalah jalan yang terbaik, yaitu syahid di jalan Allah. Dengan mengusung semboyan 17 ‘Hidup mulia atau mati syahid’. Mereka mengatakan mati syahid di jalan Allah bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya, tersebab besarnya kecintaan mereka terhadap Rasulullah dan Islam. Mereka lebih mengutamakan ketenangan Rasulullah, walaupun mereka dalam keadaan kelelahan. Mereka lebih mendahulukan agar Rasulullah kenyang, walaupun mereka dalam keadaan yang lapar. Mereka lebih mengutamakan ridha Rasulullah dari pada yang lain. Mereka tidak mengemukakan suatu pendapat kecuali berdasarkan perintahnya. Mereka tidak pernah mengerjakan suatu hal kecuali berdasarkan petunjuknya. Sebagian dari mereka ada yang tidak mau menatap mata Rasulullah dikarenakan rasa hormat yang tinggi dan haibah yang ada pada diri Rasulullah. Mereka tidak pernah mengangkat suara keras di hadapan Rasulullah.Bahkan para sahabat berebut mengambil sisa air wudhu untuk mengambil berkahnya. Alhasil, Nabi Muhammad adalah orang yang sangat dicintai, dipatuhi, sebagai teladan yang baik dan panutan yang penuh berkah. Apakah sesungguhnya yang menyebabkan para sahabat itu mencintai Rasulullah sedemikian rupa? Bagaimanakah kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah mampu menghinggapi seluruh jiwa-jiwa mereka? Hingga saat ini, kita yang mengaku sebagai umatnya, juga berusaha mempelajari, menghayati dan meneladani Rasulullah. Apakah yang menyebabkan itu semua? Padahal kita tak pernah melihat beliau, tak pernah bertemu muka dengan beliau. Kecintaan itu semua terjadi karena Nabi Muhammad adalah utusan Allah Tuhan penguasa alam. Rasul pilihan bagi kalangan bangsa jin dan manusia. Beliaulah yang telah diutus Allah agar mengeluarkan kita semua dari kefanaan dunia yang menipu dan membutakan mata kita. Beliaulah yang menuntun kita ke dalam surga yang luasnya bagaikan langit dan bumi. Maka sudah patut dan sepantasnyalah kita sebagai umatnya untuk mencintai dan meneladani Baginda Muhammad melebihi segalanya. Semoga kita semua dikumpulkan oleh Allah bersama beliau di telaga kautsarnya dan diberi minum dari tangan beliau yang mulia berupa air kautsar yang tidak akan menjadikan manusia kehausan selamanya. Amin. 18 MENGAPA RASULULLAH SAW TERSENYUM Rasulullah SAW adalah contoh pribadi yang agung, pribadi yang mulia. Beliau diutus sebagai rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semesta alam. Beliau adalah penutup para Nabi dan contoh bagi semua manusia. Hal yang menarik adalah kenapa Rasulullah selalu tersenyum, walaupun beliau dihina dan dicaci maki oleh kaumnya, bahkan ingin dicelakakan oleh sebagian orang. Artikel ini akan membahas panjang lebar tentang hal menarik ini. Pertama, Rasulullah mengemban misi yang besar. Masih banyak hal-hal yang harus difikirkan dan diselesaikan dihadapannya. Masalah ummat dan penyebaran agama yang menguras banyak tenaga dan waktu harus dilaksanakannya demi tercapainya hal besar tersebut. Sungguh remeh apabila Beliau goyah jika ada hal kecil yang menghambat perjuangannya. Di depan mata Beliau terdapat berjuta planning dan harapan yang harus dicapainya untuk jangka waktu yang Beliau rancang. Harapan dan cita-cita harus Beliau tuntaskan bersama para sahabat-sahabatnya. Apabila masalah kecil itu menggetarkan langkahnya maka misi agung itu tidak akan tercapailah seperti sekarang ini. Harapan dan cita-cita Beliau mengalahkan berjuta cercaan dan hinaan yang dihujamkan kepada insan yang mulia ini. Kedua, Rasulullah saw adalah pribadi yang agung. Seorang yang berkepribadian agung mempunyai jiwa yang besar. Seorang berjiwa besar akan mudah memaafkan kesalahan orang lain, karena hatinya yang luas bagaikan samudra. Seperti dikutip dari perkataan Aa’ Gym jiwa orang yang besar ibarat sebuah lapangan yang amat luas, apabila terdapat ular dan binatang berbahaya lainnya masih ada lahan lapangan yang lainnya untuk bergerak, sebaliknya jiwa orang yang kerdil akan merasakan sesak apabila terdapat sedikit saja gangguan bagi dirinya, orang lebih sedikit dari dia adalah cobaan baginya, tersinggung sedikit adalah besar baginya, dan masalah kecil ia besar-besarkan. Rasulullah adalah contoh tauladan dalam jiwa yang agung. Beliau adalah orang yang pemaaf dan mudah memaafkan. Beliau marah apabila hak Allah di injak-injak. Dalam suatu riwayat dikatakan dari Aisyah ra: “Ketika aku meletakkan gambar diruanganku 19 aku melihat wajah Rasulullah merah padam dan beliau berkata: “Wahai Aisyah, orang yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah orang yang membuat sesuatu menyerupai makhluk Allah.” (H.R. Muttafaqq Alaih) Begitulah ketegasan Rasulullah dalam menegakkan hak-hak Allah. Apabila Beliau dihina Beliau bersabar dan apabila hak Allah dipermainkan maka wajah beliau merah padam. Ketiga, senyum adalah lambang pribadi yang optimis dan positif. Rasulullah adalah insan yang mulia. Manusia terbaik dimuka bumi ini sejak adanya. Beliau adalah pemimpin agung. Mustahillah seorang pemimpin itu mencontohkan kepesimisan. Beliau ingin mencontohkan keoptimisan dalam menggapai cita-cita bagi seluruh ummatnya. Karena Beliau ingin ummatnya optimis menggapai citacita mereka yang mulia. Dan juga senyum melambangkan pribadi yang positif, tidak ada gunanya marah apabila Beliau membalas kejahatan orang Yahudi yang melukainya, karena itu akan membuang tenaga Beliau saja dan masih banyak tugas Beliau di hadapan dan akan sia-sia untuk suatu perkara yang remeh. Apabila kita marah sebenarnya yang rugi adalah kita. Termakan tenaga dan waktu untuk memikirkan batu kerikil-batu kerikil tersebut. Oleh karana itu Allah mengatakan dalam Kitab-nya “Katakanlah wahai Muhammad: “Matilah dengan kemarahan kalian” bagi ‘Bithanatan Min Dunikum’ yaitu golongan yang apabila kalian terkena musibah mereka akan merasakan senang dan apabila kalain mendapatkan kenikmatan hati mereka akan sakit, maka marah adalah penyebab yang tepat untuk kematian mereka. (QS. Ali Imran:118-120) Begitulah suri teladan dalam diri Rasulullah, seorang insan yang agung. Demikianlah tatkala seorang buta Yahudi di pinggiran kota Madinah mencaci maki Beliau, mengatakan Beliau gila, tetapi Beliau dengan santun menyuapkan kepalan nasi ke mulut orang tua tersebut. Juga kisah seorang Yahudi yang sengaja menagih uangnya lebih dari waktu yang mereka janjikan, yang dia sengaja membuat Beliau marah, tetapi beliau hanya tersenyum. Dan, juga kisah seorang Yahudi yang selalu meludahkannya pada setiap pagi, tetapi disaat ia sakit ternyata Rasulullah-lah orang yang pertama kali mengunjunginya. Sungguh Muhammad Engkau berkepribadian agung. 20 KEPEMIMPINAN RASULULLAH,SAYYIDUL WUJUD MUHAMMAD SAW Nabi Muhammad SAW, adalah pemimpin dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), dengan biaya kurang dari satu persen biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis dan dengan korban kurang dari seribu orang. Beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin yang manapun di seluruh dunia sejak Nabi Adam as. sampai sekarang. Tiga karya besar tersebut adalah: 1.Mengesakan Tuhan Nabi Besar Muhammad SAW. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 (berfaham polytheisme) menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak atau monotheisme absolut. 2.Kesatuan ummat Nabi Besar Muhammad SAW, telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semua selalu melakukan permusuhan dan peperangan antar suku dan antar kabilah, menjadi bangsa yang bersatu padu dalam ikatan keimanan dalam naungan agama Islam. 3.Kesatuan pemerintahan Nabi Besar Muhammad SAW, telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia. Kunci dari keberhasilan perjuangan Beliau SAW, dalam waktu relatif singkat itu adalah terletak pada tiga hal: 1. Keunggulan agama Islam 2. Ketepatan sistem dan metode yang beliau pergunakan untuk berda’wah. 3. Kepribadian beliau. 21 Keunggulan agama Islam terletak pada delapan sifat yang tidak dimiliki oleh agama-agama lainnya di seluruh dunia ini, yaitu: 1. Agama Islam itu adalah agama fitrah. 2. Agama Islam itu adalah mudah, rational dan praktis. 3. Agama Islam itu adalah agama yang mempersatukan antara kehidupan jasmani dan rohani dan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi 4. Agama Islam itu adalah agama yang menjaga keseimbangan antara kehiduan individual dan kehidupan bermasyarakat. 5. Agama Islam itu adalah merupakan jalan hidup yang sempurna. 6. Agama Islam itu adalah agama yang universal dan manusiawi. 7. Agama Islam itu adalah agama yang stabil dan sekaligus berkembang. 8. Agama Islam itu adalah agama yang tidak mengenal perubahan. Sistem dakwah yang dipergunakan oleh Nabi Besar Muhammad SAW adalah: 1. Menanamkan benih iman di hati umat manusia dan menggemblengnya sampai benar-benar mantap. 2. Mengajak mereka yang telah memiliki iman yang kuat dan mantap untuk beribadah menjalankan kewajiban-kewajiban agama Islam dengan tekun dan berkesinambungan secara bertahap. 3. Mengajak mereka yang telah kuat dan mantap iman mereka serta telah tekun menjalankan ibadah secara berkelanjutan untuk mengamalkan budi pekerti yang luhur. Metode dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah: 1. Hikmah, yaitu kata-kata yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil. 2. Nasihat yang baik. 3. Menolak bantahan dari orang-orang yang menentangnya dengan memberikan argumentasi yang jauh lebih baik, sehingga mereka yang menentang dakwah beliau tidak dapat berkutik. 4. Memperlakukan musuh-musuh beliau seperti memperlakukan sahabat karib. Keempat metode dakwah beliau di atas, disebutkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an al Karim dalam surat: An Nahlu ayat 125: 22 ‫دا‬ ‫ َّ ِمََْلا َِّ ِمْ ِوذْلا َِّ ِمَ َِْلا ََِّكا ُِ ِياا َّما َّل ِع ل‬، ‫َّ َاا َْنِا َّذُِ لال َلوا َََكا َّاَا ؛ َّ ِنْنلا َنا َِّمَاا َِِّعمِ لَّ ِال‬ ‫ ُِ ِيُبا ذنِا‬، ‫ َِّ ِم لْ َِّان ِينا َّذُِ لال َِوا‬. “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Surat Fushshilat ayat 34: ‫ْاوت ِلا‬ ‫ نْ ِي َال ِم َا‬. ِ ‫ْيِّي ال ل ِلا َّ ِمََْ ال ل ى‬ َ ‫ن ُِّيَ اب ل ذنَِّ اد َ َِ ِيَ ابل َ ِيَكا َّمََّت فذعَّ َّ ِنْنلا َنا َِّمَاا َّعِف ِاد ؛ َّم‬ “Dan tiadalah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. Kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. yang sangat menunjang dakwah beliau disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut: 1. Bersikap lemah-lembut. 2. Selalu mema’afkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebut selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau. 3. Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah swt., jika kesalahan tersebut terhadap Allah SWT. 4. Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsukuen memegang hasil keputusan musyawarah. 5. Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam arti: direncanakan dengan matang, diprogramkan, diperhitungkan anggarannya dan ditentukan sistem kerjanya. Kelima kepribadian Nabi Besar Muhammad SAW, tersebut di atas, dituturkan oleh Allah swt. dalam surat Ali Imran ayat 159: ‫ م لَّ ِال م َِنا ِا َنا َ ِنْ َال َّفُلا‬، ‫ف ِوَّ َّ ِمُِْْا ُِ ِيلا فْظَِّ لُ َِنا ِم ِاو‬ ِ َِّ ‫م لَّ ِال‬ ْ ‫ ن ِومكا َنِا ل ِيض‬، ‫ ذ ََِّ ِال فِّذِالا‬.‫ِا َِض ِقا‬ ِ َ ِّ ‫ َّل َِقا فا ِمِِّ َِ لَ ِال‬، َّ‫ْ ِا َّاَا ؛ ِا ذُا فاوُ ِاا ذْ َِنا فذع‬ ‫ ناَّم لْاوُُيِا يلَ ْا‬. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka 23 dalam urusan itu.kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. SABAR DALAM MENANGGUNG DERITA Allah berfirman yang artinya : ” Dan kamu telah berada ditepi jurang neraka, lalu Dia menyelamatkan kamu darinya. ” ( QS Ali Imran, 03 : 103 ).Rasulullah SAW sering mendapat gangguan yang berat dari umatnya. Begitu juga yang di alami oleh orang – orang yang memegang maqam, sejak dahulu sampai sekarang, mereka mendapat banyak gangguan, baik pada dirinya maupun hartanya. Ketika Malik bin Dinar sedang berjalan, ia bertemu dengan seorang lelaki. Lelaki itu menanyakan letak perkampungan terdekat. Malik langsung mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah tanah pekuburan. ” Itulah perkampungan yang sebenarnya, perkampungan hakiki. ” Lelaki itu mundur sedikit lalu dengan perasaan kurang senang berkata, ” Aku menanyakan letak perkampungan, mengapa kamu menunjukkan pekuburan kepadaku ? Apa kamu hendak mengolok – olok aku ?”Lelaki itu kemudian memukul kepala Malik dengan tongkatnya. Kepala Malik berdarah, Ia lalu berusaha menghentikan aliran darah dari kepalanya. ” Pukullah kepala yang telah lama berbuat dosa kepada Allah ini, ” gumam Malik bin Dinar. Lelaki itu kemudian pergi. Kejadian ini diketahuin oleh orang yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat itu. Ia lalu menghampiri pendatang tadi. ” Hai lelaki, tahukan kamu maksiat yang telah kamu lakukan hari ini ? Kamu baru saja memukul kepala orang yang paling banyak beribadah di zamannya. Kamu baru saja memukul Malik bin Dinar, seorang zahid yang terkenal. “ Mendengar ini, lelaki itu kembali mendatangi Malik dan meminta maaf. ” Aku telah memaafkanmu dan mendoakanmu masuk surga, ” kata Malik. ” Bagaimana ini ? ” Seru lelaki itu dengan perasaan lega bercampur keheranan. ” 24 Karena ketika kamu memukul kepalaku, aku bersabar dan balasan bagi orang yang bersabar tidak lain adalah surga. Jadi, tidaklah pantas jika aku masuk surga karena kamu, tetapi kemudian aku mendoakanmu masuk neraka. Ini bukanlah sikap seorang bijaksana, ” jelas Malik bin Dinar. Ingatkah kalian, kesabaran, kesantunan dan kasih sayang Rasulullah Saw ketika kepala beliau dilukai, dan giginya patah, beliau malah mendoakan mereka ” Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti ” Saat itu malaikat gunung tidak dapat menahan amarahnya. Ia meminta ijin untuk menimpakan gunung ke atas mereka. Namun, Rasulullah SAW berkata, ” Aku berharap dari sulbi – sulbi mereka muncul orang – orang yang akan menyembah Allah. ” Adapun kita, jika ada seseorang yang berbuat jahat kepada kita, kita ingin agar orang itu binasa seketika dan kita tidak ingin melihatnya memiliki keturunan. Demikian itulah maqam Rasulullah SAW. Penulis Al Hamaziyah mensifatkan Akhlak beliau : Serba pengasih, teguh hati dan kuat kemauannya, berwibawa, ma’shum, serta pemalu. Kaumnya berbuat buruk, beliau memaafkan karena kebiasaan penyantun adalah memaafkan. SALMAN AL-FARISI Sesungguhnya siapa saja yang mencari kebenaran, pasti akan menemuinya. Kisah ini adalah kisah nyata pengalaman seorang manusia mencari agama yang benar (hak), yaitu pengalaman SALMAN AL FARISY Marilah kita simak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu. Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya. seorang sahabat Rasulullah saw. Dari Abdullah bin Abbas Radliyallahu ‘Anhuma berkata, “Salman al-Farisi Radliyallahu ‘Anhu menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Kata Salman, “Saya pemuda Parsi, penduduk kota Isfahan, berasal dari desa Jayyan. Ayahku pemimpin Desa. Orang terkaya dan berkedudukan tinggi di situ. 25 Aku adalah insan yang paling disayangi ayah sejak dilahirkan. Kasih sayang beliau semakin bertambah seiring dengan peningkatan usiaku, sehingga kerana teramat sayang, aku dijaga di rumah seperti anak gadis. Aku mengabdikan diri dalam Agama Majusi (yang dianut ayah dan bangsaku). Aku ditugaskan untuk menjaga api penyembahan kami supaya api tersebut sentiasa menyala. Ayahku memiliki kebun yang luas, dengan hasil yang banyak Kerana itu beliau menetap di sana untuk mengawasi dan memungut hasilnya. Pada suatu hari Ayah pulang ke desa untuk menyelesaikan suatu urusan penting. Beliau berkata kepadaku, “Hai anakku! Ayah sekarang sangat sibuk. Kerana itu pergilah engkau mengurus kebun kita hari ini menggantikan Ayah.” Aku pergi ke kebun kami. Dalam perjalanan ke sana aku melalui sebuah gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka sedang sembahyang. Suara itu sangat menarik perhatianku. Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agamaagama lain. Karena selama ini aku dikurung Ayah di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapapun. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku tertarik untuk masuk ke gereja itu dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Aku kagum dengan cara mereka bersembahyang dan ingin menyertainya. Kataku, “Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami.”Aku tidak beranjak dari gereja itu sampai sore. Sehingga aku terlupa untuk ke kebun. Aku bertanya kepada mereka, “Dari mana asal agama ini?”“Dari Syam (Syria),” jawab mereka. Setelah hari senja, barulah aku pulang. Ayah menanyakan urusan kebun yang ditugaskan beliau kepadaku. Jawabku, “Wahai, ayah! Aku bertemu dengan orang sedang sembahyang di gereja. Aku kagum melihat mereka sembahyang. Belum pernah aku melihat cara 26 orang sembahyang seperti itu. Kerana itu aku berada di gereja mereka sampai petang.” Ayah menasihati akan perbuatanku itu. Katanya, “Hai, anakku! Agama Nasrani itu bukan agama yang baik. Agamamu dan agama nenek moyangmu (Majusi) lebih baik dari agama Nasrani itu!” Jawabku, “Tidak! Demi Allah! Sesungguhnya agama merekalah yang lebih baik dari agama kita.” Ayah kawatir dengan ucapanku itu. Dia takut kalau aku murtad dari agama Majusi yang kami anut. Kerana itu dia mengurungku dan membelenggu kakiku dengan rantai. Ketika aku memperoleh kesempatan, kukirim surat kepada orang-orang Nasrani minta tolong kepada mereka untuk menyampaikan kepadaku andai ada kafilah yang akan ke Syam supaya memberitahu kepadaku. Tidak berapa lama kemudian, datang kepada mereka satu kafilah yang hendak pergi ke Syam. Mereka memberitahukanku. Maka aku berusaha untuk membebaskan diri daripada rantai yang membelengu diriku dan melarikan diri bersama kafilah tersebut ke Syam. Sampai di sana aku bertanya kepada mereka, “Siapa kepala agama Nasrani di sini?” “Uskup yang menjaga “jawab mereka. Aku pergi menemui Uskup seraya berkata kepadanya, “Aku tertarik masuk agama Nasrani. Aku bersedia menadi pelayan anda sambil belajar agama dan sembahyang bersama-sama anda.” ‘Masuklah!” kata Uskup. Aku masuk, dan membaktikan diri kepadanya sebagai pelayan. 27 Setelah beberapa lama aku berbakti kepadanya, tahulah aku Uskup itu orang jahat. Dia menganjurkan jama’ahnya bersedekah dan mendorong umatnya beramal pahala. Bila sedekah mereka telah terkumpul, disimpannya saja dalam perbendaharaannya dan tidak dibagi-bagikannya kepada fakir miskin sehingga kekayaannya telah terkumpul sebanyak tujuh peti emas. Aku sangat membencinya kerana perbuatannya yang mengambil kesempatan untuk mengumpul harta dengan uang sedekah kaumnya. tidak lama kemudian dia meninggal. Orang-orang Nasrani berkumpul hendak menguburkannya. Aku berkata kepada mereka, ‘Pendeta kalian ini orang jahat. Dianjurkannya kalian bersedekah dan digembirakannya kalian dengan pahala yang akan kalian peroleh. Tapi bila kalian berikan sedekah kepadanya disimpannya saja untuk dirinya, tidak satupun yang diberikannya kepada fakir miskin.” Tanya mereka, “Bagaimana kamu tahu demikian?” Jawabku, “Akan kutunjukkan kepada kalian simpanannya.” Kata mereka, “Ya, tunjukkanlah kepada kami!” Maka kuperlihatkan kepada mereka simpanannya yang terdiri dan tujuh peti, penuh berisi emas dan perak. Setelah mereka saksikan semuanya, mereka berkata, “Demi Allah! Jangan kuburkan dia!” Lalu mereka salib jenazah uskup itu, kemudian mereka lempari dengan batu. Sesudah itu mereka angkat pendeta lain sebagai penggantinya. Akupun mengabdikan diri kepadanya. Belum pernah kulihat orang yang lebih zuhud daripadanya. Dia sangat membenci dunia tetapi sangat cinta kepada akhirat. Dia rajin beribadat siang malam. Kerana itu aku sangat menyukainya, dan lama tinggal bersamanya. Ketika ajalnya sudah dekat, aku bertanya kepadanya, “Wahai guru! Kepada siapa guru mempercayakanku seandainya guru meninggal. Dan dengan siapa aku harus berguru sepeninggalan guru?” 28 Jawabnya, “Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni. Hubungi dia di sana!” Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul. Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah meninggal itu. Kata pendeta Mosul, “Tinggallah bersama saya.” Aku tinggal bersamanya. Ternyata dia pendeta yang baik. Ketika dia hampir meninggal, aku berkata kepada nya, “Sebagaimana guru ketahui, mungkin ajal guru sudah dekat. Kepada siapa guru mempercayai seandainya guru sudah tiada?” Jawabnya, “Hai, anakku! Demi Allah! Aku tak tahu orang yang seperti kami, kecuali seorang pendeta di Nasibin. Hubungilah dia!” Ketika pendeta Mosul itu sudah meninggal, aku pergi menemui pendeta di Nasibin. Kepadanya kuceritakan pengalamanku serta pesan pendeta Mosul. Kata pendeta Nasibin, “Tinggallah bersama kami!” Setelah aku tinggal di sana, ternyata pendeta Nasibin itu memang baik. Aku mengabdi dan belajar dengannya sehinggalah beliau wafat. Setelah ajalnya sudah dekat, aku berkata kepadanya, “Guru sudah tahu perihalku maka kepada siapa harusku berguru seandainya guru meninggal?” Jawabnya, “Hai, anakku! Aku tidak tahu lagi pendeta yang masih memegang teguh agamanya, kecuali seorang pendeta yang tinggal di Amuria. Hubungilah dia!” Aku pergi menghubungi pendeta di Amuria itu. Maka kuceritakan kepadanya pengalamanku. Katanya, “Tinggallah bersama kami! Dengan petunjuknya, aku tinggal di sana sambil mengembala kambing dan sapi. Setelah guruku sudah dekat pula ajalnya, aku berkata kepadanya, “Guru sudah 29 tahu urusanku. Maka kepada siapakah lagi aku akan anda percayai seandainya guru meninggal dan apakah yang harus kuperbuat?” Katanya, “Hai, anakku! Setahuku tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang berpegang teguh dengan agama yang murni seperti kami. Tetapi sudah hampir tiba masanya, di tanah Arab akan muncul seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama Nabi Ibrahim. Kemudian dia akan berpindah ke negeri yang banyak pohon kurma di sana, terletak antara dua bukit berbatu hitam. Nabi itu mempunyai ciri-ciri yang jelas. Dia mau menerima dan memakan hadiah, tetapi tidak mau menerima dan memakan sedekah. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian. Jika engkau sanggup pergilah ke negeri itu dan temuilah dia!” Setelah pendeta Amuria itu wafat, aku masih tinggal di Amuria, sehingga pada suatu waktu segerombolan saudagar Arab dan kabilah “Kalb” lewat di sana. Aku berkata kepada mereka, “Jika kalian mau membawaku ke negeri Arab, aku berikan kepada kalian semua sapi dan kambing-kambingku.” Jawab mereka, “Baiklah! Kami bawa engkau ke sana.” Maka kuberikan kepada mereka sapi dan kambing peliharaanku semuanya. Aku dibawanya bersama-sama mereka. Sesampainya kami di Wadil Qura aku ditipu oleh mereka. Aku dijual kepada seorang Yahudi. Maka dengan terpaksa aku pergi dengan Yahudi itu dan berkhidmat kepadanya sebagai hamba. Pada suatu hari anak saudara majikanku datang mengunjunginya, yaitu Yahudi Bani Quraizhah, lalu aku dibelinya daripada majikanku. Aku berpindah ke Yastrib dengan majikanku yang baru ini. Di sana aku melihat banyak pohon kurma seperti yang diceritakan guruku, Pendeta Amuria. Aku yakin itulah kota yang dimaksud guruku itu. Aku tinggal di kota itu bersama majikanku yang baru. Ketika itu Nabi yang baru diutus sudah muncul. Tetapi baginda masih berada di Makkah menyeru kaumnya. Namun begitu aku belum mendengar apa-apa 30 tentang kehadiran serta da’wah yang baginda sebarkan kerana aku terlalu sibuk dengan tugasku sebagai hamba. Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah saw. berpindah ke Yastrib. Demi Allah! Ketika itu aku sedang berada di puncak pohon kurma melaksanakan tugas yang diperintahkan majikanku. Dan majikanku itu duduk di bawah pohon. Tiba-tiba datang anak saudaranya mengatakan, “Biar mampus Bani Qaiah!( kabilah Aus dan Khazraj) Demi Allah! Sekarang mereka berkumpul di Quba’ menyambut kedatangan lelaki dari Makkah yang mendakwa dirinya Nabi.” Mendengar ucapannya itu badanku terasa panas dingin seperti demam, sehingga aku menggigil kerananya. Aku kuatir akan jatuh dan tubuhku akan menimpa majikanku. Aku segera turun dari puncak pohon, lalu bertanya kepada tamu itu, “Apa kabar anda? Cobalah khabarkan kembali kepadaku!” Majikanku marah dan memukulku seraya berkata, “Ini bukan urusanmu! Kerjakan tugasmu kembali!” Keesokannya aku mengambil buah kurma seberapa banyak yang mampu kukumpulkan. Lalu kubawa ke hadapan Rasulullah saw.. Kataku “Aku tahu tuan orang soleh. Tuan datang bersama-sama sahabat tuan sebagai perantau. Inilah sedikit kurma dariku untuk sedekahkan kepada tuan. Aku lihat tuanlah yang lebih berhak menerimanya daripada yang lain-lain.” Lalu aku hulurkan kurma itu ke hadapannya. Baginda berkata kepada para sahabatnya, “silakan kalian makan,…!” Tetapi baginda tidak menyentuh sedikit pun makanan itu apalagi untuk memakannya. Aku berkata dalam hati, “Inilah satu di antara ciri cirinya!” Kemudian aku pergi meninggalkannya dan kukumpulkan pula sedikit demi sedikit kurma yang bisa kukumpulkan. Ketika Rasulullah saw. pindah dari Quba’ ke Madinah, kubawa kurma itu kepada baginda. 31 Kataku, “Aku lihat tuan tidak mahu memakan sedekah. Sekarang kubawakan sedikit kurma, sebagai hadiah untuk tuan.” Rasulullah saw. memakan buah kurma yang kuhadiahkan kepadanya. Dan baginda mempersilakan pula para sahabatnya makan bersama-sama dengannya. Kataku dalam hati, “ini ciri kedua!” Kemudian kudatangi baginda di Baqi’, ketika baginda menghantar jenazah sahabat baginda untuk dimakamkan di sana. Aku melihat baginda memakai dua helai kain. Setelah aku memberi salam kepada baginda, aku berjalan mengekorinya sambil melihat ke belakang baginda untuk melihat tanda kenabian yang dikatakan guruku. Agaknya baginda mengetahui maksudku. Maka dijatuhkannya kain yang menyelimuti belakangnya, sehingga aku melihat dengan jelas tanda kenabiannya. Barulah aku yakin, dia adalah Nabi yang baru diutus itu. Aku terus memeluk bagindanya, lalu kuciumi dia sambil menangis. Tanya Rasulullah, “Bagaimana khabar Anda?” Maka kuceritakan kepada beliau seluruh kisah pengalamanku. Beliau kagum dan menganjurkan supaya aku menceritakan pula pengalamanku itu kepada para sahabat baginda. Lalu kuceritakan pula kepada mereka. Mereka sangat kagum dan gembira mendengar kisah pengalamanku. Berbahagilah Salman Al-Farisy yang telah berjuang mencari agama yang hak di setiap tempat. Berbahagialah Salman yang telah menemukan agama yang hak, lalu dia iman dengan agama itu dan memegang teguh agama yang diimaninya itu. Berbahagialah Salman pada hari kematiannya, dan pada hari dia dibangkitkan kembali kelak. Salman sibuk bekerja sebagai hamba. Dan kerana inilah yang menyebabkan Salman terhalang mengikuti perang Badar dan Uhud. “Rasulullah saw. suatu hari bersabda kepadaku, “Mintalah kepada majikanmu untuk bebas, wahai Salman!” 32 Maka majikanku membebaskan aku dengan tebusan 300 pohon kurma yang harus aku tanam untuknya dan 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan para sahabat dan bersabda, “Berilah bantuan kepada saudara kalian ini.” Mereka pun membantuku dengan memberi pohon (tunas) kurma. Seorang sahabat ada yang memberiku 30 pohon, atau 20 pohon, ada yang 15 pohon, dan ada yang 10 pohon, setiap orang sahabat memberiku pohon kurma sesuai dengan kadar kemampuan mereka, sehingga terkumpul benar-benar 300 pohon. Setelah terkumpul Rasulullah saw. bersabda kepadaku, “Berangkatlah wahai Salman dan tanamlah pohon kurma itu untuk majikanmu, jika telah selesai datanglah kemari aku akan meletakkannya di tanganku.” Aku pun menanamnya dengan dibantu para sahabat. Setelah selesai aku menghadap Rasulullah saw. dan memberitahukan perihalku, Kemudian Rasulullah saw. keluar bersamaku menuju kebun yang aku tanami itu. Kami dekatkan pohon (tunas) kurma itu kepada baginda dan Rasulullah saw. pun meletakkannya di tangan baginda. Maka, demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, tidak ada sebatang pohon pun yang mati. Untuk tebusan pohon kurma sudah dipenuhi, aku masih mempunyai tanggungan wang sebesar 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah saw. membawa emas sebesar telur ayam hasil dari rampasan perang. Lantas baginda bersabda, “Apa yang telah dilakukan Salman al-Farisi?” Kemudian aku dipanggil baginda, lalu baginda bersabda, “Ambillah emas ini, gunakan untuk melengkapi tebusanmu wahai Salman!” “Wahai Rasulullah saw., bagaimana status emas ini bagiku? Soalku inginkan kepastian daripada baginda. Rasulullah menjawab, “Ambil saja! Insya Allah, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi kebaikan kepadanya.” Kemudian aku menimbang emas itu. Demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, berat ukuran emas itu 40 uqiyah. Kemudian 33 aku penuhi tebusan yang harus aku serahkan kepada majikanku, dan aku dimerdekakan. Setelah itu aku turut serta bersama Rasulullah saw. dalam perang Khandaq, dan sejak itu tidak ada satu peperangan yang tidak aku ikuti.’ NASIB LELAKI BUTA SEBATANG KARA Pada suatu malam, ada seorang lelaki buta yang tidak dapat melelapkan matanya. Hatinya seperti langit yang diselubungi mega. Dia mengeluh dan merintih sayu, “Ya Tuhanku, betapa kerasnya hati manusia di sekelilingku. Tidak ada seorangpun yang mau memikirkan insan malang dan miskin. Ya Tuhan, pada siapakah dapat aku hulurkan tangan meminta bantuan?” Dia teringat tahun-tahun yang lampau, ketika isterinya yang baik masih hidup. Tiba-tiba air mata bergenang di kelopak mata dan membasahi wajahnya. Keesokan paginya, lelaki buta itu bangun dari tempat pembaringannya, mencari sesuatu untuk mengisi perut. Perlahan-lahan tangannya meraba-raba ke seluruh penjuru kamar tersebut, tetapi, tidak ada yang dapat ditemui selain dari sekeping roti yang sudah kering. Kemudian, sebagaimana biasanya, dia memakai pakaiannya yang sudah robek, lalu berjalan melewati lorong-lorong kota dengan tongkatnya. Lalu, seperti biasa, dia duduk di satu sudut kota, di bawah sebuah pohon dan mendengarkan langkah kaki orang-orang yang melewati tempat duduknya. Dia menanti seseorang yang akan melontarkan kepingan uang atau makanan dalam tangannya, tetapi seolah-olah, tidak ada seorangpun yang menghiraukannya. Tiba-tiba terdengar suara tapak kaki mendekatinya. Lelaki tua yang buta itu menumpukan sepenuh perhatiannya kepada langkah tersebut, tetapi beberapa saat kemudian, suara langkah tersebut tidak lagi terdengar. Meskipun lelaki tua itu buta dan tidak melihat sesuatu, tetapi dia dapat merasakan bahwa seseorang sedang memperhatikannya. Dia berkata sendirian, ‘siapakah gerangan orang tersebut?’ Ketika dia tenggelam dalam fikirannya, terdengar 34 suara orang memberi salam. Lelaki tua itu menjawab salamnya seraya berkata, “Salam, selamat pagi.” Lelaki tua itu sekali lagi merasakan bahwa orang tersebut sedang memperhatikannya. Orang itu dengan perlahan-lahan berjalan melewati dirinya, tetapi tidak berapa jauh, dia berhenti dan memandang lelaki buta itu. Hatinya yang baik tersentuh melihat lelaki tua itu. Orang itu berkata sendirian, ‘Apakah lelaki buta ini tidak mempunyai siapapun untuk membantunya?’ Bersamaan dengan itu, orang-orang dan pedagang yang melewati tempat tersebut dan melihat kehadiran Amirul Mukminin Ali radhiallahu anhu di sisi lelaki buta itu. Mereka menghampirinya dan memberi salam kepada beliau sebagai tanda penghormatan. Kini pahamlah lelaki tua yang buta itu bahwa lelaki yang memandanginya itu ternyata adalah pemimpin umat Islam, Sayyidina Ali kwh. Sayyidina Ali menjawab salam orang-orang itu dan bertanya, “Kenalkah kalian dengan lelaki tua ini?” Mereka yang mengenali lelaki tua itu berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, lelaki tua ini adalah seorang penganut kristen, isterinya telah meninggal dunia. Dia adalah seorang lelaki yang amat baik dan bekerja keras. Tetapi sejak dia menjadi buta, dan dikarenakan dia tidak mempunyai siapapun, dia terpaksa mencari uang dengan meminta sedekah.” Lelaki tua yang mendengar dengan penuh perhatian kata-kata mengenai dirinya itu, lalu berdiri dengan berpegang kepada tongkatnya. Dia menanti jawaban dari Sayyidina Ali. Ketika Sayyidina Ali kwh mengetahui nasib si lelaki tua itu, beliau menundukkan kepalanya karena merasa sangat terharu. Tak lama kemudian, beliau berkata, “Sungguh menakjubkan! Ketika lelaki ini mempunyai kemampuan, dia telah bekerja keras dan kini bila dia berada dalam keadaan lemah, dia ditinggalkan? Ketika dia bisa melihat dan mempunyai kemampuan, dia bekerja keras untuk masyarakat. Kini, ketika dia sudah tua dan tidak lagi mampu untuk bekerja, maka menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan keperluannya.” 35 Ketika mendengar kata-kata Sayyidina Ali, cahaya harapan bersinar ke dalam jiwa lelaki tua tersebut. Dia berkata dengan penuh kasih sayang kepada Sayyidina Ali, “Ya Tuhan, limpahkanlah kebaikan untuk Ali.” Ketika waktu maghrib tiba, lelaki tua itu mengambil keputusan untuk pulang ke rumahnya. Tiba-tiba, dia didatangi oleh utusan Sayyidina Ali. yang meletakkan satu pundi uang ke tangan lelaki tua itu dan berkata, ”Ambillah uang ini! Sayyidina Ali memberi perintah sejak kini anda akan mendapat bagian dari baitul mal. Oleh karena itu engkau tidak perlu lagi meminta sedekah.” Lelaki tua itu bangun dari tempat duduknya, dan membuka pundi tersebut dengan rasa tidak percaya. Dia meremas-remas uang dalam tangannya. Beberapa kali bibirnya menyebut nama Ali dan berkata, Ya Tuhanku, betapa baiknya Ali, walaupun aku adalah seorang kristen dan bukan seagama dengannya, tetapi dia tetap berbuat baik kepadaku. Betapa aku telah membuat kesalahan. Ternyata, masih ada manusia yang sedemikian baik. Ya Tuhanku, aku mengucapkan syukur kepadamu atas segala karunia ini. Sejarah menyaksikan bahwa Sayyidina Ali kwh senantiasa berperilaku baik dalam perbuatan dan kata-katanya terhadap seluruh manusia, khususnya mereka yang miskin.Sayyidina Ali kwh dalam sebagian dari suratnya kepada Malik Asytar, gubernur Mesir menulis sebagai berikut, “Penuhilah hati dengan kasih sayang kepada rakyat dan berbuat baiklah kepada mereka semua. Rakyat terbagi kepada dua golongan, satu golongan ialah mereka yang seagama denganmu dan satu golongan lagi ialah yang sama-sama diciptakan Allah sepertimu. Di antara rakyat yang kesusahan, yang memerlukan bantuan, dan berada dalam kesulitan, serta yang sakit, yang tidak punya siapapun selain dari Tuhan, ada dua golongan. Ada kelompok yang sabar dan menahan diri dari meminta-minta dan ada kelompok yang menadahkan tangan meminta sedekah. Maka jadilah engkau orang yang membela mereka ini. OBAT HATI o  Berkata Ulama Shalihin : “Awali gerakmu dengan “Bismillahirrahmannirrahim”” 36 o  o  o  o  o  o  o  o  o  o  o  o  o  o Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos : “Apakah kamu mau tahu kunci-kunci syurga itu ? Kunci Syurga sebenarnya adalah “Bissmillahirraman nirrahim” Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos : “Berziarahlah kamu kepada orang-orang sholeh! Karena orang-orang sholeh adalah obat hati” Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos : “Sebaik-baiknya teman adalah Al-Qur’an! dan seburuk-buruknya teman adalah syaitan!” Berkata Al Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad : “Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik.” Berkata Al Habib Umar Bin Hud Al Atthos : “Bos yang wajib di patuhi adalah Allah SWT” Berkata Al Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid (Tanggul) : “Kunci kekayaan adalah shodaqoh, dan kunci kemiskinan adalah pelit” Berkata Imam Ghazali : “Cermin Manusia adalah Nabi Muhammad SAW” Berkata Al Habib Abdullah Bin Abdull Qadir Bin Ahmad Balfaqih : “Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu fiqih” Berkata Al Habib Muhsin Bin Abdullah Al Atthos : “Semua para wali di angkat karena hatinya yang bersih, tidak sombong, dengki, dan selalu rendah diri” Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas : “ Guru yang paling bertaqwa adalah Nabi Muhammad SAW, dan Rasulullah bersabda : “ Aku di didik oleh Tuhanku dengan sebaik-baiknya didikan”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas : ” Terangi rumahmu dengan lampu, dan terangi hatimu dengan Al-Qur’an”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas : ” Bermaksiatlah sepuas kamu pasti kamu akan mati, dan beramal sholehlah pasti kamu akan mati “. Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas : ” Jadikan akalmu, hatimu, ruhmu, jasadmu, karena bila semua terisi dengan namanya berbahagialah kamu “. Berkata Al Habib Alwi Bin Muhammad Al Haddad : 37  o  o  o  o  o  o  o  o  o  “ Seindah-indahnya tempat di dunia adalah tempat orang-orang yang sholeh, karena mereka bagai bintang-bintang yang bersinar pada tempatnya di petala langit “. Berkata Ustadzul Imam Al Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Bin Ahmad Bilfaqih : “ Jadilah orang-orang yang sholeh, karena orang-orang yang sholeh akan bahagia di dunia dan akherat . Dan jadilah orang-orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar “. Berkata Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf (Sayyidil Walid ) : “ Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya kecuali merasakannya “. Berkata Syekh Abu Bakar Bin Salim (Seorang Tokoh Besar di Negri yaman, di Kampung Inat) : “Janganlah kau tunda-tunda kebaikan sampai esok hari, karena engkau tak tahu apakah umurmu sampai esok hari”. Berkata Sayidina Ali Bin Abu Tholib Ra : “Bukanlah seorang pemuda yang membanggakan harta dan kedudukan ayahnya, tetapi seorang pemuda yang berkata inilah aku (Beramal Sholeh)”. Berkata Imam Syafi’i : “Cintailah orang sholeh, karena mereka memiliki kesholehannya, cintailah Nabi Muhammad SAW, karena dia kekasih Allah SWT, dan cintailah Allah SWT, karena dia kecintaan Nabi dan orang Sholeh”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas (Keramat Bogor) : “Istiqomah didalam agama menjauhkan kesedihan dan ketakutan”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas (Keramat Bogor) : “Orang yang buta bukan orang yang melihat banyaknya harta, akan tetapi, yang disebut orang buta, orang yang tak mau melihat ilmu agama”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas (Keramat Bogor) : “Ilmu membutuhkan amal, amal membutuhkan ikhlas, maka ikhlas mendatangkan keridho’an”. Berkata Imam Syafi’i : “Ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya tak masuk kepada kemaksiatan”. 38 o  o  Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas (Keramat Bogor) : “Pemuda yang baik adalah pemuda yang berakhlak : 1. Ta’at kepada Allah SWT. 2. Ta’at kepada Nabi Muhammad SAW. 3. Ta’at kepada orang tua. 4. Ta’at kepada ulama.”. Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas (Keramat Bogor) : “Kunci kesuksesan ada tiga, yaitu : 1. Menuntut ilmu dan beramal. 2. Istiqomah dan sabar. 3. Saling menghormati.” MUTIARA PERKATAAN ALHABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF Inilah nasihat dan kalam seorang Imam al-Qutb dan merupakan kiblat para wali di zamannya. Sebagai perantara tali temali bagi para pembesar yang disucikan Allah jiwanya, beliaulah seorang yang terkumpul dalam dirinya di antara Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin. Penyegar Rohani Umat, beliau adalah al-Habib al-Imam Abubakar bin Muhammad bin Umar Assegaf. Biasanya orang-orang yang dikagumi itu namanya terukir dalam hati para pengagumnya. Dan kemudian, di antara pengagum itu tentu berhasrat kuat untuk mendokumentasi kenangan sang tokoh tersebut. Adakalanya kenangan itu dalam bentuk peringatan hari lahir atau hari wafatnya (haul), dengan merujuk sejarah hidup sang tokoh, dan ada pula yang berupa pembacaan doadoa atau menyimak nasihat-nasihatnya. Sungguh banyak mutiara-mutiara hikmah para Salufunas shalih (para pendahulu yang baik) penuh dengan pengetahuan yang disajikan dengan pendekatan yang mudah dicerna oleh nalar manusia sekaligus menyentuh perasaan pendengar dan pembaca nasihatnasihatnya. Ucapan-ucapan mereka sangat penuh dengan hikmah, sebagai hasil dari pendalaman mereka terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah. 39 Dalam memberi nasihat terkesan selalu padat dengan ilmu, hikmah dan ungkapan-ungkapan yang dalam. Jika mau mendengarkannya dengan telinga hati, kita pasti akan merasakan kenikmatan cinta semata-mata karena Allah swt, dan mahabbah (kecintaan) kepada kakek beliau (Habib Abubakar Assegaf), yakni Rasulullah saw. Sebuah kumpulan nasihat beliau yang ditulis oleh al-Habib Salim bin Muhammad bin Aqil dalam suatu majelis di kota Surabaya (Jum’at 7 Rajab 1368 Hijri) beliau berkata tentang hati sebagai sumber pandangan Allah : “Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hamba-Nya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya, Allah akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima oleh Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah yang sejati jika belum membersihkan hatinya!” Dalam kesempatan lain pada Jum’at berikutnya di rumahnya di Gresik, ada suatu majlis yang dihadiri banyak orang dari dalam dan luar kota. Beliau memberikan taushiyah (pesan-pesan) sebagai berikut : “Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini (sambil menunjuk ke dada beliau) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan tampak nyaman dan hidup, namun jika dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati !”. Di kesempatan lain pula, nasihat beliau yang ditulis oleh al-Habib Muhammad bin Hud Assegaf , dalam sebuah majlis di Surabaya yang dihadiri oleh para tokoh ulama di antaranya Habib Abdul Qadir bin Hadi Assegaf yang membacakan nasihat dan kalam Habib ‘Ali bin Muhammad Al-Habsyi tentang Rahasia di dalam majilis-majlis yang mulia. 40 Kemudian Habib Abubakar menegaskan : “Wahai saudara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib ‘Ali! Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita pada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan yang lain”. Kemudian beliau menambahkan : “Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi! Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majlis. Jika ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan bacaan, padahal orang itu datang ke majlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan. Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini jika datang seseorang, mereka berkata, “Silahkan kemari” dan yang lain mengatakan juga “Silahkan kemari” sedang orang yang duduk di samping mengipasinya. Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan majlis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapakan apabila yang hadir beradab dan duduk ditempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada intinya adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis- majlis khair (baik). Ajaklah anak-anak kalian ke sana dan biasakan mereka untuk mendatanginya agar mereka menjadi anakanak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis yang baik pula!”. Pada kesempatan lain beliau menasehatkan tentang tarbiyah pendidikan kepada anak-anak : “Saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu yang lain dengan cara tidak menghormatinya, menenteng atau membawa di belakang punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-mata. Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya pemikiran-pemikaran orang Yahudi dan Nasrani. 41 Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu adalah tanggung-jawab bersama. Al-Habib ‘Ali pernah merasakan kekecewaan yang sama seperti yang aku rasakan. Padahal di zaman beliau aku melihat kota Sewun dan Tarim sangat makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi dengan para penuntut ilmu yang beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan orang ‘alim. Bagaimana jika beliau mendapati anak-anak kita di sini yang tidak menghargai ilmu dan para ulama? Niscaya beliau akan menangis dengan air mata darah.” Beliau menambahkan : “..bahwa aku akan meletakkan pada penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu murid yang membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku mencium kedua matanya.” Kemudian Al-Habib Abubakar melanjutkan nasihatnya: “Aku teringat pada suatu kalam seorang yang shalih yang mengatakan, ‘Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah kehidupan kaum shalihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir moderat.’ Wahai saudara-saudaraku, Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang shalih, sebab mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah, salaf kita tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal shalih. Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atas yang mengatakan : “Ilmu adalah alat meskipun ilmu itu baik (hasan), tapi hanyalah alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-niat yang shalih. Ilmu demikianlah yang dapat mengantarkan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi”. Begitu agung biografi insan mulia itu, namun tulisan ini menimbulkan tanda tanya besar. Akankah kita sebagai pengagum Al-Habib Abubakar Assegaf ini hanya mengenangnya (sebagai bagian dari episode sejarah) saja tanpa mau berusaha untuk meneladani? Jika “ya” adalah jawabannya, maka kita adalah umat yang hakikatnya berjalan tanpa arah! Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata’ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 42 Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata’ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. SAYYIDINA UMAR IBN AL-KHATHTHAB MENJELANG GUGURNYA Sayyidina Umar wafat ditikam ketika memimpin Shalat Shubuh. Beliau selesaikan walau dengan darah bercucuran. Dalam keadaaan sakit berdarahdarah beliau memprioritaskan terlebih dahulu urusan kekhalifahan setelahnya, baru mengarah kepada urusan dirinya. Sayyidina Umar Ibn al-Khaththâb ra. yang sukses memimpin umat dan membebaskan sekian wilayah di luar Jazirah Arabia, tentu saja sangat dibenci oleh para mantan penguasa yang ditaklukkannya. Mereka menyewa seseorang untuk membunuh beliau, suatu tugas yang tidak terlalu sulit, karena Umar ra. adalah seorang yang enggan dikawal oleh pasukan. Pada suatu pagi, beliau keluar rumah berkeliling membangunkan kaum muslimin untuk shalat subuh. Beliau sendiri yang mengimami jamaah, mengharapkan mereka meluruskan shaf sebelum menghadap Allah. Di pagi itu, baru saja beliau mengucapkan Takbiratul Ihrâm, tiba-tiba seorang pembunuh yang menaruh dendam atas Umar menikamnya dengan dua kali tikaman. Pertama mengenai bahu beliau dan yang kedua menusuk pinggangnya. Riwayat lain menyatakan tiga tikaman, dan yang ketiga ini di bawah pusar beliau. Tikaman-tikaman itu, tidak melengahkan beliau dari tugas memimpin shalat, bahkan beliau enggan menunda shalat – yang waktunya masih cukup untuk ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Ketika itu juga beliau mencari Abdurrahman bin ‘Auf, agar sahabat Nabi ini mengimami shalat. Beberapa saat setelah beliau di tikam, silih berganti kesadaran dan ketidaksadaran mengunjunginya. Orang-orang di sekeliling beliau berkata: “Tidak ada yang dapat menyadarkannya seperti shalat – kalau memang dia 43 masih hidup.” Lalu hadirin berucap: “Shalat wahai Amir al-Mu’minin. Shalat telah hampir dilaksanakan.” Beliau sadar dan berkata: “Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam ajaran Islam, bagi yang meninggalkan shalat.” Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Dalam keadaan sadar, beliau berpesan kepada Ibnu ‘Abbâs: “Cari tahulah siapa yang membunuhku.” Maka beberapa saat kemudian Ibnu ‘Abbâs datang menyampaikan bahwa: “Ia adalah si Fairûz, Abu Lu’luah. salah seorang bekas tawanan dari Persia. Umar ra. bertanya: “Si Tukang itu?” Ibnu ‘Abbâs mengiyakan. Maka Umar berkata: “Tuhan mengutuknya. Aku telah memerintahkan berbuat baik kepadanya. Alhamdulillah yang menjadikan kematianku bukan di tangan seorang yang mengaku muslim.” Ketika itu masuk seorang pemuda yang pakaiannya menyentuh tanah – mengesankan kebanggaan. Dalam keadaan berlumuran darah, beliau masih sempat memberi nasihat: “Anak saudaraku! Angkatlah pakaianmu sehingga tidak menyentuh tanah, karena itu menjadikannya lebih bersih dan mengantarmu lebih bertakwa.” “Dokter” segera didatangkan untuk mengobati luka yang masih bercucuran darah. Beliau disuguhi perahan kurma yang berwarna merah. Tetapi mengalir dari perut beliau dan keluar warna merah, tidak diketahui apakah itu darah atau perahan kurma itu. Lalu beliau disuguhi susu, kali ini keluar berwarna putih kemerah-merahan. Rupanya usus beliau bocor. Sang dokter berbisik kepada beliau: “Sampaikanlah pesanmu – yakni engkau sedang menghadapi maut – seandainya aku menyampaikan selain itu, pastilah aku berbohong.” Beliau pun memutuskan untuk membentuk panitia syura guna menetapkan siapa khalifah sesudah beliau. Setelah urusan umat selesai, beliau mengarah kepada urusan dirinya. Yang pertama adalah hutang beliau. Beliau ingin menyelesaikannya, atau paling tidak mendapat jaminan tentang pembayaran hutangnya sebelum meninggalkan dunia ini. Beliau berpesan agar mengumpulkan peninggalannya guna membayar hutang beliau, kalau belum cukup, beliau meminta kerelaan keluarga kecil hingga keluarga besarnya. Abdullah – anak beliau – kemudian menjamin untuk 44 membayar semua hutang ayahnya, padahal beliau adalah seorang penguasa penakluk Empire Persia dan Romawi. Setelah urusan hutang selesai, Umar ra. memerintahkan putranya Abdullah bahwa: “Pergilah menemui Ummu al-Mu’minîn Aisyah dan katakan kepadanya: ‘Umar menyampaikan salam untukmu’. Jangankan katakan Amir al-Mu’minin – karena hari ini aku bukan lagi Amir al-Mu’minin. Katakan kepadanya: ‘Umar meminta izin kiranya dapat dikuburkan bersama kedua sahabatnya’ (yakni Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar ra.).1 Abdullah pun pergi dan tak lama kemudian dia datang menyampaikan perkenan Aisyah ra. – walau Aisyah ketika itu berkata: “Aku tadinya mengharap dikuburkan di samping Rasul, tetapi untuk Umar, maka aku dahulukan beliau atas diriku.” Umar ra. memuji Allah sambil berucap: “Tidak ada sesuatu yang lebih penting dariku melebihi itu”, lalu beliau berkata lagi – takut masih ada ketidakrelaan Aisyah: “Kalau nanti aku telah wafat, maka usunglah aku ke sana dan ucapkanlah salam lalu sampaikan (sekali lagi kepada Aisyah ra.) bahwa Umar meminta izin. Jika dia mengizinkan maka kuburkanlah aku di sana, dan jika tidak, maka kuburkan aku dipekuburan kaum muslimin.” Ibnu ‘Abbâs ra. menyampaikan bahwa ketika Umar ra ditikam, aku berkata: “Berbahagialah dengan surga.” Beliau menjawab: “Demi Allah, seandainya aku memiliki dunia dan segala isinya, niscaya kutebus dengannya marabahaya yang ada di hadapanku – sebelum aku mengetahui apa yang akan terjadi.” Dalam riwayat yang lain Ibnu ‘Abbâs berkata: “Hai Amir al-Mu’min, engkau telah memeluk Islam, ketika orang banyak masih kafir. Engkau berjuang bersama Nabi, saat orang banyak memusuhi beliau. Engkau terbunuh sebagai syahid, dan tidak ada seorang pun yang berselisih tentang dirimu, Rasul pun wafat dalam keadaan ridha terhadapmu.” Umar ra. meminta agar Ibnu ‘Abbâs mengulangi ucapannya. Maka dia mengulanginya. Lalu Umar ra. berkomentar: “Seorang yang tertipu atau lengah adalah siapa yang kalian tipu atau lengahkan dengan kata-kata itu. Demi Allah, seandainya aku memiliki segala apa yang terdapat di bumi ini, niscaya kutebus dengannya marabahaya yang ada di hadapanku.” Ibnu ‘Abbâs berkata: “Wahai Amir al-Mu’min. Demi Allah, sesungguhnya keislamanmu merupakan kemenangan, pemerintahanmu adalah keberhasilan membuka wilayah baru, engkau telah memenuhi bumi dengan keadilan. Tidak 45 dua orang pun mengadu kepadamu, kecuali keduanya menerima putusanmu.” Sayyidina Umar ra. yang ketika itu sedang berbaring, meminta agar didudukkan. Lalu beliau meminta agar Ibnu ‘Abbâs mengulangi ucapannya. Setelah mendengarnya sekali lagi, beliau berkata: “Apakah engaku akan bersaksi untukku seperti ucapanmu ini di hari Kemudian?” Ibnu ‘Abbâs mengiyakan. Umar sungguh bahagia. Demikian sekelumit dari kisah Sayyidina Umar serta pesan beliau menjelang wafat. SEBUAH CATATAN Catatan : …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………...(Zein Al- Abied)……… 46