BUKU PANDUAN I. Sekilas tentang CDI Digital Perkembangan teknologi mesin sepeda motor secara mekanikal telah mengalami kemajuan sangat pesat tetapi tidak sebanding dengan perkembangan electronic yang mengendalikan mesin. Dengan konsep Digital semua perangkat yang dikendalikan akan lebih presisi. Oleh sebab itu, kami telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun dan mengembangkan sistem pengapian CDI (Capacitance Discharge Ignition) berbasis teknologi Digital. Digital CDI yang kami kembangkan bekerjasama dengan perusahaan terbesar di dunia untuk microcontroller (microchip komputer) yaitu Phillips Semiconductor. Digital CDI adalah sistem pengapian CDI yang dikendalikan oleh microcomputer agar Ignition Timing (waktu pengapian) yang dihasilkan sangat presisi dan stabil sampai RPM tinggi. Akibatnya pembakaran lebih sempurna dan hemat bahan bakar, serta tenaga yang dihasilkan akan sangat stabil dan besar mulai dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Dengan Digital CDI, emisi yang dihasilkan juga sangat rendah itu sebabnya kami juga menyebut teknologi Digital CDI kami dengan GREEN CDI (CDI Hijau = ramah lingkungan). Digital CDI Hyper Band merupakan pengembangan pertama yang berbasis digital dengan kurva pengapian terprogram untuk menghasilkan powerband yang sangat lebar hingga mencapai lebih dari 20.000 rpm tanpa adanya batasan (limiter). Digital CDI Dual Band adalah CDI Digital pengembangan kedua yang kami ciptakan untuk keperluan Standard, Tune Up, Racing dan kompetisi. Dengan teknologi Dual Band, kami menggabungkan seluruh keperluan pemakaian sepeda motor yaitu : “Standard & Tune Up, Tune Up & Racing dan Racing & Competition”. CDI Dual Band terdiri dari dua kurva pengapian yang telah diprogram secara permanen dan disesuaikan dengan kebutuhan di atas. Kurva-kurva pengapian tersebut dibuat berdasarkan hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan secara sistematis melalui team Balap Team (BRT)”. “ Bintang Racing CDI Dual Band juga menganut teknologi Hyper Band (tanpa limiter) dan dilengkapi ALVP (Automatic Low Voltage Protection) untuk menghindari kerusakan fatal akibat tegangan supply yang minim (accu tekor). CDI Dual Band sangat bermanfaat untuk para pencinta motor yang disesuaikan dengan kebutuhan. Secara garis besar CDI Dual Band terdiri atas beberapa aplikasi, sbb : 1. Standard dan Tune Up (ST). 2. Tune Up dan Racing (SR). 3. Racing dan Competition (RC). Dalam aplikasi Racing dan Competition CDI Dual Band dapat dipadukan dengan Digital Smart Box. II. Keuntungan CDI BRT Keuntungan menggunakan CDI BRT adalah sbb : 1. Tenaga kuda (Horse Power) akan meningkat hingga 20%. * 2. Meningkatkan respon dan akselerasi. ** 3. Power Band bertambah lebar hingga 2000 RPM. 4. Hemat pemakaian Baterai/AKI hingga 30%. 5. Hemat bahan bakar hingga 29. 0%.*** Catatan : *) Diuji pada motor Honda Karisma 125 Standard pada tgl 10 Feb 2005 menggunakan DYNOJET 250i (Dynamometer) pada temperature 34ºC; kelembaban 34%; 994.5mBar; tenaga kuda 7.96dk pada 9000 Rpm menjadi 8.66 dk. **) Diuji pada motor Yamaha RX KING ; pada tgl 10 Feb 2005 menggunakan DYNOJET 250i; akselerasi 0 – 100 km/jam 8 detik menjadi 6 detik pada temperature 35ºC; kelembaban 34%; tekanan 994.4 mBar. ***) Uji coba dilakukan oleh Tabloid Motor Plus edisi No.348/VI sabtu 29 Oktober 2005, hal 7; pada motor Suzuki Shogun 125; penghematan hingga 29.14% III. Jaminan Kualitas Semua produk CDI BRT telah 100% melalui UJI KETAHANAN dengan metoda Charging selama 8 jam pada 6000 RPM yang ekivalen dengan pemakaian 5 tahun pada kondisi normal. VI. Petunjuk Pemasangan Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pemasangan Digital DC CDI sbb: a. Periksa dan pastikan tegangan Accu 12,5Volt. b. Pastikan pemasangan kabel sesuai dengan warna yang sama bila menggunakan kabel adapter sebab jika tidak sesuai maka akan menyebabkan kerusakan/ konsleting. c. Pastikan komponen penunjang seperti COIL, KIPROK (Rectifier Regulator) adalah Original Standar. d. Pastikan Panjang Pick-up Pulser (Tonjolan Sensor) pada magnet (Fly Wheel) adalah standard sebab CDI telah diprogram dengan kondisi tonjolan Sensor standard. Gambar 2 : Fly Wheel (Magneto) Gambar 3 : Pulse Sensor VII. Daftar Panjang Pick Up Pulser (Tonjolan Sensor) No. MODEL TYPE PANJANG TONJOLAN SENSOR TYPE SINYAL PULSER 1. HONDA Supra/ Legenda 12 ± 1 mm Single - Positif 2. YAMAHA SUZUKI AC Kirana 12 ± 1 mm Single - Positif DC Mega Pro 12 ± 1 mm Single - Positif DC Tiger 2000 12 ± 1 mm Single - Positif AC Karisma 38 ± 1 mm Single - Positif DC Sonic 125 / CBR 150 38 ± 1 mm Single - Negatif DC Vega-R / F1ZR 57.5 ± 1 mm Double - Positif AC Jupiter Z/ Nouvo/ Mio 57.5 ± 1 mm Double - Positif DC Single - Positif AC 14 ± 1 mm Single - Positif DC Smash 110 14 ± 1 mm Double - Positif DC Shogun 125 30 ± 1 mm Single - Positif DC Satria 120 R 30 ± 1 mm Double - Positif DC Satria 150F 39 ± 1 mm Double - Positif DC RX King 3. SISTEM PENGAPIAN Shogun 110 Gambar 5 : Ignition Coil Gambar 4 : Mengukur Pick Up Pulser VIII. Pin Koneksi 1 2 3 1 2 3 6 5 4 6 5 4 Yamaha Jupiter Z/ Mio 1. Coil (Orange) 2. Massa (Hitam) 3. 12 Volt (Coklat) 4. Massa (Merah) 5. Pulser (Putih) Yamaha Neuvo/ New Vega 1. Coil (Orange) 2. Massa (Hitam) 3. 12 Volt (Coklat) 4. Massa (Merah) 5. Pulser (Putih) 6. Nol 1 2 3 1 2 3 6 5 4 6 5 4 Suzuki satria 150F 1. Coil (Putih/Biru) 2. Massa (Hitam/Putih) 3. Pulser (Biru/Kuning) 4. Massa (Orange) 5. Tacho Meter 6. 12 Volt (Hijau/Putih) Suzuki Smash 110 1. Coil 2. Massa 3. Pulser 4. Massa 5. Nol 6. 12 Volt 1 2 1 2 4 3 4 3 5 6 5 6 Suzuki Shogun 110 1. Massa 2. Pulser 3. Coil 4. Nol 5. 12Volt 6. Nol Suzuki Shogun 125 1. Massa 2. Pulser 3. Coil 4. Nol 5. 12Volt 6. Nol 1 2 1 2 4 3 4 3 5 6 5 6 Honda Tiger 1. Massa 2. Pulser 3. Coil 4. Nol 5. 12Volt 6. Nol Honda Mega Pro 1. Massa 2. Pulser 3. Coil 4. Nol 5. 12Volt 6. Nol 1 3 2 4 5 1 3 2 4 5 Supra Series 1. Massa 2. Pulser 3. Kunci Kontak 4. Spul Input 5. Koil CBR 150 1. 12 Volt 2. Pulser 3. Tachometer 4. Massa 5. Koil 1 3 2 4 1 2 3 4 Karisma 125 1. Koil 2. Massa 3. 12 Volt 4. Pulser Sonic 125/ KIRANA 1. 12 Volt 2. Pulser 3. Massa 4. Koil IX. Kabel Koneksi Yamaha F1ZR 1. Orange 2. Hitam 3. Hitam/Merah 4. Hitam/Putih 5. Hijau/putih 6. Putih/Biru 7. Putih/Merah = Coil = Massa = Input Spul = Kunci Kontak = Massa = Pulser = Massa 1. Orange 2. Hitam 3. Hitam/Merah 4. Hitam/Putih 5. Putih/Hijau = Coil = Massa = Kunci Kontak = Input Spul = Pulser Yamaha RX KING X. Penyebab kegagalan aplikasi Ada beberapa hal yang menyebabkan kegagalan dalam aplikasi CDI sbb : a. Kesalahan yang disebabkan penyambungan warna kabel.(ikuti petunjuk pada poin no.VIII pin koneksi dan poin no.IX kabel koneksi). b. Kiprok Cas (Rectifier Regulator) tidak orisinil. c. Aki tidak terpasang dengan benar atau ACCU rusak. d. Tegangan ACCU atau tegangan supply CDI tidak pada tegangan kerja yaitu : 11 s/d 18 volt; hal ini disebabkan karena ACCU telah rusak atau Kiprok Cas rusak atau tidak orisinil. e. Memakai Coil yang tidak sesuai dengan spesifikasi CDI, contoh pemakaian Coil Mobil. f. Dengan sengaja membuat konslet output CDI ke massa (biasanya memercikan api keluaran CDI ke massa). g. Kabel massa ada yang kendur. h. Pemasangan pemutus arus (kunci kontak) tidak pada koneksi yang benar. Perhatikan diagram pemasangan kunci kontak yang benar berikut ini : Pemasangan Kunci Kontak yang BENAR ( ) pada DC Kunci Kontak Kiprok C CDI DC KOIL Spul Pengisian AKI (12V) BUSI Pulser Pemasangan Kunci Kontak yang SALAH ( X ) pada DC Kunci Kontak Kiprok C CDI DC KOIL Spul Pengisian AKI (12V) BUSI Pulser Pemasangan Kunci Kontak yang BENAR pada system AC CDI DC KOIL Spul Pengisian BUSI Kunci Kontak Pulser XI. Tehnik Modifikasi Pengapian Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat modifikasi pemakaian CDI sbb : 1. Pin koneksi harus benar atau koneksi kabel sesuai warna dan fungsinya. 2. Panjang Pick-Up pulser (tonjolan sensor) harus disesuaikan dengan karakter CDI yang akan dipergunakan. 3. Perhatikan tehnik contoh berikut ini : Contoh modifikasi : 1. Motor Shogun 110 ingin mengadopsi sistem pengapian CDI Karisma, maka yang harus diubah sbb : a. Pin koneksi harus disesuaikan. (lihat no. XXX) b. Panjang Pick-Up sensor shogun 110 standarnya 14mm, sedangkan karisma Pick-Up sensornya 38mm, oleh sebab itu Pick-Up sensor harus ditambah panjang 24mm (38mm-14mm=24mm); bagian yang ditambah panjang adalah bagian depan atau kiri .Lihat ilustrasi gambar berikut ini: Tambahan (24mm) 14 mm Orisinil Shogun 14 mm Diubah menjadi 38mm Arah putaran mesin 2. Motor Jupiter Z ingin mengadopsi sistim pengapian CDI karisma, maka yang harus diubah sbb : a. Pin koneksi harus disesuaiakan (lihat no. XXX). b. Panjang Pick-Up sensor Jupiter Z orisinil 57.5mm, sedangkan karisma Pick-Up sensornya 38mm, maka oleh sebab itu Pick-Up sensor harus dipotong 19.5mm (57.5mm-38mm=19.5mm) pada bagian depan atau kiri. Lihat ilustrasi gambar berikut ini : 57.5 mm dipotong Orisinil Jupiter Z 38 mm Diubah menjadi 38mm Arah putaran mesin XII. CDI DIGITAL DC DUAL BAND XII.1. Konfigurasi CDI Dual Band Sensor Dual Band Konektor CDI Gambar 6 : CDI DUAL BAND Indikator Dual Band Indikator ACCU CDI Dual Band memiliki dua kurva pengapian dimana antara kurva 1 dan kurva 2 memilki perbedaan 2°. Kurva Dual Band dapat diaktifkan melalui Sensor Dual Band menggunakan saklar On/Off. Ada beberapa saklar penggerak yang dapat digunakan seperti contoh gambar di bawah ini : Gambar 7 : CDI Dual Band diaktifkan dengan saklar On/Off. Gambar 7 di atas adalah instalasi CDI Dual Band yang diaktifkan menggunakan saklar Engine Cut Off. Berikut gambar contoh saklar mengaktifkan Dual Band : yang dapat digunakan untuk Gambar 8 : Saklar Rem Depan Gambar 9 : Saklar Engine Cut Off Gambar 10 : Saklar Toggle Gambar 11 : Saklar Rem Depan For : DUAL BAND CDI - BRT Gambar 12 : Digital Smart Box XII.2. Digital Smart Box Digital Smart Box (DSB) adalah kotak pintar yang dikendalikan oleh mikro For : DUAL BAND CDI - BRT Komputer yang mengaktifkan dual diprogram band untuk secara otomatis. Cara kerja DSB dihubungkan dengan Kopling, saklar On/Off dan Switch Gear Transmisi . DSB akan mengolah data dan menaikkan kurva pengapian sebesar 2° pada saat Engine Break dan Shift Up (Pindah Gigi) selama 0.5 detik. DSB bekerja guna meningkatkan torsi dan putaran mesin/RPM. DSB digunakan hanya untuk keperluan Road Race dan Drag Race. XII.3. Kinerja Dual Band CDI Dual Band merupakan sebuah revolusi pengapian yang sangat modern dan tepat guna dalam berbagai macam aplikasi baik untuk motor 2 dan 4 langkah (stroke). Dual Band berarti Dua Kurva, dimana kurva tersebut telah diprogram dan disesuaikan dengan kebutuhan. Kedua kurva pengapian tersebut memiliki perbedaan satu sama lain sebesar 2°. Perhatikan ilustrasi berikut ini : BTDC BTDC 29 27 15 15 RPM RPM Gambar 13 : Kurva I Gambar 14 : Kurva II Kedua kurva pengapian tersebut tetap menganut tanpa limiter (batasan RPM). XII.4. Aplikasi CDI Dual Band. Dari hasil penelitian kami, bahwa aplikasi CDI Dual Band dapat dibagi beberapa penerapan, sbb : 1. Standard dan Tune Up (ST). Kurva I : Standard Kurva Standard sama dengan standard original tetapi tanpa limiter, dirancang agar emisi gas buang tetap lulus dalam uji Euro 2, kami menyebutnya Green CDI (ramah lingkungan). Kurva II : Tune Up Kurva Tune Up dipakai untuk meningkatkan tenaga dan akselerasi. Rekomendasi Aplikasi : - Pemakaian : Standard dan Semi Tune Up - Bahan Bakar : Premium dan Pertamax. - Kondisi mesin : Standard / Semi Tune Up. - Kompresi Ratio : 9 :1 s/d 10.5:1 - Cam Shaft : Standard/Modifikasi. - Knalpot : Standard/ Racing - Spuyer : Standard/Penyesuaian. - Contoh Label : MODEL : DUAL BAND USED : STANDARD / TUNE UP P/N S/N : SHOGUN 125 : 201-20D-SG30/33-00R : 060700001 DATE : 01/07/2006 TMN TYPE ST Powered by : PHILIPS Semiconductor Keuntungan : a. Bahan bakar hemat hingga 29%. b. Tenaga meningkat hingga 10%. c. Torsi meningkat hingga 10%. d. Akselerasi lebih cepat. e. Ramah Lingkungan. 2. Tune Up dan Racing (TS). Kurva I : Tune Up Kurva Tune Up dipakai untuk meningkatkan tenaga , torsi, akselerasi dan power band yang lebih luas. Kurva II : Racing Kurva Racing dipakai dalam penerapan racing modifikasi untuk performa tinggi. Rekomendasi aplikasi : - Pemakaian : Semi Tune Up dan Racing - Bahan Bakar : Pertamax s/d Bensol - Kondisi mesin : Semi Tune Up s/d Full modif. - Kompresi Ratio : 10.5 s/d 13.8:1 - Knalpot : Standard/ Racing - Spuyer : Penyesuaian - Cam Shaft : Standard / Modifikasi - Contoh Label : MODEL : DUAL BAND USED : TUNE UP/RACING TYPE P/N S/N DATE : SHOGUN 125 : 201-20D-SG33/35-00R : 060700001 : 01/07/2006 TMN TR Powered by : PHILIPS Semiconductor 3. Racing dan Kompetisi (RK) Kurva I : Racing Kurva Racing dipakai dalam penerapan racing modifikasi untuk performa tinggi. Kurva II : Kompetisi Kurva Kompetisi dipakai untuk penerapan ekstrem dari modifikasi. Rekomendasi aplikasi : - Pemakaian : Full Racing / Drag Race - Bahan Bakar : Bensol dan Racing Fuel. - Kondisi mesin : Full Modifikasi. - Kompresi Ratio : 12.3 s/d 16:1 - Knalpot : Racing - Spuyer : Penyesuaian - Cam Shaft : Modifikasi - Contoh Label : MODEL : DUAL BAND USED : RACING/KOMPETISI P/N S/N : KARISMA/WAVE 125 : 201-2KPH-K38/40-00R : 060700001 DATE : 01/07/2006 TMN TYPE RK Powered by : PHILIPS Semiconductor XII.5. Teknik Aplikasi CDI Dual Band Dalam penerapannya CDI Digital Dual Band tergolong sangat unik dan istimewa karena dapat diaplikasikan dengan beberapa fungsi, sbb : 1. Sebagai Power Booster Dalam penerapan sebagai power booster CDI Dual Band dibantu dengan saklar pengaktif Dual Band. Gambar 15 : Saklar ON/ OFF Gambar 16 : Saklar Toggle Cara kerja : a. Soket Dual band di hubungkan dengan saklar On/Off seperti gambar 7. b. Dual band akan aktif jika putaran mesin melebihi 3000 RPM. c. Jika saklar diaktifkan pada putaran awal maka kurva pengapian sbb : BTDC Kurva II (Saklar ON) 2° 2000 3000 Kurva I (Saklar OFF) RPM Gambar 17 : Kurva Pengapian Dual Band mode I d. Jika saklar diaktifkan pada saat putaran menengah, untuk meningkatkan RPM pada putaran mesin, maka kurva pengapian sbb : BTDC Kurva II (Saklar ON) 2° Kurva I (Saklar OFF) 2000 3000 RPM Gambar 18 : Kurva Pengapian Dual Band mode II e. Jika saklar diaktifkan saat awal dan dimatikan pada saat putaran mesin di RPM menengah maka, kurva pengapian sbb : BTDC Kurva II (Saklar ON) 2° Kurva I (Saklar OFF) 2000 3000 RPM Gambar 19 : Kurva Pengapian Dual Band mode III Pada aplikasi ini umumnya dipakai untuk keperluan mesin jenis 2 Langkah agar tidak terjadi Detonasi pada RPM tinggi. 2. Sebagai RPM Booster Dalam penerapannya sebagai RPM Booster, CDI Dual Band dibantu dengan menggunakan saklar micro/micro switch yang biasa dipakai sebagai switch lampu rem depan, tetapi penerapannya diletakkan di handel kopling. Aplikasi ini sangat membantu pembalap pada saat memasuki tikungan dan Engine Break karena saat itu kopling ditekan dan kurva dual band akan aktif sehingga putaran mesin naik dan terjaga agar tidak turun. Kurva pengapian yang terjadi sbb : BTDC Kopling ditekan 2° Kopling dilepas 2000 3000 RPM Gambar 20 : Kurva Pengapian sbg RPM Booster Gambar 21 : Micro Switch Gambar 22 : Instalasi di Handel Kopling 3. Sebagai Power dan RPM Booster Pada aplikasinya dual band bisa digabung sebagai Power Booster dan RPM Booster dengan menggunakan saklar ON/OFF dan Micro Switch yang di hubungkan secara pararel. Kombinasi ini sangat baik karena RPM Booster digunakan saat memasuki tikungan dan engine break sedangan Power Booster digunakan pada saat track lurus. Berikut rangkaian instalasi kombinasi : Ke Soket kabel DUAL BAND CDI Saklar ON/OFF Saklar Micro/Micro swtich Gambar 23 : Instalasi Sebagai Power dan RPM Booster 4. Sebagai Smart Dual Band (Dual Band Cerdas) Yang paling unik dalam penerapan CDI Dual band adalah system pengapian cerdas. Dalam aplikasinya CDI harus dikombinasikan dengan Digital SMART BOX (Kotak Cerdas). Digital Smart Box adalah kotak cerdas yang dikendalikan oleh micro computer (Micro Chip) dan bekerja sebagai pengatur timing pengapian secara otomatis sesuai situasi yang tepat pada saat pembalap memasuki tikungan, Engine Break, Top Speed dan pemindahan gigi. Ke Soket kabel DUAL BAND CDI Orange + - Digital Smart BOX ACCU 12V Saklar ON/OFF Micro switch Gambar 24 : Instalasi pemasangan Digital Smart Box Switch Transimisi Cara kerja : - Digital Smart BOX dihubungkan ke : 1. Saklar On/Off digunakan sebagai Power Booster. 2. Saklar Micro digunakan sebagai RPM Booster. 3. Switch Transmisi mesin sebagai RPM Booster, mengunakan kabel adapter. 4. Baterai/ ACCU 12Volt. - Digital Smart Box akan mengatur kerja kurva CDI Dual Band secara otomatis. - Jika Saklar On/Off ditekan maka Smart BOX akan memilih kurva CDI Dual Band hanya sebagai Power Booster akan aktif. Ingat Saklar harus dimatikan, bila tidak maka CDI akan berada pada kurva II saja. - Jika Saklar Micro ditekan maka Smart BOX akan memilih kurva CDI Dual band sebagai RPM Booster, biasa digunakan pada saat Engine Break. - Jika dihubungkan dengan Transmisi, maka Smart BOX akan menjadi RPM Booster pada saat pemindahan gigi (Shift Up). Pada saat pemindahan gigi Smart Box akan mengaktifkan kurva II dalam waktu 0,5 detik. Hal ini diterapkan utk membantu meningkatkan torsi dan menjaga RPM pada saat perpindahan gigi. - Digital Smart Box sangat baik digunakan untuk keperluan balap. XIII. Automatic Low Voltage Protection/ ALVP Low Voltage Protection AUTOMATIC Automatic Low Voltage Protection merupakan salah satu keunggulan revisi terbaru dari CDI BRT, dimana ALVP berfungsi untuk memproteksi resiko kerusakan CDI yang disebabkan baterai/accu rusak atau tekor. ALVP akan berkerja jika tegangan kurang dari 11 Volt, sebagai indikasi maka CDI akan mengalami seperti ada batasan atau limiter. Perhatikan grafik ilustrasi berikut ini : V Batere (Volt) 18 17 16 Tegangan Kerja Batere yang direkomendasikan 15 12 s/d 18 Volt 14 13 12 11 10 9 8 7 6 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 RPM x 1000 Gambar 25 : Grafik karakteristik Automatic Low Voltage Protection Catatan : Gejala yang timbul bila ALVP bekerja maka akan timbul gejala limiter(brebet) dan menandakan bahwa ACCU sudah harus diganti atau di Cas. XIV. CDI Master Chip CDI Master Chip adalah CDI Modern berbasis teknologi Digital yang mengadopsi Hyperband atau tanpa batasan/limiter yang mampu berkerja sampai 20.000 RPM. CDI Master Chip terdiri dari Master yaitu CDI dan Chip Map adalah Kurva pengapian dikendalikan oleh Micro Computer. CDI Master Chip wajib dimiliki oleh setiap Tuner/Mekanik Balap, karena CDI ini dilengkapi 16 Chips Map yang terdiri dari 16 kurva pengapian yang berbeda. Kurva pengapian tersebut terdiri dari 27° sampai 42° BTDC (Before Top Dead Center = Sebelum Titik Mati Atas/ Sebelum TMA), dimana setiap chip berbeda 1°. Oleh sebab itu para mekanik balap pasti akan menemukan setingan yang tepat dengan kondisi mesin yang telah dimodifikasi untuk menghasilkan power yang besar dan akselerasi yang cepat. X.IV.1. Cara Membaca Chip Map - P.I.D = Program Indentifikasi Data. CHIP MAP P.I.D Pick Up BTDC - K15SR4 merupakan kode program : K15SR4 produksi. : 38mm - Pick Up = Panjang Tonjolan Pulser. : 15° - 27° 38mm menunjukkan panjang tonjolan pulser yang harus dipakai. - BTDC = Derajat Timing Kurva Pengapian sebelum TMA. Saat Idle/Langsam : 15° Sebelum TMA. Saat Advance : 27° Sebelum TMA. Catatan : - Chip Map tersedia 16 pcs yaitu 15°-27° s/d 15°-42°. XIV.2. Aplikasi CDI Master Chip Cdi Master Chip merupakan CDI universal yang dapat diaplikasikan pada semua motor 4 langkah. Beberapa hal yang diperhatikan : 1. Pin Koneksi harus benar. 2. Panjang Pick Up/Tonjolan pulser harus sesuai yang tertera di label Chip Map. Dalam aplikasinya CDI Master Chip sangat bermanfaat untuk menyeting mesin dengan hasil maksimal dan sangat mudah digunakan karena cukup mengganti-ganti Chip Map yang sesuai dengan kondisi settingan mesin layaknya seperti ganti spuyer karburator. XV. CDI Special Order CDI Master Chip wajib dimiliki setiap tuner/mekanik sebagai Development Tools (Alat Riset dan Pengembangan), karena bila setting mesin telah cocok dengan Chip Map tertentu maka tuner dapat langsung order CDI sesuai program Chip Map yang dipesan dengan harga normal. Cara memesan CDI Special Order 1. Tentukan model soket CDi yang diinginkan. 2. Sebutkan P.I.D, Panjang Pick Up dan BTDC. 3. Hubungi Customer Service BRT melalui telepon/SMS di +62-852-1326-22-11.